Tahap Perilaku PERILAKU KONSUMSI MAKANAN a. Pengertian Perilaku
30 f
Evaluasi Evaluation, Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria-kriteria yang telah ada.
Ditambahkan oleh Ujang Sumarwan 2011:148, pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai
macam produk dan jasa serta pengetahuan lainnya yang terkait dengan produk dan jasa tersebut dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai
konsumen. Sementara itu, Tatik Suryani 2008:162 mengungkapakan bahwa
pengetahuan yang termasuk dalam domain kognitif berkenaan dengan hal-hal yang diketahui individu atau pengalaman individu baik yang sifatnya langsung
atau tidak langsung dengan objek sifat. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau
angket yang menanyakan tentang materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.
Menurut Soekidjo Notoadmojo 2003:138 pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri maupun orang lain,
pengalaman yang sudah diperoleh dapat memperluas pengetahuan seseorang. b. Tingkat pendidikan
Pendidikan dapat membawa wawasan atau pengetahuan seseorang yang berpendidikan lebih tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih luas
dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah.
31 c. Keyakinan
Biasanya keyakinan diperoleh secara turun temurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. Keyakinan ini bisa mempengaruhi pengetahuan
seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. d. Fasilitas
Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran dan buku.
e. Penghasilan Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang.
Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas sumber informasi.
f. Sosial budaya
Kebudayaan setempat dan kebiasaan dalam keluarga dapat mengetahui pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu.
Pengetahuan dapat diperoleh dari materi kuliah yang diperoleh oleh mahasiswa jurusan boga FT UNY misalnya Pendidkan Konsumen dan
Pengetahuan Gizi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan adalah
semua hal atau informasi yang yang diperoleh dari pengindraan penglihatan, pendengaran, peraba, perasa, penciuman. Informasi tersebut dapat terdiri dari
informasi produk, informasi jasa dan lainnya. Pengetahuan merupakan bagian dari faktor kognitif yang mencakup persepsi yang diperolehdari pengalaman,
pendidikan, keyakinan, fasilitas, sosial dan budaya.
32
2 Sikap attitude
Menurut Soekidjo Notoatmodjo 2013:140, sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau objek.
Sementara itu, menurut Ujang Sumarwan 2011:194, sikap konsumen merupakan ungkapan perasaan konsumen tentang suatu objek, apakah disukai
atau tidak, dan sikap juga bisa menggambarkan kepercayaan konsumen terhadap atribut dan manfaat dari objek tersebut. Sikap yang termsasuk domain
afektif berkenaan dengan perasaan dan emosi seseorang mengenai objek Tatik
Suryani, 2008:163.
Sikap bermula dari perasaan suka atau tidak suka yang terkait dengan kecenderungan seseorang dalam merespon sesuatu atau obyek. Sikap juga
sebagai ekspresi dari nilai-nilai atau pandangan hidup yang dimiliki oleh seseorang. Suatu sikap bisa dibentuk sehingga terjadi perilaku atau tindakan
yang diinginkan, Soekidjo Notoatmodjo, 2007:143 menjelaskan bahwa sikap itu
mempunyai 3 komponen pokok yaitu :
a Kepercayaan keyakinan, ide, dan konsep terhadap suatu objek. b Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
c Kecenderungan untuk bertindak tend to behave. Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh.
Seperti halnya pengetahuan, sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu: a Menerima receiving
Menerima juga dapat diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek. pada tahapan ini, seseorang
mampu menerima semua tahapan dari pengetahuannya tentang hal-hal yang sudah diterimanya.
33 b Menanggapi responding
Menanggapi diartikan memberi jawaban atau tanggapan terhadap pernyataan atau objek yang dihadapi. Tahap ini seseorang mampu menanggapi
hal-hal yang sudah diterimanya. c Menghargai valuing
Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus. Dalam arti membahasnya dengan orang lain
bahkan mengajak atau mempengaruhi orang lain untuk merespons. d Bertanggung jawab responsible
Sikap yang paling tinggi tindakannya adalah bertanggung jawab terhadap apa yang telah diyakininya. Ini adalah tahapan terakhir dari sikap, di sini
seseorang harus mampu bertanggung jawab dengan apa yang sudah mereka peroleh.
Dari beberapa pendapat para ahli di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan sikap adalah suatu pendapat, perasaan,
keyakinan seseorang tentang suatu hal yang memberikan kecenderungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan pendapat, perasaan dan
keyakinannya atau bentuk dari respon suka tidaknya dengan obyek yang dirasakannya.
3 Tindakan practice
Suatu sikap belum semuanya terwujud dalam suatu tindakan overt behavior. Untuk mewujudkan sikap, menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan
faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah
fasilitas Soekidjo Notoatmojo, 2012:143.
34 Tatik suryani 2008:163 mengungkapkan bahwa domain konatif yang
berkenaan dengan predisposisi atau kecenderungan individu untuk melakukan suatu tindakan berkenaan dengan objek sikap. Sehingga tindakan merupakan
bentuk reaksi dari sikap. Sesudah seseorang mengetahui sebuah stimulus atau objek, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan akan melaksanakan atau
mempraktikkan apa yang diketahui atau disikapinya nilai baik. Inilah yang
disebut praktik practice.
Soekidjo Notoatmojo menambahkan bahwa praktik atau tindakan
dibedakan menjadi tiga tingkatan menurut kualitasnya, yakni: a Praktik terpimpin guided response
Apabila suatu objek atau seseorang telah melakukan sesuatu tapi masih tergantung pada tuntutan atau penggunaan panduan. Pada tahapan ini
seseorang dapat mempraktikkan dengan cara melihat dari media, baik media
cetak maupun elektronik, kemudian mempraktikannya.
b Praktik secara mekanisme mechanism Apabila subjek atau sesorang telah melakukan atau memperhatikan suatu
hal secara otomatis, maka disebut praktik atau tindakan mekanis. Pada tahapan ini seseorang melakukan praktik atau bertindak, namun sudah bisa memilih dan
menyikapi hal-hal yang baik untuk dilakukan. c Adopsi adoption
Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah berkembang. Artinya, apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas atau mekanisme saja, tetapi
sudah dilakukan modifikasi, atau tindakan atau perilaku yang berkualitas.
35 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tindakan adalah praktik
nyata atau aksi dari sikap terhadap pengetahuan atau stimulus yang telah diperoleh. Tindakan merupakan proses akhir dari perilaku. Jika seseorang sudah
melakukan tindakan berarti stimulus atau rangsangan yang ada dapat diterima dengan maksimal. Selain dengan adanya tindakan, dapat diketahui suka atau
tidak sukanya seseorang terhadap suatu objek. Selain itu tindakan merupakan bentuk nyata dari sikap terhadap objek. Dalam arti lain, tahap dari pembentukan
perilaku diantaranya: input pengetahuan, proses sikap dan output tindakan.