45
Kata-kata makian pada contoh 16 s.d. 20 adalah makian yang digunakan oleh kakak kepada adiknya. Kata makian 16
u’eng artinya setan, kata makian 17
watu
artinya batu, kata makian 18
mitak
artinya hitam, kata makian 19
jarang
artinya kuda, dan 20 kata makian
telor
artinya alat kelamin laki-laki.
4.2.2 Menunjukan Keakraban antara Teman
21
Uti au
bo’u
rema pira ei? apana au ele tutur au
uti kamu datang kapan? kenapa kamu tidak memberitahu saya‟
„Uti kapan kamu datang kenapa kamu tidak memberitahu saya‟ 22
Wawi Au
bo’u
rema pira?
babi kamu datang kapan? „Babi kapan kamu datang‟
23
Jarang erang, au bou rema pira
? kelamin kuda, kamu datang kapan?
„Kelain kuda, kapan kamu datang? 24
Wauk
,
au bou
rema pira
? bau, kamu datang kapan?
„Bau, kapan kamu datang? 25
Ahu erang, au bou rema pira
? kelamin anjing kamu datang kapan?
„Kelamin Anjing, kapan kamu datang?
Kata-kata makian pada contoh 21 s.d. 25 adalah ungkapan perasaan kaget seseorang terhadap sahabatnya yang baru datang dari luar kota. Kata makian
21
uti
artinya alat kelamin laki-laki, makian 22
wawi
artinya babi, kata makian 23
jarang erang
artinya kelamin kuda, kata makian 24
wauk
artinya bau, dan kata makian 25
ahu erang
artinya kelamin anjing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
26
Wauk, ma hui sai hemang baa ia
bau ayo mandi segera basi sudah itu „Bau ayo segera mandi‟
27
Widing
,
au eleraintang hui ko? dasar wauk.
kambing, kamu tidak tahu mandi
par
? dasar bau „Kambing, apakah kamu tidak tahu caranya mandi? dasar bau‟
28
Wawi alang e Ma hui oti au wauk rakang
babi kepala e pergi mandi dulu kamu bau sangat „Wawi alang segera mandi kamu sangat bau‟
29
Roang ma hui sai, au wauk ganu kena mateng baa
monyet ayo mandi sudah, kamu bau seperti bangkai sudah „Monyet ayo mandi, kamu sudah bau seperti bangkai‟
30
Jarang erang e ma hui oti, wauk rakang baa ia
kelamin kuda e ayo mandi dulu, bau sekali sudah itu „Jarang erang, ayo mandi, sudah bau sekali itu‟
Kata-kata makian pada contoh 26 s.d. 30 adalah kata-kata makian yang digunakan untuk mengingatkan teman supaya mandi. Kata makian 26 wauk
artinya bau, kata makian 27 widing artinya kambing, kata makian 28 wawi alang artinya kepala babi, kata makian 29 roang artinya monyet, kata makian
30 jarang erang artinya kelamin kuda. 31
Ueng ko apa au ia, hewut baa di ele deri bile ei oring
Setan atau apa kamu ini? magrib sudah juga tidak duduk tenang di rumah‟
„apakah kamu setan? Sudah magrib juga tidak bisa tenang di dalam rumah
32
Alang korak
,
gai epae ma? Hewut baa ei, tama
oring sai alang korak mau kemana? Magrib sudah ini masuk rumah sudah
„Alang korak sudah magrib ayo masuk‟ 33
Uti, pender ueng ko?hewut baa, tama oring sai
kelamin pria, belajar setan
par
magrib sudah, masuk rumah ayo PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
„Kelamin pria, apakah kamu mau belajar menjadi setan? ayo masuk ke dalam rumah sudah magrib
‟ 34
Ngangang e hewut baa ei tama ei oring, gai ma tota ueng ko
? bodoh e mahgrib sudah ini masuk di dalam rumah mau pergi cari
setan „Bodoh e ini sudah magrib ayo masuk kedalam rumah, apakah kamu
mau pergi mencari setan? ‟
35
Jarang lahar, tama oring sai, hewut baa ei
kelamin kuda, masuk rumah sudah magrib sudah ini „Kelamin kuda, ayo segera masuk rumah, ini sudah magrib
36
Oe
du’a hemu
hewut baa ei tama oring sai par
pelacur magrib sudah ini masuk rumah sudah „Pelacur ayo masuk kedalam rumah. Ini sudah magrib‟
Kata- kata makian pada contoh 31 s.d 36 adalah kata-kata makian untuk seseorang yang pada saat mahgrib masih berkeliaran di luar rumah. Kata
makian 31 u’eng artinya setan, kata makian 32
alang korak
artinya tengkorak, kata makian 33
uti
artinya alat kelamin laki-laki, kata makian 34
ngangang
artinya bodoh, kata makian 35
jarang lahar
artinya alat kelamin anjing, dan kata makian 36
du’a hemu artinya pelacur.
