Proses Pembelajaran Kelompok Eksperimen

Gambar 4.8 memperlihatkan tahapan metode pictorial riddle yaitu tahapan menganalisis masalah melalui pertanyaan berbentuk divergent. Pada point a menunjukkan bahwa siswa masih butuh bimbingan guru dalam mencari solusi penyelesaian luas dan keliling bangun jajar genjang. Peneliti menyadari bahwa tahapan ini sulit dilakukan siswa. Hal ini disebabkan adanya proses penemuan konsep baru dalam mencari luas dan keliling bangun jajar genjang. Hasil kegiatan siswa pada point b membuktikan bahwa siswa berhasil menemukan solusi penyelesaian dengan rumus baku luas dan keliling bangun jajar genjang. Proses pembelajaran ini dapat melatih siswa dalam membentuk model matematik atau notasi matematik dengan baik dan benar. a b Gambar 4.9 a Siswa Mencoba Menyimpulkan Hasil Kegiatan b Hasil Kesimpulan Sementara Siswa Pada Bangun Jajar Genjang Berdasarkan beberapa kegiatan yang telah dilakukan, pada point a siswa mencoba menyimpulkan hal-hal penting yang dimiliki bangun jajar genjang. Sikap saling menghargai adalah hal penting dalam menemukan suatu kesepakatan bersama. Maka pada point b menyatakan bahwa salah satu kelompok belajar memaknai bangun jajar genjang sebagai bangun datar segiempat yang mempunyai sisi berhadapan atau sejajar yang sama. Gambar 4.9 diatas merupakan tahapan membuat kesimpulan pada metode pictorial riddle. Tahapan terakhir pada metode pictorial riddle adalah menganalisis kebenaran kesimpulan. Tahapan ini merupakan kegiatan guru bersama siswa dalam menganalisis kesimpulan sebelumnya. Hal ini perlu dilakukan agar siswa terhindar dari penyimpangan konsep pembelajaran. a b Gambar 4.10 a Guru Bersama Siswa Menganalisis Kesimpulan Sebelumnya b Hasil Kesimpulan Siswa Pada Bangun Jajar Genjang Gambar pada point a menunjukkan bahwa guru menganalisis kesimpulan-kesimpulan dari setiap kelompok belajar. Maka pada point b hasil kesimpulan yang diambil adalah siswa dapat menyatakan solusi penyelesaian dalam mencari luas dan keliling bangun jajar genjang sama dengan mencari luas dan keliling bangun persegi panjang.

2. Proses Pembelajaran Kelompok Kontrol

Pembelajaran pada kelompok kontrol sama dengan kelompok eksperimen yaitu 6 kali pertemuan dengan pokok materi bangun datar segiempat. Pada prosesnya kelompok kontrol diajarkan dengan metode ekspositori melalui beberapa pembaharuan. Karakteristik metode ekspostori dengan guru sebagai pusat kegiatan pembelajaran merupakan salah satu penyebab kurang berkembangnya kemampuan representasi matematis siswa. Mengacu pada kurikulum 2013 maka peneliti melakukan beberapa pembaharuan pada tahapan metode ekspositori. Pembaharuan tersebut terletak pada tahapan metode ekspositori yang meliputi proses mengamati, menanya, mengeksplorasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan. a b Gambar 4.11 a Guru Mengajak Siswa Mengamati Bangun Trapesium b Siswa Mencoba Bertanya dari Hasil Pengamatan Gambar 4.11 menampilkan tahapan metode ekspositori berdasarkan kurikulum 2013 yaitu kegiatan mengamati dan bertanya. Pada point a peneliti memperlihatkan beberapa jenis bangun datar trapesium disertai penjelasan bangun tersebut. Siswa diajak mengamati jenis-jenis bangun trapesium kemudian menjelaskan sifat-sifat yang dimiliki bangun trapesium. Pada point b siswa mencoba menanyakan hal yang belum dipahami, namun kegiatan ini kurang efektif karena memang tidak ada proses diskusi antar siswa. Maka dapat dikatakan bahwa proses tanya jawab hanya dilakukan antara guru dengan siswa. Kegiatan mengamati dan bertanya ini belum menunjukkan kemampuan representasi matematis siswa secara maksimal. Hal ini disebabkan siswa tidak terlibat langsung dalam mencari konsep bangun datar segiempat. a b Gambar 4.12 a Siswa Mencoba Menemukan Sifat, Luas dan Keliling Trapesium b Siswa Mencoba Menjawab di Papan Tulis Pada point a memperlihatkan kegiatan siswa yang belum optimal. Siswa cenderung bermain dan tidak berusaha mencari solusi penyelesaian dari pertanyaan yang penulis berikan. Hanya beberapa siswa yang merespon dan mencari solusi penyelesaian sedangkan siswa lainnya hanya diam mungkin memang tidak menyukai pelajaran matematika atau enggan dalam mencari jawaban. Maka pada point b penulis berinisiatif agar siswa menuliskan solusi penyelesaian di papan tulis, namun hanya sebagian kecil siswa yang bersedia menuliskan di papan tulis. Hal ini dipengaruhi akibat kurang terlibatnya siswa dalam proses mencari konsep bangun trapesium secara mandiri karena memang proses pembelajaran tidak didesain adanya praktek kerja siswa. Konsep pembelajaran pada bangun segiempat ini meliputi sifat-sifat, luas dan keliling bangun segiempat. Gambar 4.12 diatas merupakan tahapan mengeksplorasi dan mengasosiasi pada metode ekspositori. Gambar 4.13 Siswa Mencoba Menyimpulkan Hasil Kegiatan Tahapan terakhir pada metode ekspositori adalah kegiatan menyimpulkan. Pada tahapan ini siswa mencoba menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan dan guru terlibat dalam mengoreksi kesimpulan siswa agar terhindar dari penyimpangan konsep materi ajar. Berdasarkan beberapa kegiatan sebelumnya yang kurang optimal, maka pada tahapan ini siswa mengalami kesulitan dalam membuat kesimpulan. Bahkan tidak jarang siswa pesimis dan meminta peneliti untuk menyimpulkan pembelajaran.

3. Hasil Tes Akhir Kemampuan Representasi Matematis Siswa

Tes akhir kemampuan representasi matematis siswa dilaksanakan pada pertemuan ke-7 selama 80 menit. Instrumen tes terdiri dari 11 soal berbentuk uraian dimana 2 soal mewakilkan indikator mengubah permasalahan menjadi gambar, 4 soal mewakilkan indikator menggunakan gambar untuk menyelesaikan masalah, 3 soal mewakilkan indikator menyajikan informasi kedalam model matematik dan 2 soal mewakilkan indikator menggunakan teks tertulis untuk menyelesaikan masalah. Perbedaan kemampuan representasi matematis kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tercermin dari hasil jawaban tes akhir kedua kelompok tersebut. Analisis hasil jawaban kelompok eksperimen