bacakan f.  Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk mengerjakan soal yang dibacakan
guru. √
g.  Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan. √
h.  Siswa berdiskusi dalam menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh
guru. √
i.  Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas. √
j.  Siswa bersama-sama dengan guru menghitung jumlah tawanan dari
setiap kelompok √
k.  Kelompok pemenang berdiskusi untuk melepaskan satu tawanan
√ Konfirmasi
a.  Siswa bersama-sama guru menentukan kelompok pemenang
permainan bebentengan √
b.  Perwakilan kelompok mengumpulkan daftar nama anggota
kelompok masing-masing. √
3 Kegiatan Akhir
a.  Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. √
Tabel 4.18 Hasil observasi pelaksanaan pembelajaran pertemuan kedua
No Kegiatan
Aspek Penilaian
Skor Ket
1 2  3  4
Pertemuan kedua
1 Kegiatan awal
a.  Siswa duduk dengan rapih dan siap menerima materi ajar yang akan
guru sampaikan. √
b.  Siswa mendengarkan serta memperhatikan nasihat dan
motivasi yang diberikan oleh guru. √
c.  Siswa mendengarkan penyampaian guru terkait dengan materi,
indikator, serta tujuan yang ingin dicapai.
√ 2
Kegiatan inti Eksplorasi
a.  Siswa menjawab pertanyaan guru terkait dengan pengetahuan tentang
permainan bebentengan. √
b.  Siswa menyambut dengan baik ketika guru memberitahu bahwa
proses pembelajaran berlangsung dengan metode bebentengan.
√ Elaborasi
a.  Siswa membagi kelas menjadi dua kelompok sesuai dengan arahan
guru. √
b.  Siswa bergabung dengan teman sekelompoknya.
√ c.  Siswa mendengarkan aturan serta
langkah-langkah permainan bebentengan.
√ d.  Siswa memilih salah satu teman
sekelompok untuk suit di depan √
e.  Siswa mendengarkan soal yang guru bacakan
√ f.  Siswa Antusias dalam memilih
teman dari kelompok lawan untuk mengerjakan soal yang dibacakan
guru. √
g.  Siswa berdiskusi dengan teman sekelompok untuk membicarakan
strategi permainan. √
h.  Siswa berdiskusi dalam menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh
guru. √
i.  Siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan, mau dijadikan tawanan
di depan kelas. √
j.  Siswa bersama-sama dengan guru menghitung jumlah tawanan dari
setiap kelompok √
k.  Kelompok pemenang berdiskusi untuk melepaskan satu tawanan
√ Konfirmasi
a.  Siswa bersama-sama guru menentukan kelompok pemenang
permainan bebentengan √
b.  Perwakilan kelompok mengumpulkan daftar nama anggota
kelompok masing-masing. √
3 Kegiatan Akhir
b.  Siswa bersama-sama guru melakukan refleksi terhadap proses
pembelajaran yang berlangsung. √
Keterangan :
1 = Kurang baik 2 = Cukup baik
3 = Baik 4 = Sangat baik
Berdasarkan  tabel  hasil  observasi  pelaksanaan  di  atas,  peneliti  dapat menyimpulkan  bahwa  terdapat  peningkatan  keaktifan  serta  ketertarikan  siswa
terhadap  penyampaian  materi  ajar  yang  guru  sampaikan  di  kelas.  Hal  ini disebabkan  karena  peneliti  menerapan  metode  belajar  permainan  tradisional
bebentengan  di  kelas.  Peneliti  juga  berusaha  semaksimal  mungkin  untuk menerapkan  metode  permainan  tradisional  bebentengan  ini  dengan  materi  jurnal
umum akuntansi perusahaan jasa. Kesulitan  dalam  penerapan  metode  ini  terdapat  pada  kegiatan  inti  bagian
elaborasi,  yaitu  siswa  kurang  mampu  dalam  berdiskusi  untuk  menjawab pertanyaan  yang  dibacakan  oleh  guru.  Selain  itu  kekurangan  juga  terdapat  pada
bagian refleksi. Hal ini dikarenakan jam pelajaran yang hanya satu setengah jam dan  biasanya  sudah  bel  jam  istirahat,  menjadikan  murid  sudah  tidak  konsentrasi
untuk mengulang proses pembelajaran.
Jurnal  umum  merupakan  salah  satu  bagian  dari  materi  akuntansi perusahaan jasa yang tergolong sulit bagi siswa kelas XI. Namun ternyata, dengan
penerapan metode permainan tradisional  bebentengan, antusias serta  ketertarikan siswa  dalam  belajar  di  kelas  meningkat.  Dan  ini  menyebabkan  hasil  belajarnya
juga meningkat.
b. Hasil Kuesioner angket
Setelah peneliti menerapkan metode permainan tradisional bebentengan di kelas XI IPS 3. Sebagai hasil evaluasi proses pembelajaran, peneliti menyebarkan
angket terbuka ke seluruh siswa-siswi kelas XI IPS 3. Angket ini bertujuan untuk menguatkan data hasil belajar yang peneliti dapat. Selain itu, angket juga peneliti
gunakan  sebagai  sarana  siswa  memberikan  saran  dan  kritik  terhadap  penerapan metode permainan tradisional bebentengan di kelas.