4.3 Mengungkapkan Emosi
Emosi adalah luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat; keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis seperti kegembiraan,
kesedihan, keharuan, kecintaan, marah dan sebagainya Dendy, Sugono 2008: 368. Bentuk-bentuk emosi adalah sebagai berikut: marah, kesedihan, rasa takut,
kenikmatan, cinta, terkejut, jengkel dan malu. Penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka sering menggunakan kata- kata makian ketika sedang emosi. Kata-kata
48
makian yang digunakan tersebut seringkali menimbulkan perselisihan dan pertengkaran antara penutur dan mitra tuturnya.
37 Jarang
erang e, au bile rehi ko. guru sementara doneng ia
jarang erang
, e kau diam tidak bisakah? guru sedang mengajar itu
„Jarang erang Apakah kamu tidak bisa diam? guru sedang mengajar‟ 38
Wawi
,
lopa ribut
ibu sementara
doneng
babi, jangan ribut ibu sedang mengajar „Babi, jangan ribut ibu sedang mengajar‟
39
Setan ei, lopa ribut, ibu sementara doneng
setan ini jangan ribut, ibu sementara mengajar „Setan ini, jangan ribut ibu sedang mengajar‟
40 Ahu gi’o
lopa ribut, dasar eleraintang menghargai guru
anjing jangan ribut dasar tidak tahu menghargai guru „Anjing jangan ribut, dasar tidak tahu menghargai guru‟
41
Ahu erang, ganu au ribut beda ei wina dasar ngangang
anjing kelamin, kalau kamu ribut keluar. dasar bodoh „Anjing kalau kamu mau ribut di luar. Dasar bodoh‟
Kata-kata makian pada contoh 37 s.d 41 adalah kata-kata makian yang diucapkan oleh seseorang karena ia merasa kesal kepada temannya yang
ribut saat guru menjelaskan pelajaran di depan kelas. Kata makian 37
jarang erang
artinya kelamin kuda, kata makian 38
wawi
artinya babi, kata makian 39 setan artinya setan, kata makian 40
ahu gi’o artinya hubungan seksualitas yg dilakukan oleh anjing, dan kata makian 41
ahu erang
artinya alat kelamin pada anjing.
42
Dasar dua gowa, huma lai aung
dasar pelacur rebut suami saya‟
„Dasar pelacur rebut suami saya‟ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
43
Jarang erang odi au tola ganu au selingkuh mora lai aung
Kuda kelamin akan saya tampar jika kamu selingkuh sama suami saya
„Jarang erang, akan ku tampar jika kamu selingkuh sama suami saya‟ 44
Ahu ei, odi au bunuh au. Dasar
du’a
hemu
anjing ini akan saya bunuh kamu dasar perempuan jahat „Anjing ini akan saya bunuh kamu dasar perempuan jahat‟
45
Ahu erang, lopa au roong lai aung. Odi au tola
anjing kelamin, jangan kamu mendekati suami saya. Akan saya tampar kamu
„Ahu erang jangan lagikamu mendekati suami saya. Kamu akan saya tampar‟
46
Wawi berhenti roong lai aung
babi, berhenti mendekati suami saya „Babi, berhenti mendekati suami saya
Kata-kata makian pada contoh 42 s.d. 46 ialah kata-kata makian yang diucapkan oleh seorang wanita karena marah kepada seorang perempuan yang
berselingkuh dengan suaminya. Kata makian 42 du’a gowa artinya pelacur, kata
makian 43
jarang erang
artinya alat kelamin kuda, kata makian 44
ahu
artinya anjing, kata makian 45
ahu erang
artinya alat kelamin anjing, kata makian 46
wawi
artinya babi. 47
Dasar wawi ele raintang sopan santun
dasar babi Tidak tahu sopan santun‟
„Dasar babi tidak tahu sopan santun‟ 48
Anjing, serobot gai nimung poi
anjing menyerobot seenaknya saja „Anjing menyerobot seenaknya saja‟
49
G
i’o
ei, serobot gai nimung poi
hubungan seksualitas ini menyerobot seenaknya saja „Hubungan seksualitas ini menyerobot seenaknya saja‟
50
50
Dasar ngangang, serobot gai nimung poi
dasar bodoh menyerobot seenaknya saja „Dasar bodoh menyerobot seenaknya saja‟
