4. Delta Djakarta Tbk.
DLTA 0,1686
0,2341 0,2723
0,227 5.
Indofood Sukses Makmur Tbk. INDF
0,0657 0,1006
0,1149 0,0914
6. Multi Bintang Indonesia Tbk.
MLBI 0,3335
0,4756 0,5225
0,4187 7.
Mayora Indah Tbk. MYOR
0,0938 0,1552
0,1497 0,0609
8. Prashida Aneka Niaga Tbk.
PSDN 0,1465
0,1656 0,0946
0,0692 9.
Sekar Laut Tbk. SKLT
0,0367 0,0633
0,0310 0,0279
10. Siantar Top Tbk. STTP
0,0059 0,0726
0,0711 0,0646
11. Ultrajaya Milk Industri T. Tbk. ULTJ
0,1544 0,0567
0,1011 0,0876
Sumber: ICDM, 2008-2011 Seperti halnya perputaran piutang, tinggi rendahnya nilai rasio dapat
dilihat dari rata-rata ROA industri Tabel 4.2. Contohnya pada PT. Akasha Wira Internasional, Tbk. ADES memiliki rata-rata industry sebesar 3,23. Pada tahun
2008, perusahaan ini dapat dikatakan tidak berhasil karena nilai rasio profitabilitas yang dihasilkan jauh dari rata-rata industri -16,56. Hal ini menunjukkan bahwa
perusahaan tidak mampu menghasilkan keuntungan dari asset yang dimilikinya. Sedangkan untuk tahun 2009-2011, perusahaan dapat dikatakan berhasil, karena
nilai rasio berada diatas rata-rata industrinya.
c. Perbandingan Nilai Kedua Variabel
Setelah nilai kedua variabel didapat, maka dapat dilakukan perbandingan antara keduanya. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah data kedua variabel
memiliki nilai yang searah. Artinya apakah kenaikan perputaran piutang diikuti dengan kenaikan return on asset-nya.
Tabel 4.10 Nilai Rasio Perputaran Piutang Rasio
Return On Asset ROA Kode
2008 2009
2010 2011
RT ROA
RT ROA
RT ROA
RT ROA
Universitas Sumatera Utara
ADES
7,9452 -0,1656 7,4409 0,0976
3,7708 0,1034 3,6596 0,0415
AISA
5,9248 0,0521
4,6580 0,0315 4,5778 0,0486
5,5052 0,043
CEKA
23,2780 0,0697
11,9750 0,1233 8,0382 0,0474
9,3221 0,0931
DLTA
3,7428 0,1686
5,4488 0,2341 3,2186 0,2723
7,3142 0,227
INDF
15,1300 0,0657
14,6876 0,1006 15,4145 0,1149
16,1957 0,0914
MLBI
12,1065 0,3335
16,0302 0,4756 11,3451 0,5225
7,6979 0,4187
MYOR
5,8427 0,0938
5,8525 0,1552 6,5394 0,1497
6,2989 0,0609
PSDN
21,1842 0,1465
21,1010 0,1656 17,0738 0,0946
18,5319 0,0692
SKLT
7,1385 0,0367
7,5661 0,0633 9,2555 0,0310
8,2930 0,0279
STTP
9,0084 0,0059
9,2649 0,0726 8,7300 0,0711
9,0589 0,0646
ULTJ
8,6851 0,1544
9,8024 0,0567 10,1206 0,1011
9,3646 0,0876
Minimum
3,7428 -0,1656 4,6580
0,0315 3,2186
0,0310 3,6596
0,0279
Maksimum
23,2780 0,3335
21,1010 0,4756
17,0738 0,5225
18,5319 0,4187
Sumber : ICMD, data olahan peneliti, 2013
Tabel 4.10 menunjukkan hubungan kedua variabel yaitu perputaran piutang dengan profibilitas. Dimana terlihat banyaknya variasi nilai, seperti
peningkatan nilai ROA setiap tahunnya, belum diikuti dengan peningkatan perputaran piutangnya, begitu juga sebaliknya yaitu penurunan nilai ROA tidak
diikuti dengan penurunan perputaran piutangnya. Sebagai contoh, PT. Akasha Wira Internasional, Tbk. memiliki nilai ROA
sebesar -16,56 pada tahun 2008, dan mengalami peningkatan ditahun-tahun berikutnya 9,76 2009, 10,34 2010 dan 9,37 2011. Peningkatan nilai
rasio ini tidak diikuti dengan peningkatan perputaran piutangnya seperti pada tahun 2008, perputaran piutang sebesar 7,9452 mengalami penurunan pada tahun-
tahun berikutnya 7,4409 2009, 3,7708 2010, dan 3,6596 2011. Selama 4 periode, secara keseluruhan perputaran piutang tertinggi
diperoleh oleh PT. Prashida Aneka Niaga Tbk. pada tahun 2009, 2010, dan 2011, sedangkan untuk tahun 2008 diperoleh oleh PT. Cahaya Kalbar Tbk. Nilai rasio
Universitas Sumatera Utara
retun on asset tertinggi diperoleh oleh PT. Multi Bintang Indonesia Tbk. selama 4
periode. Untuk perputaran piutang terendah diperoleh oleh PT. Delta Djakarta Tbk. pada tahun 2008 dan 2010, PT. Tiga Pilar Sejahtera Tbk. pada tahun 2009
dan PT. Akasha Wira Internasional Tbk. pada tahun 2011. Sedangkan nilai ROA terendah diperoleh oleh PT. Akasha Wira Internasional Tbk. pada tahun 2008, PT.
Tiga Pilar Sejahtera pada tahun 2009, dan PT. Sekar Laut Tbk. pada tahun 2010 dan 2011.
Universitas Sumatera Utara
4.3 Analisis Data