V V V V V V V V V V V V V V V X V V V

48 muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.4 berikut. Tabel 3.4. Muatan Faktor Item Kepuasan Pernikahan No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1

0.65 0.10

6.44 V

2 0.52

0.10 5.07

V 3

0.73 0.10

7.31 V

4 0.59

0.10 5.83

V 5

0.55 0.10

5.37 V

6 0.75

0.10 7.56

V 7

0.69 0.10

6.95 V

8 0.67

0.10 6.69

V 9

0.64 0.10

6.38 V

10 0.69

0.10 6.87

V 11

0.66 0.10

5.98 V

12 0.48

0.10 6.89

V 13

0.66 0.10

6.59 V

14 0.48

0.10 4.65

V 15

0.56 0.10

5.47 V

16 0.39

0.10 3.73

V 17

0.48 0.10

4.60 V

18 0.37

0.10 3.52

V 19

0.55 0.10

5.33 V

20 0.62

0.10 6.10

V 21

0.54 0.10

5.25 V

22 0.70

0.10 7.06

V 23

0.63 0.10

6.19 V

24 0.39

0.10 3.73

V 25

0.73 0.10

7.30 V

26 0.59

0.10 5.78

V 27

0.65 0.10

6.41 V

28 0.69

0.10 6.91

V 29

0.43 0.10

4.13 V

30 0.51

0.10 4.97

V 31

0.63 0.10

6.25 V

32 0.52

0.10 5.08

V Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa seluruh item signifikan dan semua koefisien bermuatan positif. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling berkorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing. Dari gambar 3.1 diatas, sangat jelas terlihat bahwa korelsi kesalahan dari faktor 49 kepuasan pernikahan tidaklah banyak, hanya terdapat dua korelasi. Berdasarkan hasil tersebut, maka semua item dari skala kepuasan pernikahan tidak ada yang di drop. Langkah terakhir yaitu item – item kepuasan pernikahan yang tidak di drop dihitung skor faktornya. Skor faktornya dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan pengukuran. Jadi penghitungan skor faktor ini tidak menjumlahkan item – item variabel seperti pada umumnya, tetapi dihitung true score pada tiap skala. Skor faktor yang dianalisis adalah skor faktor yang bermuatan positif dan signifikan Adapun rumus T Score yaitu Umar, 2011 : T score = 10 x skor faktor + 50. Setelah didapatkan skor faktor yang telah dirubah menjadi T score, nilai baku inilah yang akan dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi. Perlu dicatat, bahwa hal yang sama juga berlaku untuk semua variabel pada penelitian ini.

3.5.2 Uji validitas konstruk gaya resolusi konflik 1. Gaya Penghindaran

Peneliti menguji apakah tujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur gaya resolusi konflik penghindaran. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi – Square = 40,11 , df = 14 , P-value = 0.00000 , RMSEA = 0.097. oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran 50 pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi – Square = 16.46 , df = 12 , P-value = 0.17117 , RMSEA = 0.043. Nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu gaya resolusi konflik penghindaran. Selanjutnya, peneliti melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di drop atau tidak. Maka dilakukan pengujian hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.5 berikut. Tabel 3.5 Muatan Faktor Item Gaya Resolusi Konflik Penghindaran No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1

0.15 0.08

1.8 X

2 0.37

0.08 4.41

V 3

0.50 0.08

6.11 V

4 0.69

0.08 8.99

V 5

0.65 0.07

8.70 V

6 0.54

0.08 7.17

V 7

0.60 0.08

8.00 V

Keterangan : tanda V = signifikan t 1,96 ; X = tidak signifikan Pada tabel diatas, hanya nilai t bagi koefisien muatan faktor dari item nomor 1 yang tidak signifikan, sedangkan koefisien muatan faktor item lainnya signifikan. Selanjutnya melihat muatan faktor dari item, apakah ada yang bermuatan negative. tidak terdapat item yang muatan faktor nya negatif. Pada model pengukuran ini terdapat kesalahan pengukuran item yang saling 51 berkorelasi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa item – item tersebut bersifat multidimensional pada dirinya masing – masing. ditemukan hampir semua item pada pengukuran gaya resolusi konflik penghindaran tidak berkolerasi satu sama lain, maka dapat dinyatakan unidimensional kecuali item nomor 4 yang berkolerasi dengan 2 item. Dengan demikian tidak ada item yang di drop, kecuali item nomor 1. Artinya, item nomor 1 tidak akan dianalisis dalam perhitungan skor faktor.

2. Gaya dominasi

Peneliti menguji apakah tujuh item yang ada bersifat unidimensional, artinya benar hanya mengukur gaya resolusi konflik dominai. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan dengan model satu faktor, ternyata tidak fit, dengan Chi – Square = 103,39 , df = 14 , P-value = 0.00000 , RMSEA = 0.179. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi – Square = 18.00 , df = 11 , P-value = 0.08154 , RMSEA = 0.057 Nilai Chi – Square menghasilkan P-value 0.05 tidak signifikan, yang artinya model dengan satu faktor unidimensional bahwa seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu gaya resolusi konflik dominasi. Kemudian melihat apakah signifikan tidaknya item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur. Pada tahap ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien muatan faktor pada item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t dari setiap koefisien muatan faktor dari item, seperti pada tabel 3.6 berikut. 52 Tabel 3.6 Muatan Faktor Gaya Resolusi Konflik Dominasi No Koefisien Standar error Nilai t Signifikan 1 0.37

0.08 4.80

V 2