51
Ro
’
ang ei, ata antri nimu serobot gai nimung poi
monyet ini, orang antri dia serobot seenaknya saja „Monyet ini, orang lain antri, dia menyerobot seenaknya saja‟
Kata-kata makian pada contoh 47 s.d. 51 ialah kata-kata makian yang diucapkan oleh seorang sopir karena merasa kesal terhadap seorang pengendara
motor yang menyerobot saat mengantri bahan bakar. Kata makian
wawi
47 artinya babi, kata makian
ahu
pada 48 artinya anjing, kata makain gi’o 49
artinya hubungan seksualitas, kata makian ngangang pada 50 artinya bodoh, dan kata makian 51
ro’ang artinya monyet. 52
Dasar wauk hui poi di waengbura tapok
dasar bau mandi saja juga malas‟
„Dasar bau mandi saja malas‟ 53
Iteg glet ma hui
sinting ayo mandi „Sinting ayo mandi‟
54
Momok ma hui sai dasar waengburatapok
momok segera mandi ayo dasar malas „Momok ayo segera mandi dasar pemalas‟
55
Kalir, ma hui odi au tola ganu au waengbura
kurus, ayo mandi akan saya tampar jika kamu malas „Kurus, ayo mandi akan saya tampar kalau kamu malas‟
56
Telor ma hui sai.
telor ayo mandi segera „Telor ayo segera mandi‟
Kata-kata makian pada contoh 52 s.d. 56 ialah kata-kata makian yang diucapkan oleh seorang kakak karena merasa kesal terhadap adiknya yang malas
51
mandi. Kata makian
wauk
52 artinya bau, kata makian
iteng glet
53 artinya sinting, kata makian
momok
54 artinya alat kelamin pada wanita, kata makian
kalir
55 atinya kurus, dan kata makian
telor
56 artinya alat kelamin laki-laki. 57
Jarang erang lopa bai nakal odi au tola au
kuda kelamin. jangan terlalu nakal akan saya tampar kamu‟
„Kelamin kuda jangan nakal kamu akan saya tampar 58
Wawi ei lopa bai nakal
. babi ini jangan terlalu nakal
„Babi ini jangan terlalu nakal‟ 59
Uti lopa bai nakal
kelamin laki-laki jangan terlalu nakal „Kelamin laki-laki jangan terlalu nakal‟
60
Lahar ei lopa nakal
lahar ini, jangan nakal „Lahar ini jangan nakal‟
61
Alang korak ei dasar anak nakal
tengkorak ini dasar anak nakal „Tengkorak ini dasar anak nakal
Kata-kata makian pada contoh 57 s.d. 61 ialah kata-kata makian yang diucapkan oleh seorang bapak karena merasa kesal terhadap seorang anka kecil
yang sangat nakal. Kata makian
jarang erang
57 artinya alat kelamin kuda, kata makian
wawi
58 artinya babi, kata makian
uti
59 artinya alat kelamin pada laki-laki, kata makian
lahar
60 atinya alat kelamin laki-laki, dan kata makian
alang korak
61 artinya tengkorak. 62
D
u’a
helang dena
apa dara
gete ei
uma ei
”
par
perempuan setan buat apa siang bolong begi ni di kebun ini‟
„Du’a
helang
apa yang sedang kamu lakukan dikebun siang bolong begini‟
52
63
Setan ei, dara gete ganu ei au dea apa ebaung
? setan ini, siang bolong begini kamu sedang apa disini
„Setan ini, sedang apa kamu di sini siang bolong begini‟ 64
Wawi alang e au dena apa ebaung
? babi kepala
par
kamu buat apa disini „Kepala babi, apa yang sedang kamu lakukan disini‟
65
Ubeng e
,
au dena apa ebaung
? pantat
par
, kamu buat apa disini „Pantat e, apa yang sedang kamu lakukan disini?
66 Widing
au pikir setan, au dena apa ebaung
? kambing saya kira setan, kamu buat apa disni?
„Kambing ini,saya kira setan. apa yang sedang kamu lakukan disini‟
Kata-kata makian pada contoh 62 s.d. 66 ialah kata-kata makian yang diucapkan oleh seorang ibu karena kaget ketika meihat seorang perempuan di
hutan pada siang hari. Kata makian du’a helang 62 artinya hantu perempuan,
kata makian
setan
63 artinya setan, kata makian
wawi alang
64 artinya kepala babi pada, kata makian
ubeng
65 atinya pantat, dan kata makian
widing
66 artinya kambing.
