Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN
yang melambangkan objek atau proses dan berfungsi sebagai acuan untuk konsep-konsep abstrak serta sebagai alat bantu dalam pemecahan masalah.
5
Pentingnya kemampuan representasi matematis sebagaimana tercantum dalam kurikulum 2013 dan standar proses NCTM belum
seluruhnya disadari oleh bangsa ini. Terbukti pada hasil survey Programme for International Student Assessment PISA tahun 2009 menunjukkan bahwa
peringkat matematika siswa Indonesia terletak pada urutan ke 57 dari 65 negara dengan skor rata-rata 371. Skor rata-rata tersebut termasuk
kedalam kategori rendah, masih jauh dari kategori sedang yang memerlukan skor 496.
6
PISA memiliki beberapa kerangka penilaian literasi matematika dan salah satunya adalah kemampuan representasi matematis.
Oleh karena itu salah satu penyebab Negara Indonesia berada pada kategori rendah adalah kemampuan representasi siswa yang kurang.
Dilain pihak berdasarkan hasil penelitian saudara Erdy Poernomo dalam skripsinya yang berjudul ‘’Pengaruh Pembelajaran Kooperatif
Strategi Think-Talk-Write Menggunakan Masalah Kontekstual Terhadap Peningkatan Kemampuan Representasi Matematis Siswa
’’ di SMPN 4 Tangerang Selatan menyimpulkan bahwa persentase kemampuan representasi
visual hanya sebesar 60,41 berbeda dengan representasi simbolik yang mencapai 85,93 dan representasi verbal yang mencapai 71, 61. Hal ini
disebabkan siswa kurang memaksimalkan kemampuan representasi visual matematis untuk menyelesaikan masalah kontekstual. Pada pokok bahasan
sistem persamaan linear dua variabel siswa lebih mudah menggunakan metode eliminasi dan subsitusi daripada menggunakan metode grafik untuk
mencari solusi penyelesaian. Metode grafik dianggap lebih sulit untuk dipelajari, akibatnya kemampuan representasi visual siswa lebih rendah
dibandingkan dengan kemampuan representasi simbolik ataupun representasi verbal.
5
Kartini, ‘’Peranan Representasi dalam Pembelajaran Matematika’’, Makalah disampaikan pada Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika, FMIPA UNY,
Yogyakarta, 5 Desember 2009, h. 262-363.
6
http:www.oecd.orgpisa46643496.pdf, 14 April 2014, h. 8.
Keadaan yang sama juga diperoleh peneliti ketika melakukan pra- penelitian di SMP Muslim Asia Afrika pada Pokok Bahasan Bangun Datar
Segiempat. Pengujian kemampuan representasi matematis siswa dilakukan dengan cara memberikan tes tertulis melalui indikator pencapaian mengubah
permasalahan menjadi gambar dan menggunakannya untuk menyelesaikan masalah. Berdasarkan data tersebut, diperoleh nilai rata-rata kemampuan
representasi matematis siswa hanya sebesar 43,55 dengan 15 siswa berada pada nilai dibawah rata-rata. Hal ini telah membuktikan bahwa siswa
mengalami kesulitan dalam mengubah permasalahan menjadi gambar dan menggunakannya untuk mencari solusi penyelesaian pada bangun datar
segiempat. Padahal kemampuan representasi matematis penting dikuasai siswa pada konsep dasar bangun geometri ini sehingga siswa mampu
mengembangkannya pada bidang geometri yang lebih kompleks. Berdasarkan keadaan tersebut, kemampuan representasi matematis
perlu dimiliki siswa pada setiap jenjang pendidikan khususnya pada konsep dasar bangun geometri. Seorang ahli pendidikan geometri yaitu Van Hiele
menyatakan bahwa tiga unsur utama dalam pengajaran geometri yakni waktu, materi pengajaran dan metode pengajaran jika diterapkan dan diatur secara
terpadu dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa pada tingkat tertinggi.
7
Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyadari bahwa perlu adanya suatu metode untuk mengembangkan kemampuan representasi
matematis siswa. Dari berbagai macam metode pembelajaran yang telah dirumuskan para ahli pendidikan, maka peneliti mencoba untuk menerapkan
metode pictorial riddle. Hal ini dilakukan untuk membandingkan keefektifan metode pictorial riddle terhadap metode ekspositori.
Dalam pelaksanaannya, siswa diharapkan mampu membuat sebuah bangun segiempat agar membentuk beberapa bangun segiempat lainnya. Pada
proses ini metode pictorial riddle sangat diperlukan baik berupa gambar di
7
Erman Suherman, dkk., Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, Bandung: JICA-UPI, 2001, hal. 51.
papan poster, buku bergambar maupun diproyeksikan dari suatu transparansi. Dengan adanya bimbingan guru diharapkan siswa mampu menemukan
konsep dasar dalam menemukan sifat, menghitung luas dan keliling bangun datar segiempat tanpa harus menghapal rumus-rumus bangun datar tersebut
satu persatu. Secara empiris diperlukan kajian lebih jauh untuk membuktikan
bahwa metode pictorial riddle memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan representasi matematis siswa. Atas dasar inilah, peneliti
terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul:
“Pengaruh Metode Pictorial Riddle Terhadap Kemampuan Representasi Matematis Siswa
”.