Tabel 4.19 Data Hasil Kuesioner Siswa No
Pertanyaan Kesimpulan jawaban siswa
1  Apa  yang  anda  pikirkan  tentang pelajaran ekonomi ?
Pelajaran ekonomi bikin geregetan. sulit, tapi setelah dipelajari bisa dimengerti
2  Apakah anda biasanya bisa mengikuti pelajaran  ekonomi  di  kelas  dan
mendapatkan nilai yang baik ? Tidak,  ekonomi  pelajaran  yang  paling
susah menurut
saya apabila
dibandingkan dengan pelajaran lain. 3  Apakah  anda  suka  dengan  penerapan
metode permainan
tradisional bebentengan di  kelas ? apa alasannya
? Ya,  sangat  asik  dan  menjadi  semangat
belajar.
4  Apakah  anda  lebih  paham  terhadap materi  pelajaran  dengan  penerapan
metode permainan
tradisional bebentengan di  kelas ? apa alasannya
? Ya,
dengan metode
permainan bebentengan
saya menjadi
lebih mengerti dengan pelajaran ekonomi.
5  Apa  saran  dan  kritik  anda  terhadap penerapan
metode permainan
tradisional bebenengan di kelas ? Saran  saya  sebaiknya  diadakan  lagi
permainan-permainan  di  kelas,  supaya tidak jenuh dengan pelajaran.
6  Menurut  anda  nilai-nilai  apa  saja yang
bisa dimunculkan
dari penerapan
metode permainan
tradisional bebentengan ? Kerjasama  antara  kelompok,  ketelitian,
serta kemandirian siswa
7  Apakah  anda  siap  bermain  lagi dengan  metode  permainan  tradisional
bebentengan  dengan  materi  yang berbeda di kelas ?
Siap. saya sangat siap.
Tabel di atas merupakan tabel kesimpulan jawaban kuesioner terbuka yang peneliti  ajukan  setelah  menerapkan  metode  permainan  tradisional  di  kelas.
Jawaban siswa terkait dengan pertanyaan nomor  1 ialah hampir 50  siswa dari total  keseluruhan  siswa  yang  ada  di  kelas  XI  IPS  3  menjawab  bahwa  pelajaran
ekonomi  merupakan  pelajaran  sulit,  dan  membosankan.  Namun  ada  juga  yang menjawab, pelajaran ekonomi sulit, namun ketika sudah dipelajari ternyata mudah
juga.  Dan  hanya  5    saja  siswa  yang  menjawab  bahwa  pelajaran  ekonomi merupakan pelajaran yang mudah.
Jawaban  responden  terhadap  pertanyaan  nomer  2  ialah  50    siswa menjawab  tidak  bisa  mengerjakan,  namun  ada  beberapa  siswa  yang  menjawab
kadang-kadang bisa, kadang-kadang tidak. Jawaban  responden  terhadap  pertanyaan  nomer  3  ialah  70    siswa
menjawab sangat menyukai penerapan metode permainan tradisional bebentengan di  kelas,  namun  ada  beberapa  siswa  yang  menjawab  tidak  mengerti  terhadap
permainan yang dimainkan di kelas. Jawaban  responden  terhadap  pertanyaan  nomer  4  ialah  60    siswa
menjawab  lebih  memahami  materi  dengan  penerapan  metode  permainan tradisional  bebentengan,  namun  ada  beberapa  siswa  yang  menjawab  lebih  tidak
mengerti  terhadap  materi  yang  disampaikan  ketika  guru  menerapkan  metode permainan tradisional bebentengan di kelas.
Jawaban  responden  terhadap  pertanyaan  nomer  5  ialah  beragam.  Ada siswa  yang  menjawab  lebih  jelas  lagi  langkah-langkah  yang  harus  dijalankan
dalam  penerapan  metode  permainan  tradisional  di  kelas.  Namun  ada  juga  yang
berpendapat  jangan  memberikan  soal  yang  sulit.  Padahal  soal  yang  sulit merupakan materi yang memang harus disampaikan.
