Jalur Langsung Jalur Transmisi Kebijakan Moneter

2.4. Jalur Transmisi Kebijakan Moneter

Sejalan dengan perubahan struktur perekonomian dan perkembangan yang cukup pesat dibidang keuangan, terdapat lima jalur channels mekanisme transmisi kebijakan moneter. Kelima jalur tersebut meliputi jalur moneter langsung direct monetary channel, jalur suku bunga interst rate channel, jalur harga aset asset price channel, jalur kredit credit channel dan jalur ekspektasi expectation channel.

2.4.1. Jalur Langsung

Transmisi kebijakan moneter melaui jalur langsung atau jalur uang money channel mengacu pada teori klasik mengenai peranan uang dalam perekonomian, yang pertama kali dijelaskan dalam teori kuantitas uang atau Quantity Theory of Money Fisher, 1911. Pada dasarnya teori ini menggambarkan kerangka yang jelas mengenai analisis hubungan langsung antara uang beredar dan harga yang dinyatakan dalam suatu persamaan: MV = PT 2.1 di mana jumlah uang beredar M dikalikan dengan tingkat perputaran uang atau income velocity V sama dengan jumlah output atau transaksi riil T dikalikan dengan tingkat harga barang dan jasa P. Dalam keseimbangan, jumlah uang beredar yang digunakan dalam seluruh kegiatan transaksi ekonomi MV adalah sama dengan output nominal dihitung dengan harga yang berlaku yang ditransaksikan dalam Universitas Sumatera Utara ekonomi. Teori kuantitas uang ini menjelaskan bahwa permintaan uang oleh masyarakat semata-mata adalah untuk keperluan transaksi. Dalam perkembangannya, pendekatan ini diperbaharui oleh Keynes yang menyatakan bahwa motif permintaan masyarakat akan uang adalah untuk keperluan transaksi, berjaga-jaga dan spekulasi. Mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur uang merupakan konsekuensi langsung dari proses perputaran uang dalam perekonomian yang terdiri dari dua tahapan. Tahap pertama, bank sentral melakukan operasi moneter untuk pengendalian uang beredar di masyarakat, baik M1 maupun M2 melalui pengaturan uang primer base money sebagai sasaran operasional. Tahap kedua, bank-bank mengelola likuiditasnya dalam bentuk cadangan yang dapat dipergunakan sewaktu- waktu sebagai muara kegiatan utama bank-bank di bidang perkreditan dan pengerahan dana. Para pelaku ekonomi menyimpan dan menggunakan uang beredar M1 dan M2 untuk menopang kegiatan ekonominya. Secara matematis, mekanisme transmisi jalur uang dapat dijelaskan sebagai berikut. Pada tahap pertama, interaksi antar bank sentral dengan perbankan di pasar uang domestik yang tercermin pada pengganda uang atau money multiplier m yang menghubungkan base money M0 dengan uang beredar M sebagai berikut, M = M M 2.2 Pada tahap kedua, interaksi antarbank dengan para pelaku ekonomi yang tercermin pada hubungan erat antara uang beredar dengan transaksi ekonomi seperti Universitas Sumatera Utara yang dijelaskan dalam Quantity Theory of Money. Dalam hubungan ini, jumlah uang beredar yang diperlukan dalam perekonomian dapat dihitung sebagai berikut, M = V PT 2.3 dapat dilihat bahwa mekanisme transmisi kebijakan moneter melalui jalur uang dimulai dengan tindakan bank sentral mempengaruhi uang primer M0 sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Kemudian perubahan uang primer ini, dengan proses penggandaan uang ditransmisikan ke uang beredar M1, M2 untuk memenuhi permintaan masyarakat. Proses penggandaan uang dari uang primer menjadi uang beredar di masyarakat merupakan sisi penawaran uang beredar yang seterusnya perubahan jumlah