dengan sahabat merek, sebab terdapat perasaan emosional dalam menyukai merek liking the brand.
e. Tingkat teratas adalah para pelanggan atau konsumen yang setia.
Konsumen tipe ini memiliki kebanggaan dalam menemukan atau menjadi pengguna suatu merek. Merek tersebut sangat penting bagi mereka baik
dari segi fungsinya, maupun sebagai ekspresi mengenai siapa mereka sebenarnya commited buyer.
3. Nilai-nilai Brand Loyalty
Durianto, dkk, 2001:127 mengatakan loyalitas merek yang dimiliki oleh konsumen yang ada mewakili suatu aset yang strategis jika dikelola dengan baik,
sebab memberikan nilai kepada perusahaan sebagai berikut:
Gambar 2. 7: Nilai-nilai Brand Loyalty Sumber: Durianto, dkk, 2001:127
Keterangan:
a. Dapat mengurangi biaya pemasaran, sebab biaya untuk mempertahankan
konsumen lebih murah jika dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan pelanggan baru.
Loyalitas merek Brand Loyalty
Pengurangan biaya pemasaran
Peningkatan perdagangan Menarik minat pelanggan baru:
Waktu merespon ancaman kompetitif
Universitas Sumatera Utara
b. Dapat meningkatkan perdagangan. Hal ini berkaitan dengan pihak
pengecer, yang meyakini para pelanggan akan mencantumkan merek tersebut dalam daftar belanja mereka, sehingga para pengecer tidak segan-
segan untuk memajang merek tersebut pada rak-rak yang dimilikinya. c.
Dapat mengikat customer baru, melalui meciptakan kesadaran kembali, maupun meyakinkan kembali.
d. Dapat memberikan kecepatan waktu merespon dari perusahaan dalam
menghadapi pesaing.
Universitas Sumatera Utara
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
Berawal pada bulan Mei 1886 seorang ahli farmasi dan ahli minuman dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat yang bernama Dr. John S. Pemberton. Beliau
mencampurkan suatu ramuan khusus dengan gula murni menjadi sirup yang bernama karamel kemudian diaduk bersama air murni di dalam periuk tembaga.
Frank M. Robinson rekan usaha merangkap akuntan Dr. Pemberton menamakan minuman tersebut Coca-Cola. Setahun kemudian melalui kantor rekannya Jacob’s
Pharmacy, Coca-Cola dijual untuk pertama kalinya. Ramuan Coca-Cola kemudian diwariskan kepada Asa Candler 1892.
Hanya dalam waktu tiga tahun setelah dia mendirikan The Coca-Cola Company dengan kantor pusat di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, bisnisnya menjadikan
produk Coca-Cola merupakan minuman favorit di setiap negara bagian Amerika Serikat. Hal ini disebabkan karena sistem promosi Candler ditopang kuat dengan
pembagian hadiah yang berupa cindera mata, kalender, jam dinding, poster, kartu- kartu yang indah, gelas, dan souvenir lainnya yang selalu dilengkapi dengan
tulisan Coca-Cola. The Coca-Cola Company berbeda dengan pabrik minuman di Tenesse.
Pada tahun 1919 Robert W. Woodruff, presiden dari The Coca-Cola Company mempunyai gagasan agar Coca-Cola tidak hanya dinikmati oleh Amerika tetapi
bangsa-bangsa lain juga. Akhirnya, pada tahun 1929 cita-citanya tercapai yaitu pada saat mendirikan The Coca-Cola Export Coorporation yang khususnya
melayani penjualan Coca-Cola di luar negeri.
Universitas Sumatera Utara