Kerangka Berfikir Pengaruh gaya resolusi konflik dan tipe kepribadian big five terhadap kepuasan

33

2.3.3 Pengukuran tipe kepribadian big five

Ada dua instrumen untuk mengukur kepribadian big five , diantaranya ialah pervin, 2005: 1. NEO-PI-R yang di kembangkan oleh Costa dan.McCrae 1992. 2. Dan ada International Personality Item Pool NEO IPIP-NEO yang dibuat oleh Lewis Goldberg pada tahun 1992, skala ini dibuat berdasarkan teori Big Five yang digunakan oleh Costa dan McCrae dalam membuat NEO PI-R. Dari dua alat ukur yang dipaparkan di atas, peneliti akan menggunakan International Personality Item Pool NEO IPIP-NEO. Hal ini dikarenakan sesuai dengan teori yang peneliti gunakan pada penelitian ini, selain itu IPIP-NEO sudah banyak digunakan dan teruji pada penelitian-penelitian terdahulu.

2.4 Kerangka Berfikir

Kepuasan pernikahan merupakan gambaran yang subjektif yang dirasakan oleh pasangan suami istri, yaitu apakah merasa baik, bahagia ataupun puas dengan pernikahan yang dijalaninya Fizpatrick, dalam Bird Melville, 1994. Kepuasan pernikahan merupakan hal yang dinamis, yaitu dapat rendah ataupun tinggi. Salah satu faktor utama yang mempengaruhi kepuasan pernikahan adalah resolusi konflik. Gaya resolusi konflik adalah pola respon atau rangkaian tingkah laku yang digunakan dalam konflik Wilmott Hocker, 1995. Terdapat lima 34 gaya, yaitu penghindaran, dominiasi, obligasi, integrasi dan kompromi Rahim Magner, 1995. Peneliti ingin menguji apakah gaya resolusi konflik memiliki pengaruh terhadap kepuasan pernikahan pada istri, karena terdapat penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh. Lim 2000 menunjukan hasil penelitiannya bahwa pasangan Cina yang menggunakan gaya resolusi konflik integrasi lebih puas dengan hubungan mereka dan pasangannya. Kemudian, faktor lain yang juga mempengaruhi kepuasan pernikahan adalah tipe kepribadian, yang mana dalam penelitian ini menggunakan tipe kepribadian big five. Tipe kepribadian big five merupakan suatu pendekatan trait untuk melihat kepribadian individu dalam lima dimensi, yaitu: extraversion, agreebleness, conscientiousness, neuroticism, dan openess to experience. Masing- masing dimensi tersebut terdiri dari trait-trait yang sudah dipaparkan sebelumnya. Penelitian terdahulu oleh Caughlin, Huston dan Houts 2000 yang menemukan bahwa neuoriticism dengan tingkat yang tinggi berhubungan dengan kepuasan pernikahan yang lebih rendah. Dan dalam studi lain oleh Botwin, Buss dan Shackelford 1997 menemukan kepuasan pernikahan dengan tingkat yang lebih tinggi berhubungan dengan openness to experiences, agreeableness, dan conscientiousness. Selain itu, terdapat background individu yaitu, usia, usia pernikahan, dan tingkat pendidikan yang dapat mempengaruhi kepuasan pernikahan. Ketiga faktor ini dipilih menjadi variabel karena berdasarkan teori, usia, usia pernikahan, dan tingkat pendidikan dapat mentukan besaran kepuasan pernikahan. 35 Selanjutnya, Peneliti ingin meneliti apakah lima gaya resolusi konflik dan tipe kepribadian big five serta usia, usia pernikahan dan tingkat pendidikan memiliki hubungan dengan kepuasan pernikahan pada istri, karena sebelumnya ada pendapat dari Holahan dan Levenson dalam Lemme, 1995 yang menyatakan bahwa pria lebih puas dengan pernikahannya daripada wanita. Selain itu peneliti ingin membuktikan penelitian-penelitian yang telah ditemukan sebelumnya. Jika di gambarkan maka akan menjadi seperti pada gambar 2.1. Bagan 2.1 Gambar Kerangka Berpikir GRK Penghindaran TK Extraversion GRK Dominasi GRK Obligasi GRK Integrasi GRK Kompromi TK Agreeableness Kepuasan Pernikahan TK Openness to experience TK conscientiousness TK Neuroticism Gaya Resolusi Konflik Tipe Kepribadian Big Five Usia Usiap pernikahan Pendidikan 36

2.5 Hipotesis Penelitian