merasa tidak puas sehingga menjadi kurang bersemangat dalam dan melaksanakan tugasnya sebagai seorang guru.
5. Pengaruh Profesionalisme Guru terhadap Kepuasan Kerja
Sebagai seorang
guru tentunya
ingin menjadi
guru yang
profesional. Namun, untuk menjadi profesional guru harus memiliki kemampuan dan keahlian. Hal tersebut akan membuat guru terdorong
untuk mengembangkan kemampuan yang dimilikinya agar menjadi guru yang profesional. Semakin tinggi profesionalisme guru tentunya guru
tersebut akan mendapatkan gaji yang lebih tinggi, menjadi lebih dihargai di tempat ia bekerja, banyak mendapat penghargaan, serta statusnya pun
menjadi lebih baik. Oleh karena itu, semakin tinggi profesionalisme guru maka guru tersebut akan merasa puas terhadap pekerjaannya sehingga ia
akan lebih produktif dibandingkan orang yang tidak merasa puas terhadap pekerjaannya. Sebab, tingkat kepuasan yang dirasakan setiap
orang berbeda-beda mengenai pekerjaannya. Semakin tinggi tingkat kepuasan yang dirasakan oleh guru, maka semakin bersemangat pula
guru tersebut dalam menjalankan tugasnya.
D. Paradigma Penelitian
Gambar 1. Paradigma Penelitian
2 1
4 3
5 Kepemimpinan
Kepala Sekolah
Lingkungan Kerja Profesionalisme
Guru Kepuasan Kerja
E. Hipotesis Penelitian
1. Terdapat pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap
profesionalisme guru. 2.
Terdapat pengaruh positif lingkungan kerja terhadap profesionalisme guru.
3. Terdapat pengaruh positif kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kepuasan kerja. 4.
Terdapat pengaruh positif lingkungan kerja terhadap kepuasan kerja. 5.
Terdapat pengaruh positif profesionalisme guru terhadap kepuasan kerja.
39
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini berdasarkan pendekatannya merupakan penelitian ex-post facto
. Penelitian ex-post facto merupakan suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke
belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menyebabkan timbulnya kejadian tersebut Sugiyono, 2011: 7. Pada penelitian ini variabel yang akan
diteliti merupakan peristiwa yang telah terjadi. Sedangkan berdasarkan tingkat eksplanasinya, penelitian ini tergolong penelitian asosiatif kausal.
Menurut Sugiyono 2011: 11 penelitian asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dan lingkungan kerja terhadap profesionalisme guru dan kepuasan
kerja guru SMA Negeri di Sleman Yogyakarta. Analisis data penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono 2011: 14 metode penelitian kuantitatif merupakan metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data
menggunakan instrument penelitian, analisis data bersifat kuantitatifstatistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri di Sleman Yogyakarta. Adapun SMA Negeri yang ada di Sleman yaitu terdiri dari 17 SMA Negeri,
kemudian diambil 3 SMA Negeri untuk dijadikan sampel yaitu SMA Negeri 1 Godean, SMA Negeri 1 Seyegan, dan SMA Negeri 1 Gamping. Penelitian ini
dilakukan pada tanggal 19 Maret sampai 4 April 2014.
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya Sugiyono, 2011: 60. Variabel dalam penelitian ini meliputi:
1. Variabel Bebas Independent Variable
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor, antecedent.
Menurut Sugiyono 2011: 61 variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah kepemimpinan kepala sekolah X1 dan lingkungan
kerja X2.
2. Variabel Antara Intervening Variable
Variabel antara adalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan dependen menjadi
hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur. Variabel ini merupakan variabel penyelaantara yang terletak di antara