Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi

4.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Selama tahun 2000 perekonomian Indonesia menunjukkan pemulihan ekonomi yang semakin kuat dengan pola pertumbuhan ekonomi yang semakin seimbang. Pertumbuhan produk domestik bruto PDB tahun 2000 mencapai 4,9. Selama tahun 2000, perekonomian Indonesia menunjukkan proses pemulihan yang semakin mantap dengan sumber pertumbuhan yang semakin seimbang. Seluruh sektor atau kegiatan ekonomi memberikan sumbangan yang positif terhadap pertumbuhan PDB. Namun, pertumbuhan perekonomian Indonesia dalam tahun 2001 mengalami perlambatan. PDB 2001 tumbuh sebesar 3,4, lebih rendah dibandingkan tahun lalu yang mencapai 4,9. Untuk tahun berikutnya yaitu pada tahun 2002 bersamaan dengan membaiknya indikator makro moneter seperti inflasi, nilai tukar, dan suku bunga, perekonomian Indonesia sepanjang 2002 secara umum masih mengindikasikan proses pemulihan ekonomi. PDB 2002 dengan harga berlaku mencapai Rp 1.610,0 triliun. Sementara itu, pertumbuhan PDB 2002 dengan harga konstan mencapai 3,7, meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 3,4. Dengan pertumbuhan tersebut, PDB 2002 dengan harga konstan baru mencapai Rp.426,7 triliun, masih lebih rendah dari PDB 1997 senilai Rp.433,2 triliun. Perkembangan ini 58 Universitas Sumatera Utara menandakan perekonomian Indonesia belum sepenuhnya pulih dari krisis yang berlangsung sejak 1997 silam. Aktivitas ekonomi yang meningkat tercermin dari meningkatnya permintaan konsumsi baik di sektor rumah tangga maupun di sektor pemerintah, sedangkan kegiatan investasi belum menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Dari sisi permintaan luar negeri, kinerja ekspor yang mengalami kontraksi tidak terlepas dari kondisi perekonomian dunia yang belum pulih, persaingan yang semakin ketat di pasar global, adanya hambatan ekspor seperti pengalihan perdagangan seiring dengan terbentuknya blok-blok perdagangan trade diversion dan proteksionisme, serta daya saing produk Indonesia di pasar global yang menurun. Seiring dengan membaiknya indikator makroekonomi, yaitu inflasi yang rendah, tingkat suku bunga yang menurun, dan nilai tukar yang menguat, kinerja perekonomian pada 2003 terus menunjukkan perbaikan. Perekonomian tumbuh 5,1, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 3,7. Pertumbuhan ekonomi pada 2004 menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2003. Perekonomian pada tahun 2004 dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang bersumber dari sisi internasional dan domestik. Dari sisi luar negeri, melonjaknya harga minyak dan kecenderungan suku bunga global yang mulai meningkat merupakan kondisi yang tidak saja mempengaruhi kinerja sektor eksternal, tetapi juga mengganggu stabilitas kurs rupiah yang selanjutnya mempengaruhi inflasi. Dari sisi dalam negeri, upaya mendorong kegiatan investasi mengalami kendala khususnya sisi Universitas Sumatera Utara pembiayaan yang dirasakan belum optimal, iklim investasi yang belum kondusif, serta masih rendahnya daya saing. Untuk tahun 2005 perekonomian Indonesia pada tumbuh sebesar 5,6, lebih tinggi dibandingkan tahun 2004 sebesar 5,1. Kegiatan ekonomi didukung oleh peningkatan pertumbuhan permintaan domestik yang dibarengi dengan penurunan impor yang tajam. Selain itu pertumbuhan disumbang oleh sektor perdagangan dan sektor industri pengolahan. Kodisi yang terjadi dimana tingginya harga minyak dunia dan berlanjutnya siklus pengetatan moneter global menimbulkan tekanan yang kuat terhadap kondisi fiskal dan neraca pembayaran akibat pola ekspansi perekonomian yang relatif masih rentan. Perekonomian Indonesia tahun 2006 berada dalam tren yang membaik setelah sebelumnya sempat melemah terutama akibat penurunan daya beli masyarakat pasca kenaikan harga BBM Oktober 2005. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2006 mencapai 5,5 banyak didorong peningkatan stimulus fiskal serta kinerja ekspor yang tetap tinggi sehingga dapat menahan dampak pelemahan daya beli masyarakat tersebut. Secara sektoral, peningkatan pertumbuhan terutama terjadi pada kelompok sektor primer dan kelompok sektor jasa. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2006, bahkan merupakan pencapaian tingkat pertumbuhan tertinggi pasca krisis. Secara keseluruhan perekonomian berkembang menuju kondisi yang lebih baik meskipun masih dihadapkan pada sejumlah permasalahan yang bersumber baik dari sisi global maupun domestik. Dari sisi eksternal, dampak lonjakan harga minyak dan krisis subprime mortgage di AS dapat Universitas Sumatera Utara diminimalkan sehingga stabilitas nilai tukar rupiah, inflasi, dan defisit fiskal tetap terjaga. Terciptanya stabilitas makroekonomi di dalam negeri serta perbaikan daya beli masyarakat memberikan landasan yang kokoh dan kondusif bagi penguatan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2007. Setelah menurun menjadi 5,5 pada tahun 2006, pertumbuhan ekonomi meningkat signifikan pada tahun 2007 hingga mencapai 6,3 . Tabel 4.1. Perkembangan Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Periode 2000:1 – 2008:4 Periode PDB Rp milyar Periode PDB Rp milyar 2000:1 342.852,40 2004:3 423.852,30 2000:2 340.865,20 2004:4 418.131,70 2000:3 355.289,50 2005:1 426.612,10 2000:4 350.762,80 2005:2 436.121,30 2001:1 356.114,90 2005:3 448.597,70 2001:2 360.533,00 2005:4 439.484,10 2001:3 356.240,40 2006:1 448.485,30 2001:4 367.517,40 2006:2 457.636,80 2002:1 368.650,40 2006:3 474.903,50 2002:2 375.720,90 2006:4 466.101,10 2002:3 387.919,60 2007:1 475.532,90 2002:4 372.925,50 2007:2 488.025,60 2003:1 386.743,90 2007:3 506.167,90 2003:2 394.620,50 2007:4 493.365,40 2003:3 405.607,60 2008:1 505.242,60 2003:4 390.199,30 2008:2 519.359,30 2004:1 402.597,30 2008:3 538.566,80 2004:2 411.935,50 2008:4 518.935,00 Sumber: BPS dan BI Pada tahun 2008, kondisi perekonomian Indonesia kembali diwarnai oleh perkembangan yang sangat dinamis dan penuh tantangan akibat gejolak Universitas Sumatera Utara perekonomian dunia yang relatif drastis perubahannya. Meskipun tumbuh tinggi sampai dengan triwulan III-2008, pertumbuhan ekonomi Indonesia secara drastis melambat pada triwulan IV-2008 seiring dengan perlambatan ekonomi dunia yang semakin dalam. Perlambatan pertumbuhan terjadi pada seluruh komponen permintaan agregat, terutama ekspor yang anjlok secara tajam seiring dengan turunnya harga komoditas dan pertumbuhan negara mitra dagang. Meski melambat signifikan pada triwulan IV-2008, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2008 tercatat sebesar 6,1, hampir menyamai pertumbuhan tahun sebelumnya yang mencapai 6,3. Sampai dengan triwulan III-2008, perekonomian Indonesia tumbuh tinggi.

4.1.2. Perkembangan Stok Uang Base Money