Upaya meningkatkan motivasi belajar PKN melalui strategi pembelajaran inquiry discovery learning di kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Akademik Program Kualifikasi S1 Kependidikan dan
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Disusun Oleh SURYANIH NIM: 1811018300056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
v
Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Tangerang, Skripsi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan motivasi
belajar PKn dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning
pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang.
Pendekatan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan. Sedangkan model penelitian tindakan yang digunakan adalah model Jhon Elliot. Model ini didasarkan atas empat komponen pokok yang juga menunjukan langkah, yaitu:
Perencanaan (Planning), Tindakan (Acting), Pengamatan (Observing), dan
Refleksi (Reflecting). Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V yang
berjumlah 18 siswa. Penelitian siswa kelas V sebagai subjek penelitian dilakukan berdasarkan pengamatan penelitian selama 3 bulan dan hasil wawancara dengan siswa. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa pembelajaran PKn dengan penerapkan metode metode Inquiry Discovery Learning dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang
meningkat signifikan, itu terlihat dari nilai pengamatan, Peningkatan ini ditunjukkan pada skor angket motivasi belajar siswa yang dicapai antara siklus I (68,30%) dan siklus II (80,88%) peningkatan prosentase 12,58%. Pembelajaran dengan penerapkan metode Inquiry Discovery Learning berdampak positif bagi siswa yaitu: siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran, Peningkatan ini ditunjukkan pada siklus I (16,70%) dan siklus II (88,90%) peningkatan prosentase 72,20% Siswa menjadi lebih kooperatif (kerjasama) dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (7,0%) dan siklus II (77,8%) peningkatan prosentase 70,8%. Siswa menjadi lebih disiplin dalam belajar, ini ditunjukkan pada siklus I (55,6%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 27,7%. Siswa menjadi lebih perhatian terhadap pelajaran, ini ditunjukkan pada siklus I (27,8%) dan siklus II (83,3%) peningkatan prosentase 65,5%.
Kata Kunci : Motivasi Belajar, Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery
(7)
vi
Puji syukur ke hadirat Allah Swt Rabb semesta alam, atas rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul ”Upaya
Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, Skripsi PGMI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta”. Skripsi ini merupakan syarat akademis dalam
menyelesaikan Studi Strata I untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Program Studi PGMI Dual Mode Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan, dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Nurlena Rifa’i, M.Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Fauzan, M.A. Selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Nafia Wafiqni, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Para Dosen di lingkungan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan, sehingga wawasan penulis semakin bertambah.
5. Kepala Sekolah beserta para guru, staf dan karyawan Madrasah Ibtidaiyah
Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang.
6. Sukayati, S.Pd. Selaku Observer yang telah membantu penulis dalam
(8)
vii
9. Rekan-rekan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
banyak membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Hanya Doa dan rasa terima kasih tak terhingga yang terlahir dari lubuk hati terdalam yang dapat penulis sampaikan, semoga semua yang telah diberikan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya serta orang lain pada umumnya. Amin
Tangerang, 27 Oktober 2014 M 03 Muharram 1436 H
Penulis,
(9)
viii
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Pembatasan Masalah ... 3
D. Perumusan Masalah ... 3
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II KAJIAN TEORI A. Kajian Teori ... 5
1. Motivasi ... 5
a. Pengertian Motivasi ... 5
b. Fungsi Motivasi dalam Belajar ... 6
c. Macam-macam Motivasi ... 7
d. Bentuk-bentuk Motivasi ... 8
e. Tujuan Motivasi ... 11
f. Motivasi Belajar ... 11
g. Indikator Motivasi ………. 11
h. Teori-teori Motivasi ……….. 11
i. Peran Motivasi dalam Mencapai Keberhasilan Belajar .. 11
j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar... 11
k. Tehnik-tehnik Motivasi dalam Pembelajaran ... 13
2. Pembelajaran PKn ... 17
a. Pengertian Pembelajaran PKn ... 17
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn 17 c. Tujuan Pembelajaran PKn ... 18
d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn ... 19
e. Karakteristik Pembelajaran PKn ... 20
3. Strategi Pembelajaran ... 21
a. Pengertian Strategi Pembelajaran ... 21
b. Komponen Strategi Pembelajaran ... 21
c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran ... 22
(10)
ix BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ... 26
C. Subyek Penelitian ... 28
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 28
E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 28
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 30
G. Data dan Sumber Data ... 31
H. Instrumen Pengumpulan Data ... 32
I. Teknik Pengumpulan Data ... 38
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ... 39
K. Analisa Data ... 40
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 42
1. Pra Siklus ... 42
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ... 43
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ... 55
B. Analisa Data ... 65
1. Analisis Skor Motivasi Belajar Siswa ... 65
2. Analisis Observasi Aktivitas Belajar Siswa ... 68
C. Pembahasan ... 68
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 73
B. Saran ... 73
DAFTAR PUSTAKA ... 75 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
x
Tabel 3.2 : Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran
Inquiry Discovery Learning ... 32
