42 Diungkapkan oleh Dinas Perumahan Propinsi DKI Jakarta, “ rumah kos
adalah rumah yang penggunannya sebagian atau seluruhnya dijadikan sumber pendapatan oleh pemiliknya dengan jalan menerima penghuni pemondokan
minimal 1 satu bulan dengan memungut uang pemondokan”. Ditambahkan oleh Peraturan Daerah Kota Pontianak nomor 17 tahun 2002 bahwa rumah kos
adalah usaha perorangan dengan mempergunakan sebagian atau seluruh dari rumah tinggalnya untuk penginapan bagi setiap orang dengan perhitungan
pembayaran bulanan Thesis Binus, 2009:11. Rumah kos mempunyai banyak fungsi. Seperti yang diungkapkan oleh
Pramudi Utomo 2009:12, fungsi kos-kosan merupakan : 1 sarana tempat tinggal sementara bagi mahasiswa yang pada umumnya berasal dari luar daerah
selama masa studinya, 2 sarana tempat tinggal sementara bagi masyarakat umum yang bekerja di kantor atau tidak memiliki rumah tinggal agar berdekatan
denga lokai kerja, 3 sarana latihan pembentukan kepribadian mahasiswa untuk lebih berdisiplin, mandiri dan bertanggung jawab karena jauh dari keluarga, 4
tempat untuk menggalang pertemanan dengan mahasiswa lain dan hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya.
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN Hasil penelitian yang mendukung penelitian ini yaitu:
1. Penelitian Suryono Saputro 2000 yang berjudul “Preferensi Iklan Dan
Produk Serta Hubungannya Dengan Konsumsi Fast Food dan Mie Instan Pada Remaja Siswa SMU Negeri 1 Bogor” menunjukkan preferensi responden
terhadap produk warna, aroma, kemasan, rasa bervariasi, faktor iklan TV lebih dominan pada produk CFC, AW, Mc Donald’s, Mie Gelas, dan Pop Mie, alasan
43 utama responden mengkonsumsi fast food dan mie instan adalah untuk
melepaskan rasa lapar 79.70-96.67 alasan gengsi 1.25-17.34 menambah tenaga 4.07-8.65, secara umum faktor keluarga dan iklan TV
mempengaruhi konsumsi fast food dan mie instan. 2.
Wiwin Indrawati 2000 yang berjudul “ Pengaruh Iklan Makanan Di Media Massa Terhadap Persepsi Makanan Tradisional Indonesia Di Kalangan Pelajar
SMU Negeri 1 Ungaran Kabupaten Semarang Jawa Tengah” menunjukkan frekuensi melihat iklan makanan di televisi rata-rata dilakukan lebih dari 6 kali per
hari, televisi merupakan media yang paling banyak digunakan responden sebagai sumber informasi 77, reaksi responden pada iklan makanan
ditanggapi secara positif oleh 45 responden 60 yang sering membeli makanan yang ditawarkan di Indonesia.
3. Susanta 2008 yang berjudul “Respon Konsumen Terhadap Iklan Mie
Sedaap” menunjukkan 1 kekuatan iklan Mie Sedaap versi Titi Kamal memiliki skor 1.244 yang berada pada kategori sedang, 2 respon konsumen terhadap
iklan Mie Sedaap dengan menggunakan skema AIDCA adalah awareness 99, interest 93, desire 91, conviction 76, dan action 75, 3 kekuatan respon
konsumen berada pada skor 22-47, yaitu kategori sangat lemah sampai sedang, 4 terdapat hubungan antara kekuatan iklan dengan respon konsumen terhadap
Iklan Mie Sedaap dengan koefisien korelasi sebesar 0.28, meskipun korelasi tersebut lemah namun hubungan tersebut signifikan pada level α = 0.05.