uang beredar dalam msayarakat akan mempengaruhi berbagai kegiatan ekonomi, terutama inflasi dan output riil. 2.4.2. Jalur Suku Bunga Berbeda dengan jalur langsung yang menekankan aspek kuantitas proses perputaran uang perekonomian, jalur suku bunga lebih menekankan pentingnya aspek harga di pasar keuangan terhadap berbagai aktivitas ekonomi di sektor riil. Dalam kaitan ini, kebijakan moneter yang diambil bank sentral akan berpengaruh terhadap perkembangan berbagai suku bunga di sektor keuangan dan selanjutnya akan berpengaruh pada tingkat inflasi dan output riil. Pada tahap pertama, operasi moneter bank sentral akan mempengaruhi suku bunga jangka pendek, seperti suku bunga Universitas Sumatera Utara Setifikat Bank Indonesia SBI dan suku bunga pasar uang antarbank PUAB. Selanjutnya perubahan ini akan memberikan pengaruh pada suku bunga deposito yang ditawarkan bank kepada masyarakat penabung dan pada suku bunga kredit yang dibebankan bank kepada debiturnya. Proses perubahan suku bunga bank ke masyarakat pada umumnya tidak berlangsung segera, tetapi terdapat tenggang waktu time lag terutama karena kondisi internal bank dalam pengelolaan aset dan kewajibannya. Pada tahapan berikutnya, transmisi melalui jalur suku bunga dari sektor keuangan ke sektor riil akan tergantung pada pengaruhnya terhadap permintaan konsumsi dan investasi. Pengaruh suku bunga terhadap konsumsi berkaitan erat dengan peranan suku bunga sebagai komponen pendapatan masyarakat dari deposito income effect dan bunga kredit sebagai sumber pembiayaan konsumsi substitution effect. Sementara itu pengaruh suku bunga terhadap investasi terjadi karena bunga kredit merupakan komponen biaya modal cost of capital, di samping yield obligasi dan deviden saham. Pengaruh perubahan suku bunga terhadap investasi dan konsumsi akan berdampak pada permintaan agregat yang pada gilirannya akan menetukan tingkat inflasi dan output riil. Mekanisme transmisi jalur tingkat bunga dari ekspansi moneter adalah peningkatan permintaan agregat sebagai akibat peningkatan ekspektasi inflasi dan penurunan tingkat bunga riil. Penurunan tingkat bunga riil akan meningkatkan investasi dan menurunkan biaya modal dalam proses produksi sehingga output agregat naik. Universitas Sumatera Utara Tingkat bunga merupakan kunci mekanisme transmisi moneter dalam model IS, model LM, model AD dan model AS. Peningkatan stok uang akan menurunkan tingkat suku bunga riil dan biaya modal serta meningkatkan investasi bisnis. Peningkatan investasi pada akhirnya akan meningkatkan output agregat. Penurunan tingkat suku bunga riil juga akan meningkatkan pengeluaran untuk pembelian rumah dan barang tahan lama. Oleh sebab itu penurunan tingkat suku bunga akibat ekspansi moneter akan meningkatkan belanja atau konsumsi dan permintaan agregat. Pada tingkat suku bunga nominal yang sangat rendah, ekspansi moneter akan meningkatkan ekspektasi tingkat harga dan inflasi, akibatnya tingkat suku bunga riil turun. Penurunan tingkat suku bunga riil akan menurunkan biaya modal dan biaya memegang uang, kemudian menstimulasi pengeluaran bisnis dan konsumen. Peningkatan pengeluaran bisnis dan konsumen pada akhirnya akan meningkatkan permintaan agregat. Mekanisme transmisi jalur tingkat bunga dirumuskan dalam bentuk, yaitu: m  p   r   i   y  dimana: m = stok uang nominal, r = tingkat bunga riil, p = ekspektasi tingkat harga, i = investasi riil, dan y = output riil agregat. Universitas Sumatera Utara

2.4.3. Jalur Kredit