Tabel 3.3 : Lembar Pengamatan Motivasi Siswa ... 33
Tabel 3.4 : Instrumen Angket Motivasi Belajar ……… 35
Tabel 3.5 : Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar ... 38
Tabel 3.6 : Tabel Kualifikasi Hasil Presentasi Rata-rata Skor Angket ... 40
Tabel 4.1 : Hasil Pengamatan Pra Siklus ... 42
Tabel 4.2 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus I... 48
Tabel 4.3 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus I ... 49
Tabel 4.4 : Keaktifan Siwa pada Siklus I ... 50
Tabel 4.5 : Kerjasama Siswa pada Siklus I ... 51
Tabel 4.6 : Kedisiplinan Siwa pada Siklus I ... 52
Tabel 4.7 : Perhatian Siswa pada Siklus I ... 53
Tabel 4.8 : Pengamatan Terhadap Guru Siklus II ... 59
Tabel 4.9 : Hasil Pengamatan Motivasi Siswa Siklus II ... 60
Tabel 4.10 : Keaktifan Siwa pada Siklus II ... 61
Tabel 4.11 : Kerjasama Siswa pada Siklus II ... 62
Tabel 4.12 : Kedisiplinan Siswa pada Siklus II... 63
Tabel 4.13 : Perhatian Siswa pada Siklus II ... 64
Tabel 4.14 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus I ... 66
Tabel 4.15 : Skor Rata-Rata Hasil Angket Siklus II ... 67
(12)
xi
Gambar 4.1 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa pada Awal Pembelajaran ... 45
Gambar 4.2 : Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembagian Kelompok Belajar .... 46
Gambar 4.3 : Aktivitas Guru Saat Menjelaskan Materi ... 46
Gambar 4.4 : Aktivitas Siswa Saat Diskusi Siklus I ... 47
Gambar 4.5 : Aktivitas Siswa Saat Melaporkan Hasil Diskusi Siklus I ... 47
Gambar 4.6 : Grafik Keaktifan Siswa pada Siklus I ... 50
Gambar 4.7 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I ... 51
Gambar 4.8 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus I ... 52
Gambar 4.9 : Grafik Perhatian Siwa pada Siklus I ... 53
Gambar 4.10 : Aktivitas Observasi siswa dan Diskusi Pada Penjelajahan ... 56
Gambar 4.11 : Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa Pada Siklus II ... 57
Gambar 4.12 : Aktivitas Pelaporan Pengamatan Siswa Pada Siklus II ... 58
Gambar 4.13 : Grafik Keaktifan Siwa pada Siklus II ... 61
Gambar 4.14 : Grafik Kerjasama Siswa pada Siklus I ... 62
Gambar 4.15 : Grafik Kedisiplinan Siswa pada Siklus II ... 63
Gambar 4.16 : Grafik Perhatian Siswa pada Siklus II ... 64
Gambar 4.17 : Grafik Keaktifan Siswa Siwa dari Pra Siklus I – Siklus II ... 70
Gambar 4.18 : Grafik Kerjasama Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ... 70
Gambar 4.19 : Grafik Kedisiplinan Siswa dari Pra Siklus I – Siklus II ... 71
(13)
xii
Lampiran 2 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I ... 87
Lampiran 3 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 89
Lampiran 4 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 91
Lampiran 5 : Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 101
Lampiran 6 : Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 103
Lampiran 7 : Uji Validitas Angket ... 105
Lampiran 8 : Hasil Angket Siklus I ... 108
(14)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran sebagai suatu sistem merupakan seperangkat komponen saling bergantungan dan saling mempengaruhi satu sama lain
untuk mencapai tujuan.1 Untuk tercapainya tujuan pembelajaran guru harus
dapat mengorganisasikan komponen-komponen pembelajaran dengan baik secara efektif dan efisien. Karenanya guru harus dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, memilih metode alat dan sumber belajar yang akan digunakan serta menetapkan langkah-langkah dan prosedur atau scenario pembelajaran.
Kegiatan belajar mengajar tidak terlepas dari masalah, problem yang dihadapi dalam proses belajar mengajar kecenderungan para siswa yang kurang semangat, begitu pula dalam pembelajaran PKn yaitu kurangnya minat siswa untuk mengikuti pembelajaran PKn. Sama halnya yang dialami pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang, permasalahan tersebut kemungkinan besar dikarenakan metode yang digunakan oleh guru kurang variatif.
Agar pembelajaran PKn ini bisa maksimal dan diminati oleh siswa‚
maka pelaksanaan pembelajaran haruslah menyenangkan dan menantang. Untuk itu para guru harus mampu membangkitkan semangat siswa dan menjadikan siswa merasa mengalami sendiri apa yang disampaikan oleh
guru‚ sehingga siswa merasa tertantang untuk menggali pengalamanya.
Dengan demikian‚ diharapkan setiap siswa akan merasa senang mengikuti
pelajaran PKn.
Strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning merupakan
srtategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar
1H.E. Syarifudin‚ dkk..‚
Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Diadet Media‚
2010)‚ Cet. Ke-1 hal. 5
(15)
mencari dan menemukan sendiri.2 Dalam strategi belajar mengajar ini penyajian bahan pelajaran oleh guru tidak dalam bentuk final,tetapi siswa diberi peluang mencari penemuan-penemuan tentang mata pelajaran terkait dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
Meminjam pendapat Bruner dalam Trianto, bahwa berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya,
menghasilan pengetahuan yang benar-benar bermakna3. Teknik pendekatan
ini merupakan medium yang luwes‚ sehingga berbagai maksud dan tujuan
pembelajaran dapat tercapai‚ sebab teknik ini menyenangkan. Dengan
penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning diharapkan
dapat mempengaruhi tingkat motivasi‚ konsentrasi kecepatan menyerap
materi pelajaran‚ serta kematangan pemahaman terhadap materi pelajaran.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara langsung penulis pada
siswa kelas V MI. Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. diketahui bahwa
dalam kegiatan pembelajaran terlihat motivasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn sangat rendah. Kondisi ini terlihat dari sikap siswa yang
kurang perhatian pada mata pelajaran tersebut. Hal ini disebabkan karena
monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru dan minimnya media pembelajaran yang digunakan. Selain itu terbatasnya jam pelajaran untuk pembelajaran PKn juga berpengaruh besar terhadap motivasi belajar siswa.
Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, penulis berupaya
mengatasi hal tersebut‚ dengan mencoba menerapkan strategi pembelajaran
Inquiry Discovery Learning dalam proses pembelajaran PKn di kelas V MI. Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang. Karena itu penulis memberi judul
penelitian ini yaitu: “Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar PKn Melalui
Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning Di Kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang”.
2
Ibid.‚ hal. 14
3
Trianto, Mendesain Model Pembelajarn Inovatif-Progresif, (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 7
(16)
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas‚ maka dapat dibuat
identifikasi masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya perhatian siswa pada mata pelajaran Pkn menyebabkan
rendahnya motivasi belajar siswa
2. Monotonnya pendekatan pembelajaran yang gunakan oleh guru
mengakibatkan kurang minatnya siswa dalam belajar
3. Minimnya penggunaan media pembelajaran yang digunakan guru
berakibat pada rendahnya motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas‚ maka penulis
hanya akan membatasinya pada:
1. Motivasi belajar dalam penelitian ini adalah kekuatan yang terdapat
dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut
bertindak/berbuat.
2. Strategi pembelajaran inquiry discovery learning yang dimaksud yakni
strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri.
3. Siswa yang dimaksud ialah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang
4. Materi PKn yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kompetensi
dasar mendeskripsikan NKRI‚ menjelaskan pentingnya keutuhan NKRI.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka yang menjadi
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana upaya
(17)
Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang?”
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya meningkatkan motivasi
belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada
siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru
Memotivasi guru untuk meningkatkan keterampilan
memilih metode pembelajaran yang sesuai dan bervariasi‚ guru
lebih termotivasi untuk terbiasa mengadakan penelitian sederhana yang bermanfaat bagi perbaikan dalam proses pembelajaran.
b. Bagi Siswa
Dengan menggunakan Strategi Pembelajaran Inquiry
Discovery Learning memungkinkan siswa untuk memahami
pelajaran lebih baik‚ karena pembelajaran yang bermakna.
Memberi tantangan dan suasana baru dalam kegiatan belajar
mengajar.
c. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal untuk menghadapi tugas dilapangan.
2. Manfaat Teoritis
Dengan penerapan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning ini‚ diharapkan dapat memperkaya khasanah kepustakaan pendidikan dan meningkatkan aset ilmu pengetahuan khususnya mata pelajaran PKn.
(18)
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Motivasi
a. Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu hal yang paling pokok didalam berbagai aktivitas/pekerjaan manusia. Tanpa adanya motivasi, manusia tidak dapat mengerjakan aktivitasnya dengan baik. Oleh karena itu perlunya motivasi harus dibangkitkan dalam diri manusia. Pengertian motivasi telah banyak dikemukakan dan dikembangkan oleh para tokoh terkemuka. Di bawah ini akan dikemukakan berbagai pengertian motivasi:
Menurut Muhibbin Syah motivasi ialah keadaan internal organisme-baik manusia ataupun hewan-yang mendorongnya untuk
berbuat sesuatu.Dalam pengertian ini‚ motivasi berarti pemasok daya
(energizer) untuk bertingkah laku secara terarah.4
Menurut Purwanto, motivasi merupakan usaha yang disadari untuk menggerakkan, mengarahkan, dan menjaga tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu
sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.5
Menurut Jeanne motivasi adalah sesuatu yang menghidupkan (energize)‚ mengarahkan dan mempertahankan prilaku‚ motivasi
membuat siswa bergerak‚ menentukan mereka dalam suatu arah tertentu
dan menjaga mereka agar terus bergerak.6
4 Muhibbin Syah‚ Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru‚
(Bandung: PT. Remaja Rosda Karya‚ 2010)‚ hal.134
5
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1990), Cet. Ke-5, hal. 73
6 Jeanne Ellis Ormrod‚
Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan
Berkembang‚(Jakarta: Erlangga‚ 2008)‚ hal. 58
(19)
Menurut Nyanyu Khodijah motivasi adalah sebuah konsep yang
digunakan untuk menjelaskan inisiasi‚ arah dan intensitas perilaku
individu.7
Menurut Sabri motivasi diartikan sebagai segala sesuatu yang
menjadi pendorong timbulnya suatu tingkah laku.8
Sedangkan menurut Hamzah B. Uno motivasi adalah kekuatan yang terdapat dalam diri individu yang menyebabkan individu tersebut
bertindak atau berbuat.9
Dari berbagai pengertian diatas disimpulkan bahwa motivasi adalah suatu dorongan yang disadari untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna mencapai sebuah tujuan tertentu yang mengakibatkan perubahan-perubahan dalam prestasi.
b. Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Dalam perilaku belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi
yang diberikan‚ akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi
akan senantiasa menentukan intensiatas usaha belajar bagi para siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi‚ yaitu:
1) Mendorong manusia untuk berbuat‚ jadi sebagai penggerak atau
motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2) Menentukan arah perbuatan‚ yakni ke arah tujuan yang hendak
dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
7 Nyanyu Khodijah‚ Psikologi Pendidikan‚ (Jakarta: RajaGrafindo Persada‚
2014)‚ hal. 150
8Alisuf Sabri‚
Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya‚ 2010)‚ Cet.
