Warna PERUBAHAN MUTU SOSIS, NAGET AYAM DAN DAGING AYAM BERBUMBU SELAMA PENYIMPANAN

semakin mengarah pada kebusukan, maka nilai kelunakkan biasanya akan semakin besar dan bahan akan lebih mudah hancur. Selain itu, besarnya peningkatan nilai kelunakkan pada daging ayam berbumbu juga dipengaruhi oleh karakteristik kemasan seperti ketebalan kemasan yang dapat melindungi produk dari benturan dan tumpukan berlebihan yang dapat menyebabkan produk rusak dan lunak.

6. Warna

Penentuan mutu bahan makanan secara langsung dapat dilakukan dengan mempertimbangkan bentuk warna dari bahan makanan tersebut. Menurut Singh 1994 warna pada bahan pangan merupakan hasil dari faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi perlakuan sebelum dan pasca panen. Faktor tersebut diantaranya adalah bahan pengemas, cahaya, proses pengolahan, pigmen dan zat warna yang ditambahkan, serta karakteristik fisik yang mempengaruhi kecerahan dan kekeruhan bahan. Pengukuran nilai warna berhubungan dengan panjang gelombang yang dipantulkan dan diteruskan pada colortec meter. Hal yang diamati pada saat melihat warna adalah Hue, Saturation or Chroma, Luminance dan Lightness or Value. Pengukuran menggunakan alat colortec meter akan menghasilkan nilai L, a, dan b, nilai ini diperoleh nilai derajat Hue dan Chroma pada bahan. Nilai Chroma yang besar pada sosis, naget ayam dan daging ayam berbumbu tidak bisa menggambarkan perubahan warna yang terjadi, sehingga perubahan warna hanya dilakukan dengan mengukur nilai derajat Hue. Pada Gambar 8 disajikan grafik perubahan stabilitas warna pada sosis, naget ayam dan daging ayam berbumbu yang terjadi selama penyimpanan. Sosis yang disimpan dalam kemasan polipropilen rigid dan kemasan asli mengalami penurunan stabilitas warna yang hampir sama selama penyimpanannya, hal ini dilihat dari nilai slope yang tidak jauh berbeda yaitu 0,4181 pada kemasan polipropilen rigid dan 0,4418 pada kemasan asli. Penurunan nilai stabilitas warna dipengaruhi oleh zat warna dan keefektivitasan kemasan yang digunakan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi selama penyimpanan seperti suhu, kadar air, pH dan faktor lainnya. Berdasarkan nilai slopenya, sosis yang disimpan dalam kemasan polipropilen rigid mengalami penurunan stabilitas warna yang lebih kecil dibandingkan dengan kemasana asli. Hal ini disebabkan oleh tingkat kebusukan yang lebih kecil pada kemasan polipropilen yang ditunjukkan oleh nilai TVB dan pH yang lebih kecil peningkatannya selama penyimpanan. Grafik Warna Sosis y = -0.4418x + 52.4163 R 2 = 0.9625 y = -0.4181x + 51.7693 R 2 = 0.9452 30 35 40 45 50 55 60 65 5 10 15 20 25 30 35 40 45 LAm a Penyim panan hari D e ra ja t H u e Linear Sosis TP Linear Sosis PL Grafik Warna Naget Ayam y = -0.0507x + 77.0128 R 2 = 0.9076 y = -0.0321x + 77.0583 R 2 = 0.8937 74 74.5 75 75.5 76 76.5 77 77.5 78 78.5 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Lam a Penyim panan hari De ra ja t H u e Linear Nugget TP Linear Nugget PL Grafik Warna Ayam berbumbu y = --0.1877x + 82.5664 R 2 = 0.9271 y = -0.4068x + 84.1753 R 2 = 0.9003 76 78 80 82 84 86 2 4 6 8 10 12 14 16 Lama Penyimpanan hari Der a jat H u e Linear Ayam Bumbu TP Linear Ayam Bumbu ST Gambar 8. Grafik perubahan warna sosis, naget ayam dan daging ayam berbumbu selama penyimpanan. Perubahan yang terjadi dipengaruhi oleh karakteristik dan transmisi kemasan yang digunakan terhadap perubahan suhu, udara dan cahaya dari lingkungan yang berinteraksi dengan bahan. Kemasan polipropilen rigid yang lebih tebal dan transmisinya yang lebih kecil lebih mampu memperkecil perubahan warna yang terjadi akibat pengaruh lingkungan dibandingkan kemasan asli. Kemasan asli dengan transmisi yang lebih besar dan pengemasan yang tidak tertutup rapat menyebabkan sosis berinteraksi langsung dengan lingkungannya sehingga penurunan nilai warna yang terjadi sedikit lebih cepat dibandingkan dengan kemasan polipropilen rigid. Penggunaan kemasan polipropilen rigid pada sosis lebih baik dalam mengurangi perubahan warna yang terjadi selama penyimpanan dibandingkan dengan kemasan aslinya. Stabilitas warna pada naget ayam mengalami penurunan yang relatif sama selama penyimpanan. Penurunan stabilitas warna naget ayam berlangsung lebih cepat pada kemasan asli berdasarkan penurunan nilai slopenya yaitu -0,0507, sementara pada kemasan polipropilen rigid nilai slopenya adalah -0,0321. Penurunan nilai stabilitas warna yang lebih cepat pada kemasan asli disebabkan oleh penurunan nilai kadar air yang disebabkan oleh transmisi kemasan yang lebih besar sehingga kadar air dalam bahan menguap dan menyebabkan bahan mengering serta warnanya lebih cepat berubah. Hal ini juga menyebabkan terjadinya pengerasan pada permukaan case hardening bahan selama penyimpanan. Kemasan polipropilen rigid yang lebih tebal dengan transmisi lebih rendah terhadap gas dan uap air lebih baik dalam menghambat perubahan warna pada naget ayam dibandingkan dengan kemasan aslinya. Selama penyimpanan, daging ayam berbumbu mengalami penurunan nilai stabilitas warna. Penurunan lebih cepat terjadi pada kemasan styrofoam yang ditutup cling film, hal ini ditunjukkan oleh nilai slope yang lebih besar yaitu - 0,1877 dibandingkan kemasan polipropilen rigid dengan nilai slope sebesar - 0,4068. Penurunan stabilitas warna dipengaruhi oleh penurunan mutu yang terjadi selama penyimpanan seperti peningkatan nilai kadar air, menguapnya zat-zat volatil pembentuk warna dan faktor-faktor yang menyebabkan kebusukan pada bahan selama penyimpanan menyebabkan warna bahan menjadi pucat. Selain itu, nilai transmisi kemasan polipropilen rigid yang lebih kecil terhadap gas dan uap air menyebabkannya lebih mampu mempertahankan kondisi bahan terhadap kondisi lingkungan dan memperlambat penurunan nilai warna pada bahan.

7. Organoleptik a. Warna