materi yang sudah diperoleh itu dikembangkan dengan keadaan lain sehingga belajarnya lebih dimengerti. Kekuatan belajar bermakna adalah sebagai berikut.
1 Pengetahuan baru lebih lama diingat.
2 Memudahkan belajar untuk pengetahuan yang serupa.
3 Pengetahuan yang terlupa meninggalkan efek dalam struktur kognitif
sehingga dapat dipanggil kembali. Teori belajar Ausubel sangat mendukung penggunaan model pembelajaran
MMP karena teori Ausubel lebih menekankan pada pengetahuan awal yang harus dimiliki oleh siswa. Pengetahuan awal yang terkait konsep dasar materi harus
dikuasai sebelum mempelajari konsep materi baru. Selain itu pada penyampaiannya, peneliti menggunakan media sesuai dengan materi yang
disampaikan, hal tersebut bertujuan supaya siswa dapat belajar bermakna sehingga sejalan dengan teori belajar Ausubel ini, bahwa dengan bermakna
belajarnya lebih mengerti Ruseffendi, E.T., 2006: 172. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami prosedur dalam setiap menyelesaikan
masalah setelah paham konsep awal, dan pada akhirnya siswa akan mendapatkan pemahaman konseptual dan juga prosedural yang baik.
2.1.2.2 Teori Belajar Vygotsky
Trianto 2007: 26 menyatakan bahwa teori Vygotsky lebih menitikberatkan pada proses pembelajaran yang terjadi pada siswa. Dalam proses
pembelajaran tersebut, tugas-tugas yang diberikan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa sehingga siswa dapat bekerja untuk menyelesaikan tugas
tersebut. Tugas-tugas tersebut masih berada dalam jangkauan mereka yang disebut dengan zone of proximal development.
Zone of proximal development adalah serangkaian materi yang terlalu sulit dikuasai anak secara sendirian, tetapi dapat dipelajari dengan bantuan orang
dewasa atau anak yang lebih mampu Rifa‟I dan Anni, 2009: 35. Jika terdapat
tugas yang terlalu berat bagi siswa, diharapkan ada orang lain yang lebih mampu untuk membantu siswa tersebut dalam menyelesaikan tugas yang diberikan.
Orang lain tersebut bisa guru atau bahkan teman sebaya yang dinilai lebih mumpuni terhadap materi yang diajarkan. Diharapkan pasca bantuan ini anak
sudah mampu menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain. Dengan demikian keterkaitan penelitian ini dengan pendekatan teori
Vygotsky adalah hubungan kerjasama, terutama antar siswa pada saat proses pembelajaran. Hubungan kerjasama tersebut dapat dilakukan melalui diskusi,
dengan siswa sendirilah yang bertindak sebagai penyaji. Siswa yang bertindak sebagai penyaji tentunya siswa yang sudah menguasai materi sehingga diharapkan
dapat membantu siswa lain yang kurang menguasai materi tersebut. Dalam penelitian ini hubungan kerjasama antar siswa mupun antara siswa dengan guru
terjadi pada langkah latihan terkontrol. Pada langkah ini terjadi diskusi interaktif dimana siswa dapat bertanya kepada teman-teman sesama siswa dan juga bertanya
kepada guru ketika siswa tidak dapat memberikan jawaban.
2.1.1.3 Teori Belajar Bruner