Ke- 4‚ hal. 85
9Hamzah B. Uno‚Teori Motivasi dan Pengukurannya‚ (Jakarta‚ Bumi Aksara‚
(20)
3) Menyeleksi perbuatan‚ yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa
yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan‚ dengan
menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Di samping itu motivasi juga dapat berfungsi
sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi.10
c. Macam-macam motivasi
Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang
untuk melakukan sesuatu.11 Berbicara tentang macam atau jenis
motivasi ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang‚ yaitu:
1. Motivasi dilihat dari dasar pembentukannya.
a. Motif-motif bawaan
Yang dimaksud dengan motif bawaan adalah motif yang dibawa
sejak lahir‚ jadi motivasi itu ada tanpa dipelajari.
b. Motif-motif yang dipelajari
Maksudnya motif-motif yang timbul karena dipelajari.12Adapun
dilihat dari timbulnya‚ motivasi ada dua jenis yaitu: Intristic
Motivation dan Exstrinsic Motivation.
Di samping itu Frandsen‚ masih menambahkan jenis-jenis motif
berikut ini:
a. Cognitive Moties
Yang menunjuk pada gejala intrinsic‚ yakni menyangkut kepuasan
individual. Keputusan individual yang berada dalam diri manusia dan biasanya berwujud proses dalam produk mental. Jenis motif
seperti ini adalah sangat primer dalam kegiatan belajar di sekolah‚
terutama yang berkaitan dengan pengembangan intelektual. b. Self-expression
Penampilan diri adalah sebagian dari perilaku manusia.Yang penting kebutuhan individu itu tidak sekedar tahu mengapa dan bagaimana
sesuatu itu terjadi‚ tetapi juga mampu membuat suatu kejadian.Untuk
10 Sardiman‚ Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar‚
(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada‚ 2004)‚ Cet. 11‚ hal. 85
11 Abu Ahmadi‚ Joko Tri Prasetyo‚
Strategi Belajar Mengajar‚ (Bandung: Pustaka Setia‚ 2007)‚ hal. 109
12Sardiman‚op. cit.‚
(21)
itu memang diperlukan kreativitas‚ penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri.
c. Self-enhancement
Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan
meningkatkan kemajuan diri seseorang.13
2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woordworth dan Marquis
a. Motif atau kebutuhan organis.
b. Motif-motif darurat.
c. Motif-motif objektif.
3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah
Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yaitu motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi Jasmani
terdiri dari: refleks‚ insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang
termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan.
4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
a. Motivasi Intrinsik (Intrinsic Motivation)
Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu
dirangsang dari luar‚ karena dari diri individu sudah ada dorongan
untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi Ekstrinsik (Extrinsic Motivation)
Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya
karena adanya perangsang dari luar.14
d. Bentuk-bentuk Motivasi
Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intristik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi‚ pelajar dapat
mengembangkan aktivitas dan inisiatif‚ dapat mengarahkan dan
memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar.
13Sardiman‚op. cit.‚
hal. 87
14Sardiman‚op. cit.‚
(22)
Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi
dalam kegiatan belajar disekolah‚ menurut Sardiman sebagai berikut:
1. Memberi angka
Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan
belajarnya.Banyak siswa belajar‚ yang utama justru untuk mencapai
angka/nilai yang baik.
2. Hadiah
Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi‚ tetapi tidaklah
selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan‚ mungkin tidak
akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut.
3. Saingan/kompetesi
Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi
untuk mendorong belajar siswa. Persaingan‚ baik persaingan individual
maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
4. Ego-involvement
Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja
keras dengan mempertaruhkan harga diri‚ adalah sebagai salah satu
bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya.
5. Memberi ulangan
Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada
ulangan. Oleh karena itu‚ memberi ulangan ini juga merupakan sarana
motivasi.Tetapi yang harus diingat oleh guru‚ adalah jangan terlalu
sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini
guru harus juga terbuka‚ maksudnya kalau akan ulangan harus
diberitahukan kepada siswanya.
6. Mengetahui hasil
Dengan mengetahui hasil pekerjaan‚ apalagi kalau terjadi
kemajuan‚akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin
mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat‚ maka ada motivasi
pada diri siswa untuk harus belajar‚ dengan harapan hasilnya terus
(23)
7. Pujian
Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan
tugas dengan baik‚ perlu berikan pujian. Pujian ini adalah bentuk
reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik.
8. Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau
diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.
9. Hasrat untuk belajar
Hasrat untuk belajar‚ berarti ada unsur kesengajaan‚ ada maksud
untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri
anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar‚ sehingga sudah
barang tentu hasilnya akan lebih baik.
10. Minat
Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat
dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan‚ begitu
juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut:
a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.
b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.
c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.
d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.
11. Tujuan yang diakui
Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa‚ akan
merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan
memahami tujuan yang harus dicapai‚ karena dirasa sangat berguna
dan menguntungkan‚ maka akan timbul gairah untuk terus belajar.15
Motivasi selalu mempunyai tujuan‚ jika tujuan berarti bagi
siswa‚ akan berusaha untuk mencapainya. Tujuan yang menarik
merupakan motivasi yang terbaik.
15Sardiman‚op. cit.‚
(24)
e. Tujuan Motivasi
Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh
hasil atau mecapai tujuan tertentu.16
f. Motivasi Belajar
Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong
seseorang untuk belajar.17 Menurut Hamzah B. Uno hakekat Motivasi
belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang
sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku‚ pada umumnya
dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung.18
g. Indikator Motivasi
Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan
4. Adanya penghargaan dalam belajar
5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif.19
Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut ditangan para guru/pendidik dan
anggota masyarakat lain.20
h. Teori-teori Motivasi
Elliot‚ dkk. (1986) mengemukakan empat teori motivasi‚ yaitu:
teori hierarki kebutuhan Maslow‚ Teori Kognitif Bruner‚ teori Kebutuhan
Berprestasi‚ dan teori Atribusi.
16
Ngalim Purwanto, Loc. Cit.
