commit to user estetisnya dan yang lain menonjolkan fungsionalnya Gondosubrata dalam Trust,
2004. Perancangan produk merupakan kegiatan berbagai fungsi. Aktivitas ini harus
mempertimbangkan pandangan dari berbagai aspek. Pendekatan yang digunakan dari eksternal perusahaan adalah dari pihak konsumen,
stakeholder
,
supplier
, pemerintah dan pihak yang berkepentingan lainnya. Terdapat pula pendekatan internal
perusahaan meliputi pemasaran, keuangan, persediaan bahan baku, rekayasa produk dan
quality control
. Kegiatan seleksi, pencarian manfaat, dan desain produk terjadi secara terus
menerus karena adanya peluang hadirnya produk baru, dan faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain : perubahan ekonomi, perubahan sosiologi dan demografi,
perubahan teknologi, perubahan politik, dan perubahan-perubahan lain yang bisa timbul dari dinamika pasar, standar profesi, pemasok dan penyalur. Perusahaan harus
merespon dengan cepat segala faktor-faktor tersebut sehingga tercapai desain produk yang sesuai dengan harapan pelanggan Render Heizer, 2001.
C. TOTAL QUALITY MANAGEMENT
Total Quality Manangement
menggambarkan kualitas yang melekat pada seluruh organisasi perusahaan. Terdapat 5 langkah yang diperlukan untuk penerapan
perbaikan mutu perusahaan : 1.
Perbaikan terus menerus Konsep perbaikan terus menerus terbentuk berdasarkan urutan langkah-
langkah kegiatan yang berhubungan dengan menghasilkan output barang dan jasa. Perbaikan terus menerus ini difokuskan pada perubahan proses kerja yang
commit to user lebih baik untuk meningkatkan keseragaman output dan memperbaiki
keandalan. 2.
Pemberdayaan karyawan Perusahaan memerlukan keterlibatan karyawan dalam pengambilan
keputusan. Pemberian reward dan insentif memberikan motivasi kepada karyawan untuk lebih meningkatkan kinerja dan memacu karyawan yang lain.
3.
Benchmarking
atau pembandingan kinerja Dalam mengimbangi kualitas pesaing perusahaan perlu melakukan
pembandingan kinerja dengan perusahaan lain yang sejenis. Benchmarking dilakukan guna mengetahui sisi kelebihan dan kekurangan atas kualitas yang
diberikan perusahaan untuk selanjutnya dilakukan perbaikan. 4.
Just in time
atau penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya Menganut sistem ini perusahaan harus dengan cepat memenuhi
kebutuhan pelanggan. Penyediaan kebutuhan yang tepat pada waktunya akan membantu perusahaan merespon cepat kebutuhan pelanggan.
5. Pengetahuan mengenai peralatan
Peruasahaan mengadakan perbaikan teknologi dalam aktivitasnya. Perubahan ini dimulai dengan menambah pengetahuan dan mengajarkan
kepada seluruh elemen perusahaan mengenai pengoperasian peralatan baru yang mendukung perbaikan kualitas output.
D. QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT
Definisi
Quality Function Deployment
QFD menurut Besterfield 1999 adalah :
commit to user
“
Quality Function Deployment is a planning tool used to fulfill cost expectations. It is a disciplined approach to product design, engineering and production, and
provides in depth evaluation of product
.”
QFD merupakan alat yang digunakan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan pentingnya berkomunikasi baik secara internal maupun eksternal.
QFD akan menterjemahkan apa yang menjadi persyaratan atau keinginan konsumen trehadap suatu produk. Dengan penerapan QFD diharapkan perusahaan
akan terhindar dari perbedaan persepsi mengenai apa yang diberikan perusahaan dengan apa yang menjadi persyaratan konsumen. QFD mampu mengidentifikasikan
keinginan konsumen yang sesungguhnya dan mengimplementasikan serangkaian informasi yang sejalan dengan setiap tahapan dalam perputaran produk dari konsep
desain komponen, proses dan manufaktur sampai pada pemakaian produk. Implementasi QFD terdiri dari tiga tahap, dimana seluruh kegiatan yang
dilakukan pada masing-masing tahapan dapat diterapkan seperti layaknya suatu proyek, dengan terlebih dahulu dilakukan tahap perencanaan dan persiapan, ketiga
tahapan tersebut adalah Cohen, 1995 : 1. Tahap pengumpulan
Voice of Customer
. 2. Tahap penyusunan rumah kualitas
House of Quality
. 3. Tahap analisa dan implementasi.
E. HOUSE Of QUALITY