67
Heh uti topo au saena ele rena par
uti
dipanggil kamu sejak tadi tidak dengar‟
„Heh
uti
dipanggil sejak tadi tidak dengar‟
68
Ukuaka, au peke baa ko
? bodoh kamu tuli sudah kah?
„Bodoh apakah kamu sudah tuli? 69
siput e, au topo au ele rena
siput
par
, saya memanggil kamu tidak dengar „Siput, saya panggil tidak pernah dengar
70
Jarang erang ia au topo ele rena
kuda kelamin itu saya panggil tidak dengar „Kuda itu saya panggil tidak didengarkan
53
71
Setan ei au topo ele rena golo
setan ini saya panggil tidak dengar memang „Setan ini, dipanggil tidak dengar‟
Kata-kata makian pada contoh 67 s.d. 71 ialah kata-kata makian yang diucapkan oleh seorang pemuda yang kesal terhadap temannya yang tidak
mendengar sat dipanggil. Kata makian
uti
67 artinya alat kelamin laki-laki, kata makian
ukuaka
68 artinya bodoh, kata makian
siput
69 artinya siput, kata makian
jarang erang
70 atinya alat kelamin kuda, dan kata makian
setan
71 artinya setan.
4.4 Menghina
Menghina merupakan suatu tindakan atau perbuatan yang memandang rendah orang lain, memburukan nama baik orang serta menyinggung perasaan
orang lain Dendy, Sugono 2008: 499. Perbuatan menghina bisa menimbulkan perpecahan, pertengkaran dalam kehidupan bermasyarakat. Didalam kehidupan
masyarakat Sikka, penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka sering mengunakan kata-kata makian untuk saling menghina antara yang satu dengan yang lainnya,
hal itu mengakibatkan sering terjadi perselisihan atau pertengkaran di antara mereka.
72
Waeng ganu roang gete ha baa di ele raintang hui bopo wing
” wajah seperti monyet besar sudah tidak tahu urus diri
‟ „Wajah seperti monyet sudah besar tetapi tidak tahu mengurus diri‟
Makian pada tuturan 72 merupakan makian yang bermaksud menghina seseorang yang tidak tahu mengurus dirinya. Makian
roang
artinya monyet. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
73
Dasar wawi belajar terus supaya lopa ngangang
” dasar babi b
elajar terus supaya tidak bodoh‟ „Dasar babi makanya belajar yang rajin supaya tidak bodoh‟
74
dasar watu makanya belajar supaya bisa
dasar batu makanya belajar supaya pintar „Dasar batu Makanya belajar supaya pintar
Makian pada tuturan 73 dan 74 merupakan makian yang bermaksud untuk menghnina teman yang bodoh karena malas belajar. Makian
wawi
artinya babi, makian
ngangang
artinya bodoh, dan makian
watu
artinya batu.
75
kalir ganu tiang lisrtrik ia di dena wing sombong
kurus seperti tiang listrik, juga sombong‟
„Kurus seperti tiang listrik juga sombong‟ 76
Dasar bomber ganu sapi
dasar besar seperti sapi „Dasar gendut seperti sapi‟
Makian pada tuturan 75 dan 76 merupakan makian yang bermaksud menghina ukuran badan seseorang. Pada contoh 75 bermaksud untuk menghina
seseorang yang sangat kurus, sedangkan pada contoh 76 bermaksud untuk menghina seseorang yang gendut. Makian
kalir
artinya sangat kurus, dan makian
bomber
artinya gendut. 77
Dasar ahu, ele raintang sopan santun
dasar anjing, tidak tahu sopan santun „Dasar anjung tidak tahu sopan santun
Makian pada tuturan 77 merupakan makian yang bermaksud menghina seseorang yang tidak tahu sopan santun. Makian
ahu
artinya anjing. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
78
Dasar tegor
ganu jarang
ia naha
raintangwing e
” dasar kasar seperti kuda itu harus tahu diri
„Dasar kasar seperti kuda itu, seharusnya tahu diri‟ Makian pada tuturan 78 merupakan makian yang bermaksud menghina
seseorang yang watak, kelakuannya sangat kasar. Makian
jarang
artinya kuda. 79
Dasar waerumang
meha tutur dinewang ”
dasar
waerumang
, sendiri bicara juga bisa ‟
„Dasar
waerumang
, bisanya dia berbicara sendiri ‟
80
Dasar iteng glet meha tutur dinewang
dasar siting sendiri bicara juga bisa „Dasar sinting bisanya dia berbicara sendiri
Makian pada tuturan 79 dan 80 merupakan makian yang bermaksud menghina seseorang yang berbicara sendiri. Makian 79
waerumang
artinya orang gila atau tidak waras, dan makian 80
iteng glet
artinya sinting. 81
Dasar peke topo
ulang-ulang ele rena, lo
’
i poi tilung ia
dasar tuli dipanggil ulang- ulang tidak dengar potong saja telinga itu
„Dasar tuli dipanggil berulangkali tidak mendengarkan, potong saja telingamu itu‟
Makian pada tuturan 81 merupakan makian yang bermaksud menghina seseorang yang dipanggil berulangkali tetapi tidak mendengarkan. Makian 81
peke
artinya tuli.