17Nyanyu Khodijah‚
Op. Cit.‚hal. 151
18Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚
hal. 23
19Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚
20 Dimyati‚ Mudjiono‚ Belajar dan Pembelajaran‚ (Jakarta: Rineka Cipta‚
(25)
1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow
Menurut teori ini‚ orang termotivasi terhadap sesuatu perilaku karena ia
memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima tipe dasar kebutuhan
dalam teori Maslow‚ yaitu: kebutuhan fisiologis‚ kebutuhan akan rasa
aman‚ kebutuhan akan cinta dan memiliki‚ kebutuhan akan penghargaan
dan kebutuhan aktualisasi diri (self-actualization).
2. Teori Kognitif Bruner
Kunci untuk membangkitkan motivasi bagi Bruner adalah discovery
learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan‚ keterampilan‚ dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri.
3. Teori Kebutuhan Berprestasi (Need Achievement Theory)
McClelland (dalam Elliot‚ 1996) menyatakan bahwa individu yang
memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya
mencari tantangan‚ tugas-tugas yang cukup sulit‚ dan ia mampu
melakukannya dengan baik‚ mengharapkan umpan balik yang mungkin‚
serta ia juga mudah merasa bosan dengan keberhasilan yang terus menerus.
4. Teori Atribusi
Teori ini berstandar pada tiga asumsi dasar (Petri‚ dalam Elloit‚ dkk.‚
1996). Pertama orang ingin tahu penyebab perilakunya dan perilaku
orang lain‚ terutama perilaku yang penting bagi mereka. Kedua‚mereka
tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random. Ketiga‚
penyebab perilaku yang ditetapkan individu mempengaruhi perilaku
berikutnya. Jadi‚ menurut teori ini perilaku seseorang ditentukan
bagaimana atribusinya terhadap penyebab perilaku yang sama
sebelumnya.21
Sedangkan Teori motivasi menurut Purwanto adalah sebagai berikut:
1. Teori Hedonisme‚ yaitu suatu aliran di dalam filsafat yang memandang
bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal
yang sulit dan menyusahkan‚ merekacenderung lebih suka melakukan
yang mendatangkan kesenangan.
2. Teori Naluri‚ pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu
pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri‚ yaitu:
a) Naluri mempertahankan diri
b) Naluri mengembangkan diri
21Nyayu Khodijah‚
(26)
c) Naluri mengembangkan/mempertahankan jenis.
Dengan memiliki ketiga naluri pokok tersebut maka kebiasaan-kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya.
3. Teori Reaksi yang Dipelajari
Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak
berdasarkan naluri-naluri‚ tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku
yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup.
4. Teori Daya Pendorong
Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori
reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri‚ tetapi
hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang
umum.misalnya‚ suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain.
5. Teori Kebutuhan
Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh
manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya‚ baik
kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis.22
i. Peran Motivasi Dalam Mencapai Keberhasilan Belajar
Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi
belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum‚ intelegensi‚
dan bakat minat.23
Dalam kegiatan belajar‚ motivasi dapat dikatakan sebagai
keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang menimbulkan
kegiatan belajar‚ yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar‚ dan
yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki akan tercapai.
Prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar‚ yaitu:
1) Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar.
2) Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam
belajar.
3) Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman.
4) Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar.
22Ngalim Purwanto‚
Op. Cit. hal. 74
23Ibid.‚
(27)
5) Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar.
6) Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar.24
j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami
perkembangan‚ artinya pengaruh oleh kondisi fisiologis dan
kematangan psikologi siswa‚ sebagai ilustrasi‚ keinginan anak untuk
membaca majalah misalnya‚ terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra
untuk mengucap kata25. Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi
motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah sebagai berikut:
1) Cita-cita atau aspirasi siswa
Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.
2) Kemampuan siswa
Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan anak kecakapan mencapainya. Latihan yang berulang-ulang akan
membentuk suatu kemampuan yang diinginkannya‚ secara
pelan-pelan terjadilah kegemaran yang akan timbul dalam diri anak tersebut. Sehingga akan tercapainya keberhasilan yang akan memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.
3) Kondisi siswa
Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi belajar.
24Ibid.‚
25Dimyati‚ Mudjiono
(28)
4) Kondisi lingkungan siswa
Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam‚ lingkungan
tempat tinggal‚ pergaulan sebaya‚ dan kehidupan kemasyarakatan.
Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh
lingkungan sekitar. Dengna lingkungan yang aman‚ tentram‚ tertib‚
dan indah‚ maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
5) Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya‚ lingkungan yang
semakin bertambah baik berkat dibangun‚ merupakan kondisi
dinamis yang bagus bagi pembelajaran.Guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar disekitar sekolah untuk memotivasi belajar.
6) Upaya guru dalam membelajarkan siswa
Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut:
a) Menyelenggarakan tertib belajar disekolah
b) Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan‚ seperti
pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah
c) Membina belajar tertib pergaulan
d) Membina belajar tertib lingkungan sekolah
Disamping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut‚ maka
secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi:
a) Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib
belajar.
b) Pemanfaatan penguatan berupa hadiah‚ kritik‚ hukuman secara
(29)
c) Mendidik cinta belajar.
k. Teknik-teknik Motivasi Dalam Pembelajaran
Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menurut Hamzah B. Uno sebagai berikut:
1) Pernyataan penghargaan secara verbal
2) Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan
3) Menimbulkan rasa ingin tahu
4) Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa
5) Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa
6) Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam
belajar
7) Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan
suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami
8) Menuntut siswa untuk menggunaka hal-hal yang telah dipelajari
sebelumnya
9) Menggunakan simulasi dan permainan
10) Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan
kemahirannya di depan umum
11) Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan
siswa dalam kegiatan belajar
12) Memahami iklim social dalam sekolah
13) Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat
14) Memperpadukan motif-motif yang kuat
15) Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai
16) Merumuskan tujuan-tujuan sementara
17) Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai
18) Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa
19) Menyembangkan persaingan dengan diri sendiri
20) Memberikan contoh yang positif.26
26Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚
(30)
2. Pembelajaran PKn
a. Pengertian Pembelajaran PKn
Pendidikan Kewarganegaraan yang dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah Civic Education mempunyai banyak
pengertian dan istilah.
