untuk ikut terlibat dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator.
b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
Secara garis besar lagkah-langkah pokok strategi ini dikemukakan oleh Djamarah meliputi:
1. Simulation. Guru mengajukan permasalahan kepada siswa atau siswa menemukan sendiri permasalahan dalam buku teks atau
sumber-sumber lainnya. 2. Problem
Statement. Siswa
diberi kesempatan
untuk mengidentifikasi masalah serta merumuskan permasalahan yang
paling actual untuk di pecahkan. Dari rumusan masalah yang dikemukakan siswa dibimbing untuk mencari jawaban sementara
atau merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat.
3. Data collection. Untuk membuktikan rumusan hipotesis yang telah dibuat
‚ siswa diberi kesempatan untuk membuktikannya melalui kegiatan pengumpulan data data collection dengan mencari dan
mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dan relevan dengan cara membaca literature
‚ mengamati objek‚ wawancara dengan nara sumber
‚ melakukan uji coba sendiri‚ dan sebagainya. 4. Data processing. Pada kegiatan pemprosesan data semua informasi
yang telah diperoleh baik melalui bacaan ‚ wawancara‚ observasi‚
dan sebagainya ‚ kemudian diolah‚ diklasifikasikan‚ ditabulasikan‚
bahkan bila diperlukan dihitung dengan menggunakan analisis statistic diskriptif maupun statistic analisis dinferensial.
5. Verification ‚ atau pembuktian. Dari hasil pengolahan dan
pentafsiran ‚ atau informasi yang ada dan dengan bantuan analisis
statistic diskriptif dan analisis statistic inferensial ‚ dugaan
sementara atau hipotasis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek
‚ apakah terjawab atau tidak apakah terbukti atau tidak.
6. Generalization. Tahap selanjutnya adalah siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan berdasarkan vertifikasi yang telah dilakukan
pada langkah-langkah sebelumnya.
40
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Alimun Sulkan
dalam penelitian: “penerapan metode eksploratory discovery sebagai upaya peningkatan motivasi belajar SAINS pada siswa
kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
Eksploratory Discovery dapat meningkatkankan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SAINS. Peningkatan ini ditunjukkan pada keaktifan yang
dicapai antara siklus I 16 ‚60‚ siklus II 45‚50‚ peningkatan prosentase
28 ‚90 dan siklus III 88‚80 peningkatan prosentase 43‚30.
Mohammad Anis Choerul Basyar
dalam penelitian: “Upaya meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran PKn melalui layanan
bimbingan kelompok pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar.
Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan ‚ 7 siswa kategori kurang dan
3 siswa katageri cukup motivasi sebelum tindakan sebesar 43 ‚9
Peningkatan ditunjukkan pada siklus I sebesar 68 terjadi peningkatan sebesar 24
‚1. Sedangkan hasil analisis siklus II‚ motivasi belajar meningkat baik sebesar 84
‚5 terjadi peningkatan sebesar 16‚5 dari siklus I. sehingga keseluruhan dari 2 siklus terjadi peningkatan 40
‚5 dan semua siswa berada dalam kategori sangat baik.
Sukron
dalam penelitian “Peningkatan Motivasi belajar melalui Metode Bermain kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta
Barat”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
40
H.E. Syarifudin‚ dkk.‚ op. cit.‚ hal. 15-16