4.5 Menciptakan Kesetaraan Sosial
Faktor sosial merupakan faktor yang dipengaruhi oleh hubungan- hubungan sosial dalam masyarakat yang menempatkan pihak-pihak tertentu
individu, keluarga, kelompok, kelas didalam posisi tertentu berdasarkan suatu PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
sistem nilai dan norma yang berlaku pada suatu masyarakat pada waktu tertentu. Penutur bahasa Sikka dialek Lela Sikka memiliki makian berdasarkan kelas sosial.
Makian yang terdapat didalam faktor sosial ini pun biasanya menggunakan komunikasi yang mendatar atau menurun.
Seorang ibu meminta tolong kepada anaknya untuk mengambilkan gelas. Ia mengatakan:
82
Ubeng
,
lakang mala beli oti mama gelas
pantat, tolong ambilkan untuk mama gelas‟
„Pantat, tolong ambilkan gelas untuk mama‟ Makian pada tuturan 82 merupakan makian yang diucapkan oleh
seorang ibu kepada anaknya bermaksud untuk meminta tolong mengambilkan gelas. Makian
ubeng
artinya pantat. 83
Momok
,
mai tue sai
momok, ayo ist irahat‟
„Momok, ayo istirahat‟ 84
Jarang
,
mai tue sai
kuda, ayo istirahat “Kuda ayo istirahat”
Makian pada tuturan 83 dan 84 merupakan makian yang diucapkan oleh seorang kakak kepada adiknya, yang mengajak adiknya untuk istirahat.
Makian
momok
artinya alat kelamin pada wanita, dan makian
jarang
artinya kuda. 85
Tuka, lakang mala beli oti nene benang nora luhir ia
tuka, tolong ambil kasih dulu nenek benang dan jarum itu „Tuka, tolong ambilkan nenek benang dan jarum‟
86
Waerumang mala beli oti nene benang nora luhir ia
Orang gila ambil dulu kasih nenek benang dan jarum itu “Orang gila tolong ambilkan untuk nenek benang dan jarum itu”
57
Makian pada tuturan 85 dan 86 merupakan makian yang diucapkan oleh seorang nenek kepada cucunya, yang meminta tolong untuk diambilkan
benang dan jarum. Makian
tuka
artinya ubi jalar, dan makian
waerumang
artinya orang gila.
87
Jarang
,
mai ita
pano lebe
bola kaki
jarang ayo kita pergi main bola kaki ‟
“Jarang ayo kita main sepak bola” 88
Sapi mai ita pano lebe bola kaki
sapi ayo kita pergi main bola kaki “Sapi ayo kita main sepak bola”
89
Lahar, mai ita pano lebe bola kaki
kelamin laki-laki ayo kita pergi main bola kaki “Kelamin laki-laki ayo kita main sepak bola”
Makian pada tuturan 87 s.d 89 merupakan makian yang diucapkan oleh orang yang lebih dewasa kepada anka kecil yang bermaksud untuk mengajak
bermain sepak bola. Makian
jarang
87 artinya kuda dan makian
sapi
88 artinya sapi, dan 89
lahar
artinya alat kelamin laki-laki. 90
wawi, odi au holo motor miung ia ganu miu balap walong
babi, akan saya bakar motor kalian itu‟ jika kalian balap lagi
„Babi jika kalian balapan lagi akan saya bakar semua motor itu‟ 91
Jarang erang ganu balap walong au holo leu motor miung ia
kelamin kuda jika balap lagi saya bakar semua motor kalian itu
„Kelamin kuda jika balapan lagi akan saya bakar semua motor kalian‟ Makian pada tuturan 90 dan 91 merupakan makian yang diucapkan
oleh seorang petugas keamanan kepada pemuda yang balap liar pada malam hari. Makian 90
wawi
artinya babi, dan makian 91
jarang erang
artinya alat kelamin kuda.