Jawaban  responden  terhadap  pertanyaan  nomer  6  diantarannya  nilai-nilai yang  dapat  dimunculkan  dari  penerapan  metode  permainan  tradisional
bebentengan  ialah  nilai  gotong  royong,  kerjasama,  ketelitian,  solidaritas  antar teman,  kemandirian,  kekompakkan,  kedisiplinan,  ketepatan  dan  kecepatan  dalam
menjawab  soal,  sportifitas.  Namun  ada  juga  siswa-siswi  yang  menjawab  tidak paham  tentang  nilai-nilai  yang  muncul  dalam  penerapan  metode  belajar
permainan tradisional bebentengan. Jawaban responden terhadap pertanyaan nomer 7 diantarannya ialah 70
siswa  menjawab  siap  dalam  menerapkan  metode  permainan  tradisional bebentengan  di  kelas,  namun  ada  beberapa  siswa  yang  menjawab  tidak  mau
karena menjadi lebih pusing.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pelajaran  ekonomi  merupakan  pelajaran  yang  paling  ditakuti  oleh  para
siswa-siswi Sekolah Menengah Atas, khususnya di kelas XI. Hal ini dikarenakan,
di  kelas  XI  siswa-siswi  dihadapkan  dengan  materi  akuntansi  perusahaan  jasa. Akuntansi  ialah  pelajaran  sulit  dan  membosankan.  Banyak  sekali  siswa  yang
sudah malas, ketika mendengarkan kata-kata akuntansi. Nilai  Kriteria  Ketuntasan  Minimal  KKM  yang  ditetapkan  untuk  mata
pelajaran  ekonomi  pada  kelas  XI  di  SMA  N  6  Tangerang  Selatan  ialah  75.  Dan ternyata,  pada  saat  peneliti  melakukan  kegiatan  Praktek  Profesi  Keguruan
Terpadu atau PPKT, hampir 50 siswa yang ada di kelas XI IPS 3 memiliki nilai di bawah KKM.
Salah  satu  pertimbangan  yang  menjadikan  peneliti  menerapkan  metode permainan tradisional bebentengan ialah:
1. Belajar dengan asyik adalah salah satu cara yang dapat meningkatkan hasil
belajar siswa di kelas.
2. Metode permainan tradisional bebentengan merupakan metode  yang belum
pernah diterapkan oleh guru-guru manapun. Hal ini dikarenakan metode ini baru saja dikembangkan pada tahun 2012 oleh Iwan Purwanto.
3. Selain  dapat  menjadikan  siswa  antusias  dan  pada  akhirnya  mengerti  akan
materi ajar yang disampaikan serta mampu meningkatkan hasil belajar siswa di  kelas.  Metode  permainan  tradisional  juga  mampu  membentuk  karakter
siswa jauh lebih baik dari nilai-nilai yang ada dalam permainan tradisional. Materi  yang  peneliti  sampaikan  ialah  materi    jurnal  umum  akuntansi
perusahaan  jasa.  Peneliti  menerapkan  metode  tersebut  dengan  empat  kali pertemuan.  Satu  kali  pertemuan  untuk  mengambil  nilai  pretest  ,  dua  kali
pertemuan  untuk  menerapkan  metode  pembelajaran  permainan  tradisional bebentengan, dan satu kali pertemuan untuk mengambil nilai postest.
Dan  ternyata  hasil  belajar  siswa  di  kelas  XI  IPS  3,  yang  tadinya  50  di bawah  KKM.  Setelah  diterapkannya  metode  belajar  permainan  tradisional
bebentengan,    lebih  dari  50  anak  memiliki  nilai  di  atas  KKM.  Hal  ini    dapat disimpulkan  karena  t  hitung  10,741      t  tabel  1,66757.  Selain  itu,  berdasarkan
nilai pretest dan postest yang peneliti olah. Nilai gain kelas XI IPS 3 juga berada pada  kisaran  nilai  21,07.    Dan  nilai  tersebut  termasuk  ke  dalam  kategori  tinggi
nilai-gain. Kemudian, ketika peneliti menyebarkan angket terbuka untuk siswa-siswi
kelas XI IPS 3. Peneliti menjadi tahu bahwa ternyata siswa-siswi di kelas XI IPS 3  dan  anak-anak  kelas  XI  di  Sekolah  Menengah  Atas  sangat  menyukai  adanya
penerapan metode-metode ajar dengan berbagai jenis. Keunggulan dari penerapan metode permainan tradisional bebentengan ialah metode ini terkonsep dari sebuah
permainan.,  dan  ini  menjadikan  anak  senang  ketika  mendengar  dan menerapkannya.  Ketika  mereka  senang,  maka  mereka  akan  sungguh-sungguh
mengikuti  kegiatan  belajar  mengajar  di  kelas.  Hal  ini  mengakibatkan meningkatnya pemahaman serta hasil belajar siswa di kelas XI IPS 3.
Nilai-nilai yang dapat membentuk karakter anak dengan penerapan metode permainan  tradisional  bebentengan  ialah  nilai  kerjasama,  nilai  kompetisi,  nilai