49
kelompok dan dalam tingkat-tingkat pribadi, pertanyaan yang muncul seputar kevalidan tujuan utama. Dari keseluruhan proses, perlu untuk menghadapi
masalah-masalah tertentu yang muncul pada saat permainan peran diadakan. Sebaliknya, anggota yang hanya diam saja harus didorong untuk ikut
berpartisipasi. Ciptakan suasana yang tidak perlu takut untuk membagikan ide-ide, percaya bahwa tidak ada seorang pun yang akan mentertawakan masukannya atau
dengan kasar mengkritik kesimpulannya. Peserta yang terlalu memonopoli harus ditegur pada saat diskusi permainan peran supaya dia tidak mendominasi
kelompok sehingga justru menghentikan semangat diskusi. Penyelesaian masalah mungkin membutuhkan beberapa konseling pribadi di luar kelas.
Diakhir diskusi, kelompok secara kolektif mengukur keefektifan dalam memberikan solusi terhadap masalah yang diberikan di awal kegiatan. Teknik
bermain peran ini memberikan pendekatan untuk melibatkan murid-murid dalam proses belajar mereka sendiri terhadap penjelasan kemampuan asertif, evaluasi
perilaku, dan meluruskan perilaku tersebut dengan kenyataan.
2.5 Mengembangkan Kemampuan Asertif Melalui Layanan
Penguasaan Konten Metode Diskusi Kelompok dan Bermain Peran
Salah satu layanan yang dapat digunakan dalam meningkatkan kemampuan asertif siswa adalah layanan penguasaan konten dengan dukungan
metode diskusi kelompok dan bermain peran, karena layanan penguasaan konten merupakan layanan yang memungkinkan siswa menguasai konten atau
50
keterampilan tertentu dan membantu siswa untuk mengembangkan diri berkaitan dengan sikap, perilaku, kebiasaan dan mengatasi kesulitan belajarnya. Tujuan
umum dari layanan penguasaan konten mengajak siswa untuk mengenal dan mempelajari suatu konten baru yang dapat mengembangkan dirinya. Pemberian
layanan penguasaan konten yang sesuai dengan prinsip pengembangan motivasi belajar secara continue dan intensif maka akan membuat siswa termotivasi untuk
belajar. Dengan konten yang dipelajari siswa akan dapat diajak untuk menemukan
faktor-faktor yang dapat meningkatkan kemampuan asertif siswa karena dalam layanan penguasaan konten terdapat fungsi pengembangan dan pemeliharaan
berarti bahwa layanan yang diberikan dapat membantu para klien dalam memelihara dan mengembangkan keseluruhan pribadinya secara mantab, terarah,
dan berkelanjutan. Sedangkan dengan diskusi kelompok dan bermain peran merupakan metode pembelajaran yang dirasa tepat dalam upaya meningkatkan
kemampuan asertif siswa, karena di dalam diskusi kelompok dan bermain peran menstimulasi siswa untuk mau berbicara mengutarakan ide dan gagasannya dalam
diskusi kelompok dengan tegas tanpa adanya perasaan takut, malu, namun tetap menghargai perasaan orang lain.
Pemberian layanan penguasaan konten dengan metode diskusi kelompok dan bermain peran yang tepat akan dapat meningkatkan kemampuan asertif siswa
karena di dalam diskusi kelompok siswa dilatih berpikir secara logis dalam menyampaikan argumentasi, dan dalam menyampaikan argumentasi yang
dikemukakan akan mendapat penilaian dari anggota lain, sehingga diskusi
51
kelompok ini dapat meningkatkan kemampuan berpikir dalam memecahkan suatu masalah. Siswa dilatih untuk mengutarakan apa yang menjadi pemikirannya untuk
disampaikan didalam diskusi kelompok secara tegas, selain itu juga dengan diskusi kelompok, seorang siswa akan belajar untuk menghargai pendapat orang
lain. Selain menggunakan metode diskusi kelompok, metode bermain peran juga dapat dipandang tepat karena teknik ini dapat digunakan untuk melatih klien yang
mengalami kesulitan untuk menyatakan diri bahwa tindakannya adalah layak atau
benar. Berdasarkan paparan diatas maka dengan pemberian layanan penguasaan
konten metode diskusi kelompok dan bermain peran secara tidak langsung akan dapat menjadi latihan-latihan siswa untuk melatih kemampuan asertif siswa.
2.6 HIPOTESIS