Semantik dan Teori tentang Makna

14 bahasa Sudaryanto, 2015: 203. Pada metode simak, peneliti menggunakan teknik simak libat cakap dan teknik simak bebas libat cakap. Menurut Sudaryanto, 2015: 204 teknik simak libat cakap merupakan kegiatan menyadap pengguna bahasa dengan berpartisipasi sambil menyimak, atau si peneliti terlibat langsung dalam dialog. atau Peneliti sendiri sebagai alat penentu karena terlibat langsung dalam membentuk dan memunculkan calon data. Peneliti menyimak percakapan dari penutur selaku narasumber Laurentius Vianey dan beberapa penutur bahasa Sikka dilaek Lela Sikka yang berdomisili di Yogyakarta. Teknik simak bebas libat cakap dilakukan dengan tidak berpartisipasi dalam percakapan atau dialog. Peneliti tidak bertindak sebagai pembicara yang berhadapan dengan mitra-wicara atau sebagai pendengar. Peneliti hanya sebagai pemerhati yang penuh minat tekun mendengarkan apa yang dikatakan dan bukan apa yang dibicarakan oleh orang-orang yang hanyut dalam proses berdialog. Seperti halnya dalam teknik simak libat cakap, dalam teknik simak bebas libat cakap pun alat yang digunakan adalah diri peneliti sendiri. Hanya dalam teknik simak bebas libat cakap peneliti tidak dilibatkan langsung untuk ikut menentukan pembentukan dan pemunculan calon data kecuali hanya sebagai pemerhati saja, pemerhati terhadap calon data yang terbentuk dan muncul dari peristiwa kebahasaan yang berada di luar dirinya Sudaryanto, 2015: 204-205 Peneliti melakukan pengumpulan data dengan cara mengamati dan meneliti makian-makian yang sering digunakan oleh mahasiswa atau masyarakat yang berdomisili di Yogyakarta dalam percakapan sehari-hari. 15

1.7.2 Metode Analisis Data

Metode untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah metode padan. Menurut Sudaryanto, 1993: 13 metode padan adalah metode ananlisis data yang digunakan untuk menentukan identitas objek penelitian dengan alat penentunya diluar, terlepas dan tidak menjadi bagian dari bahasa langue yang bersangkutan. Metode padan yang digunakan untuk menganalisis data ini adalah metode padan referensial dan metode padan pragmatis. Metode padan referensial adalah metode padan yang alat penentunya berupa referen bahasa yakni untuk menjawab rumusan masalah a apa saja jenis makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sika, sedangkan metode padan pragmatis adalah metode padan yang alat penentunya berupa lawan atau mitra bicara yakni untuk menjawab rumusan masalah b apa saja faktor-faktor situasional yang mempengaruhi penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka menggunakan makian. 3 E siput au dena apa ia ? e siput kamu melakukan apa itu? „E siput apa yang sedang kamu lalukan?‟ 4 Alang korak lopa tutur rewong poi . tengkorak jangan berbicara sembarang saja „Tengkorak jangan asal bicara‟ Contoh pada tuturan 3 dan 4 merupakan penerapan metode padan Kata makian yang digunakan pada tuturan 3 menunjuk pada binatang, sedangkan pada tuturan 4 menunjuk pada bagian tubuh manusia. Faktor yang mempengaruhi penutur menggunakan makian pada tuturan 3 adalah faktor keakraban, sedangkan pada tuturan 4 adalah faktor emosi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16

1.7.3 Penyajian Hasil Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini disajikan dengan menggunkan dua metode, yaitu metode informal dan formal. Metode Penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa, walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnya, sedangkan penyajian formal adalah perumusan dengan apa yang umum dikenal sebagai tanda dan lambang- lambang. Tanda dan lambang- lambang tersebut berupa rumus, bagan, diagram, tabel, dan gambar Sudaryanto, 2015: 241.

1.8 Sistematika Penyajian

Laporan penelitian ini terdiri dari empat bab. Bab 1 berisi pendahuluan. Dalam bab ini, diuraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab II memaparkan deskripsi keadaan bahasa Sikka. Bab III berisi uraian tentang jenis makian berdasarkan referennya. Bab IV berupa faktor-faktor situasional penggunaan makian dalam bahasa Sikka dialek Lela Sikka. Bab V berisi penutup yang mencakup kesimpuan dan saran. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI