commit to user 6.
Menerapkan cara-cara tersebut pada tahap perubahan input menjadi output secara tepat.
F. PENELITIAN TERDAHULU
1. Penelitian sebelumnya yang mendukung adalah penelitian yang dilakukan
Sabihaini dan Yulianto 2003 dalam bentuk jurnal yang berjudul Analisis
Quality Function Deployment
QFD :
The Voice Of Customer
untuk menghasilkan kualitas jasa studi kasus pada PT Kereta Api Indonesia. Dimensi kualitas yang digunakan
berbeda antara jasa dengan produk, yaitu jasa menggunakan dimensi
tangible, reliability, responsiveness, assurance,
dan
emphaty
namun alur pengolahanya sama dan menghasilkan hasil yang sama yaitu kualitas yang diharapkan oleh konsumen.
Hasil yang diperoleh : pada tingkat kepentingan yang menempati skala tertinggi adalah
assuranc
e dan terendah adalah
emphaty
dan
responsivenes
s. Untuk itu perusahaan perlu meningkatkan pelatihan dan pengembangan serta kemampuan
karyawan untuk kualitas yang diinginkan. 2.
Penelitian lain adalah penelitian yang dilakukan David 2007 dengan judul Analisis Kualitas Layanan Dengan Menggunakan House Of Quality Studi Kasus
pada PT Angkasa Pura I Cabang Adi Sutjipto Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan pada obyek jasa angkutan memperoleh hasil : pada tingkat kepentingan
yang menduduki skala tertinggi adalah
emphaty
, yang terendah adalah
tangible
. Terdapat 16 atribut yang dianggap sangat penting. Tingkat kinerja pada perusahaan
tersebut terdapat 27 atribut yang dianggap baik oleh responden. Skala tertinggi adalah
responsiveness
sedangkan yang terendah adalah
reliability
dan
tangible
, dalam TR terdapat 17 sinergi yang menunjukan
strong positif
. Akan sama hasilnya apabila diterapkan pada kualitas produk, walaupun menggunakan dimensi berbeda
yaitu dimensi kualitas produk.
commit to user 3.
Penelitian yang dilakukan oleh Suratman 2008 mengambil judul Analisis Penerapan
Quality Function Deployment
terhadap Kualitas Desain Produk Kursi Rotan Indoor Berorientasi Ekspor Pasar Eropa pada Sentra Industri Mebel Rotan Di
Kabupaten Sukoharjo memperoleh hasil dari tingkat kepentingan skor yang paling tinggi adalah dimensi
finishing
, ini merupakan faktor yang dianggap paling penting oleh konsumen sehingga perusahaan harus segera melakukan perbaikan pada
finishing
produk. Dari tingkat kinerja diperoleh hasil skor tertinggi adalah
fungsi
dan
estetika
dan yang terendah adalah dimensi
ergonomi
yang harus segera diperbaiki.
4. Listiantoro 2009 pada penelitian dengan judul Analisis Kualitas Anyaman
Berbahan Enceng Gondok Untuk Mengembangkan Desain Kursi Rotan Berorientasi Ekspor Pada Sentra Industri Mebel Rotan Di Kabupaten Sukoharjo
memperoleh hasil tingkat kepentingan menunjukan dimensi Ketahanan memperoleh nilai tertinggi dengan demikian dimensi tersebut dianggap paling
penting atau paling diharapkan oleh
buyer
,sedangkan nilai terendah adalah dimensi Keindahan. Tingkat Kinerja yang memperoleh nilai tertinggi dari responden adalah
dimensi Keindahan dan
Finishing
sedangkan ketahanan memiliki nilai kinerja terendah yang harus diperbaiki.
commit to user
G. KERANGKA PEMIKIRAN