a. Mencapai target, jika angka penyakit berbasis lingkungan menurun dan
tercapai target program kesehatan lingkungan yang ditetapkan oleh Kepmenkes RI No. HK.03.01160I2010.
b. Tidak mencapai target, jika angka penyakit berbasis lingkungan meningkat
dan program kesehatan lingkungan yang ditetapkan oleh Kepmenkes RI No. HK.03.01160I2010 tidak mencapai target.
3.6. Defenisi Operasional
Untuk memahami keseluruhan dari penelitian ini, maka akan ditemukan defenisi operasional dengan tujuan menghindari timbulnya perbedaan dalam
pengertian. 1.
Program kesehatan lingkungan adalah suatu program yang melakukan beberapa kegiatan untuk mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
2. Petugas adalah tenaga yang melaksanakan program kesehatan lingkungan di
puskesmas. 3.
Sarana dan prasarana adalah segala fasilitas yang dibutuhkan untuk pelaksanaan program kesehatan lingkungan.
4. Dana adalah sejumlah uang yang dipergunakan untuk pelaksanaan program
kesehatan lingkungan. 5.
Jumlah penyakit berbasis lingkungan yang meliputi antara lain ISPA, diare, DBD, malaria dan penyakit kulit.
6. Pedoman dan petunjuk teknis adalah buku pedoman yang dipergunakan untuk
pelaksanaan program kesehatan lingkungan.
Universitas Sumatera Utara
7. Kerjasama lintas program adalah petugas program kesehatan lingkungan
berkoordinasi dengan petugas program lain dipuskesmas. 8.
Kerjasama lintas sektor adalah suatu kegiatan koordinasi dengan sektor untuk memecahkan masalah kesehatan lingkungan di wilayah kerjanya.
9. Evaluasi adalah suatu kegiatan yang dilakukan petugas pelaksana program
kesehatan lingkungan dan seksi penyehatan lingkungan Dinas Kesehatan untuk mengetahui tingkat keberhasilan program.
10. Mencapai target jika semua program kesehatan lingkungan mencapai target yang
telah ditetapkan dalam Kepmenkes RI No. HK.03.01160I2010. 11.
Tidak mencapai target jika semua program kesehatan lingkungan tidak mencapai target yang telah ditetapkan dalam Kepmenkes RI No. HK.03.01160I2010.
3.7. Analisa Data
Analisa terhadap data yang diperoleh akan dilakukan secara deskriptif. Hasil yang berupa angka-angka akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekwensi dan
hasil pendapat responden mengenai seluruh program kesehatan lingkungan yang telah dilaksanakan akan dianalisis secara kualitatif, keseluruhan hasil yang diperoleh akan
dibandingkan dengan Kepmenkes RI Nomor HK.03.01160I2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1. Gambaran Umum dan Lingkungan 4.1.1. Kondisi Geografis
Kota Dumai terletak di pesisir timur Pulau Sumatera berhadapan dengan Pulau Rupat dan Selat Malaka pada posisi antara 1° - 23, 1° - 24, Bujur Timur dan
101° - 23 - 27, 101° - 28 - 13, Lintang Utara. Sejajar pantai terdiri dari tanah rawa bergambut dengan kedalaman 0-0,5m dan beberapa km kearah selatan terdapat
dataran dengan kemiringan 0-5 dengan luas wilayah keseluruhan 1.727.385 Km². Dengan batas wilayah administrasi sebagai berikut :
a. Sebelah utara dengan Selat Rupat
b. Sebelah timur kecamatan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis
c. Sebelah selatan dengan kecamatan Mandau dan Bukit Batu Kabupaten Bengkalis
d. Sebelah barat dengan kecamatan Tanah Putih dan Bangko Kabupaten Rokan
Hilir Secara geografis letak kota Dumai sangant strategis dimana posisinya sebagai
gerbang Propinsi Riau bagian utara yang memiliki aksesibilitas tinggi terhadap Negara Malaysia dan Singapura.
Iklim di Kota Dumai adalah tropis basah dengan curah hujan rata-rata antara 200-300 mm, dengan musim kemarau antara bulan Maret sampai Agustus dan musim
hujan antara bulan September sampai dengan Februari serta suhu udara rata-rata 24- 33ºC.
Universitas Sumatera Utara