Henry Randall Waiten (1988) sebagaimana dikutip oleh Ubaidillah (2006) merumuskan penegertian civics sebagai berikut:
“The science of citizenship‚ the relation of man‚ the
individual‚ to man in organized collections‚ the individual in his
relation to the state”. (Ilmu pengetahuan kewarganegaraan‚
hubungan seseorang dengan orang lain dalam
perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir‚ hubungan seorang individu dengan
Negara).27
Muhammad Numan Soematri mengartikan civics sebagai
ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir (organisasi
social‚ ekonomi‚ politik)‚ dan hubungan individu-individu dengan
Negara.28
Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga
dimaksudkan sebagai usaha membekali siswa dengan budi pekerti‚
pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara sesama warga Negara maupun antar warga Negara dengan Negara.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PKn antara lain adalah:
27Junaidi‚ dkk.‚Pendidikan Kewarganegaraan‚
(Surabaya; Lapis-PGMI‚ 2009)‚ paket 1‚ hal. 12
28
(31)
1. Guru
Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai
kemampuan-kemampuan tertentu‚ guru merupakan pribadi yang
berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas‚cara berkomunikasi‚
berinteraksidengan warga sekolah dan masyarakat umumnya. Seorang
guru harus menjadi orang yang special‚ namun lebih baik lagi jika ia
menjadi special bagi semua siswanya.29
2. Siswa
Jika ditinjau dari siswa maka banyak factor-faktor yang perlu
mendapat perhatian‚ lebih-lebih hubungannya dengan belajar PKn.
PKn bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang kurang disenangi karena kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran ini.
3. Sarana dan Prasarana
Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasarananya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan.
4. Strategi Pembelajaran
Strategi Pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang
aktif‚ Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor‚ yaitu:
(1) Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses
pembelajaran terutama antara guru dan siswa
(2) Berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang meliputi
indera‚ emosi‚ karsa‚ dan nalar.
c. Tujuan Pembelajaran PKn
Berdasarkan Permendiknas No. 22/2006 tentang Standar Isi Kurikulum
Nasional‚ tujuan pembelajaran PKn di MI agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
29Jejen Musfah‚ Peningkatan Kompetensi Guru‚(Jakarta: Kencana‚ 2011)‚ hal.
(32)
1. Berpikir secara kritis‚ rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan
2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara
cerdas dalam kegiatan bermasyarakat‚ berbangsa dan bernegara serta
anti-korupsi
3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri
berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya
4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara
langsung atau tidak langsung dengan memnfaatkan teknologi informasi
dan komunikasi.30
Lebih lanjut‚ tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan‚
menurut Mulyasa adalah untuk menjadikan siswa dan siswi:
1. Mampu berpikir secara kritis‚rasional dan kreatif dalam menanggapi
persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya.
2. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan‚ secara aktif dan
bertanggung jawab‚ sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam
semua kegiatan‚ dan
3. Dapat berkembang secara positif dan demokratis‚ sehingga mampu
hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi‚
serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi
dengan baik.31
Dengan demikian tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk
menjadikan warganegara yang baik‚ yaitu warganegara yang tahu‚ mau
dan sadar akan hak dan kewajibannya.
d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn
Ruang lingkup pembelajaran PKn MI sebagaimana yang dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 22/2006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut:
1. Persatuan dan kesatuan bangsa‚ meliputi hidup rukun dalam
perbedaan‚ cinta lingkungan‚ kebanggaan sebagai bangsa Indonesia‚
sumpah pemuda‚ keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia‚
partisipasi dalam pembelaan negara‚ sikap positif terhadap Negara
Kesatuan Republik Indonesia‚ keterbukaan dan jaminan keadilan.
30Murtado Amin‚ dkk.‚ Pembelajaran PKn MI‚
(Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2009)‚ hal. 8-9 paket 1
(33)
2. Norma‚ hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat,
peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan
berbangsa dan bernegardana, sistim hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional.
3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan
kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan
internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM.
4. Kebutuhan warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri
sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara.
5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kmerdekaan dan konstitusi
yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara degan konstitusi.
6. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamtan,
pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintah, pers dalam masyarakat demokrasi.
7. Kedudukan pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar
Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-nilai pancasila, dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka.
8. Globalisasi, meliputi globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan
internasional, dan mengevaluasi globalisasi.32
e. Karakteristik Pembelajaran PKn
Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada
pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu
melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara
Indonesia yang cerdas‚ terampil‚ dan berkarakter yang diamanatkan
oleh Pancasila dan UUD 1945.
Dalam naskah Kurikulum 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran dalam mata pelajaran kewarganegaraan merupakan proses dan upaya
32Ibid.‚ hal. 9
(34)
dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk
mengembangkan dan meningzkatkan kecerdasan‚ keterampilan‚ dan
karakter warga Negara Indonesia.
Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain dengan metode-metode:
1) Kooperatif
2) Penemuan (discovery)
3) Inkuiri (inquiry)
4) Interaktif
5) Eksploratif
6) Berpikir kritis
7) Pemecahan masalah (problem solving)
3. Strategi Pembelajaran
a. Pengertian Strategi Pembelajaran
Menurut Hamzah B. Uno strategi pembelajaran adalah cara-cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan
belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran.33 Kemp
(1995) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar
tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.34
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran harus digunakan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien.
b. Komponen Strategi Pembelajaran
Dick dan Carey (1978) menyebutkan ada 5 komponen
strategi pembelajaran‚ yaitu (1) kegiatan pembelajaran
33Hamzah B. Uno‚ Model Pembelajaran‚ (Jakarta: Bumi Aksara‚ 2008)‚ Cet‚
ke-3‚ hal. 3
34 Wina Sanjaya‚
Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
(35)
pendahuluan‚ (2) penyampaian informasi‚ (3) partisipasi peserta didik‚ (4) tes‚ dan (5) kegiatan lanjutan.35
c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran
Mager (1977:54) menyampaikan beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam memilih strategi pembelajaran‚ yaitu sebagai
berikut:
1) Berorientasi pada tujuan pembelajaran
2) Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang
diharapkan dapat dimiliki saat bekerja
3) Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin
memberikan rangsangan pada indra peserta didik.36
4. Inquiry Discovery Learning
a. Pengertian Inquiry Discovery Learning
Inquiry Discovery Learning merupakan strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan
sendiri37. Penyajian bahan dalam strategi pembelajaran ini tidak dalam
bentuk final‚ tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan
sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah.
Menurut Brunner discovery learning adalah merupakan belajar
dengan menemukan sendiri menggunakan prinsip belajar induktif‚ yaitu
dari khusus ke yang umum.38 Sedangkan menurut Djamarah dan Aswan
Inquiry Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri.39
Proses pembelajaran strategi ini berlangsung dengan cara memberikan stimulus atau rangsangan yang dapat medorong siswa
35Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ 36Ibid.‚ hal. 8
37H.E. Syarifudin‚dkk.‚ op. cit.‚
hal. 14
38Junaidi‚ dkk.‚
Strategi Pembelajaran‚(Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2008)‚ paket 3‚ hal. 11
39 Djamarah dan Aswan Zain‚
Strategi Belajar Mengajar‚ (Jakarta: Rineka Cipta‚ 2006)‚ Cet‚ ke-3‚ hal.19
(36)
untuk ikut terlibat dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator.
b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
Secara garis besar lagkah-langkah pokok strategi ini dikemukakan oleh Djamarah meliputi:
1. Simulation. Guru mengajukan permasalahan kepada siswa atau
siswa menemukan sendiri permasalahan dalam buku teks atau sumber-sumber lainnya.
2. Problem Statement. Siswa diberi kesempatan untuk
mengidentifikasi masalah serta merumuskan permasalahan yang paling actual untuk di pecahkan. Dari rumusan masalah yang dikemukakan siswa dibimbing untuk mencari jawaban sementara atau merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat.
3. Data collection. Untuk membuktikan rumusan hipotesis yang telah
dibuat‚ siswa diberi kesempatan untuk membuktikannya melalui
kegiatan pengumpulan data (data collection) dengan mencari dan mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dan relevan
dengan cara membaca literature‚ mengamati objek‚ wawancara
dengan nara sumber‚ melakukan uji coba sendiri‚ dan sebagainya.
4. Data processing. Pada kegiatan pemprosesan data semua informasi
yang telah diperoleh baik melalui bacaan‚ wawancara‚ observasi‚
dan sebagainya‚ kemudian diolah‚ diklasifikasikan‚ ditabulasikan‚
bahkan bila diperlukan dihitung dengan menggunakan analisis statistic diskriptif maupun statistic analisis dinferensial.
5. Verification‚ atau pembuktian. Dari hasil pengolahan dan
pentafsiran‚ atau informasi yang ada dan dengan bantuan analisis
(37)
sementara atau hipotasis yang telah dirumuskan terdahulu itu
kemudian dicek‚ apakah terjawab atau tidak apakah terbukti atau
tidak.
6. Generalization. Tahap selanjutnya adalah siswa dibimbing untuk
menarik kesimpulan berdasarkan vertifikasi yang telah dilakukan
pada langkah-langkah sebelumnya.40
B. Hasil Penelitian Yang Relevan
Alimun Sulkan dalam penelitian: “penerapan metode eksploratory discovery sebagai upaya peningkatan motivasi belajar SAINS pada siswa
kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode
Eksploratory Discovery dapat meningkatkankan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SAINS. Peningkatan ini ditunjukkan pada keaktifan yang
dicapai antara siklus I (16‚60%)‚ siklus II (45‚50%)‚ peningkatan prosentase
28‚90% dan siklus III (88‚80%) peningkatan prosentase 43‚30%.
Mohammad Anis Choerul Basyar dalam penelitian: “Upaya meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran PKn melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar.
Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan‚ 7 siswa kategori kurang dan
3 siswa katageri cukup (motivasi sebelum tindakan sebesar 43‚9%)
Peningkatan ditunjukkan pada siklus I sebesar (68%) terjadi peningkatan
sebesar 24‚1%. Sedangkan hasil analisis siklus II‚ motivasi belajar
meningkat baik sebesar 84‚5% terjadi peningkatan sebesar 16‚5% dari siklus
I. sehingga keseluruhan dari 2 siklus terjadi peningkatan 40‚5% dan semua
siswa berada dalam kategori sangat baik.
Sukron dalam penelitian “Peningkatan Motivasi belajar melalui Metode Bermain kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta Barat”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran
40
(38)
menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan (PKn).Motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui angket.Hasil perhitungan angket menunjukkan motivasi belajar
siswa sebesar 65%‚ siklus I sebesar 75% dan siklus II sebesar
80%.Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain dapat meningkatan motivasi belajar siswa.
C. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di atas‚ maka
yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: meningkatnya motivasi
belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada
(39)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat Dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi
yang beralamat di Jalan Maulana Hasanudin Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Adapun Waktu penelitian ini selama 5 bulan direncanakan dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Untuk kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.1
Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian No Kegiatan
Bulan
Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul
2 Bimbingan Proposal 3 Seminar
Proposal 4 Revisi Seminar 5 Pembuatan
Instrumen 6 Penelitian di
sekolah 7 Siklus I 8 Siklus II 9 Pengolahan dan
Analisis Data 10 Sidang Skripsi
B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif.
Sementara Mc Niff (2002:1) dalam bukunya yang berjudul “Action
(40)
Research: Principles and practice” memandang penelitian sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan dan perbaikan
pembelajaran.41 Jadi dapat disimpulkan PTK adalah kajian yang
dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasional dan memiliki tujuan memperbaiki praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Komponen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi siswa kelas V‚
guru pengampu kelas V‚ materi pelajaran‚ serta motivasi belajar. Praktik
pembelajaran terbagi menjadi tiga tahapan‚ yaitu kondisi awal‚ siklus I dan
siklus II. Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin
terdiri dari empat komponen‚ yaitu (1) perencanaan (planning)‚ (2) tindakan
(acting)‚ (3) pengamatan (observing)‚ (4) refleksi (reflecting).42 Keempat
tahap dalam PTK dapat digambarkan pada bagan berikut:
Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Jhon Elliot
41M. Asrori‚ Penelitian Tindakan Kelas‚ (Bandung: CV. Wacana Prima‚ 2009)‚ hal. 4 42 Dadang Yudhistira‚ Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK‚
(Jakarta: Mulya Abadi‚ 2012)‚ hal. 46
Pelaksanaan
Perencanaan Pengamatan
Refleksi SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
(41)
Proses penelitian tindakan kelas dari setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
C. Subjek penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Kota Tangerang yang berjumlah 18 siswa‚ yang terdiri dari 11
siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sementara partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat yang merupakan guru kelas V yang bertindak sebagai pengamat yang dipercaya dapat bekerjasama untuk
memberi masukan‚ kritik dan saran yang membangun dalam penelitian.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti disini bukan hanya sebagai peneliti namun terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti sekaligus memperbaiki
kondisi belajar‚ mengenai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran
serta mencari alternatif permasalahan‚ dengan mengembangkan kemitraan
dengan guru (teman sejawat) yang mengajar dikelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Kota Tangerang.
Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai pelaksana utama yaitu
keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif‚ peneliti sebagai
pelaksana tunggal proses pembelajaran/tindakan. Peneliti langsung melakukan kegiatan pembelajaran berusaha mengumpulkan data sesuai focus penelitian.
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Ciri utama yang membedakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan penelitian jenis lainnya adalah tindakan. Tindakan yang dilakukan tentu saja berdasarkan atas kesadaran adanya masalah yang dirasakan mengganggu proses pembelajaran yang kemudian hendak dipecahkan melalui hipotesa yang diajukan.
(42)
Secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencapai empat
tahap yaitu: perencanaan‚ tindakan‚ pengamatan‚ refleksi. Rencana
intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam dua siklus‚ dengan rincian
siklus satu terdiri dari dua pertemuan dan pertemuan ketiga merupakan siklus kedua. Dalam penelitian ini tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planning)
Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi‚
peneliti merencanakan tindakan sebagai berikut:
a. Peneliti dengan observer mengadakan pertemuan dan berdiskusi
untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian.
b. Peneliti merencanakan scenario pembelajaran yang sesuai dengan
kurikulum dan tingkat kemampuan awal siswa berdasarkan hasil kesepakan dengan observer.
2. Tindakan (Acting)
Peneliti melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam scenario pembelajaran dengan materi yang telah direncanakan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam melaksanakan kegiatan ini peneliti mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah disusun dalam scenario pembelajaran. Dalam penelitian ini juga melibatkan kolabolator. Kolabolator disini adalah teman sejawat yang mengamati saat berlangsung kegiatan.
3. Pengamatan (Observing)
Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang
sedang dan telah dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini‚
observer mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatan/observasi yang meliputi motivasi dan keaktifan siswa
(43)
bertanya dan menjawab pertanyaan‚ keteunan belajar‚ mengekspresikan diri dan sebagainya.
Observasi dilakukan untuk melihat perkembangan motivasi belajar siswa terhadap pelajaran pendidikan kewarganegaraan dan juga kesesuaian pelaksanaan tindakan dengan rencana tindakan yang telah
disusun sebelumnya‚ serta mengetahui seberapa jauh pelaksaan tindakan
yang sedang berlangsung dapat menghasilkan perubahan yang
diharapkan yakni meningkatkan motivasi belajar pendidikan
kewarganegaraan.
4. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dilakukan untuk mengumpulkan dan menganalisis data
hasil observer‚ baik peneliti maupun kolaborator bersama-sama
melakukan refleksi. Refleksi juga dilakukan untuk melihat hasil
sementara penggunaan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning dalam meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan.
Diantara proses kegiatan refleksi adalah peneliti dengan kolaborator mengadakan diskusi dan Tanya jawab dengan tujuan untuk melakukan perbaikan pada proses pembelajaran bagi peneliti pada putaran berikutnya.
F. Hasil intervensi tindakan yang diharapkan
Pencapaian keberhasilan dari setiap tindakan yang dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dapat dicapai dengan baik apabila:
1. Melalui proses‚ tercapainya tujuan yang telah ditentukan‚ pelaksanaan
program yang sesuai dengan rencana yang telah disusun‚ bentuk
kegiatan yang sesuai dengan apa yang telah dibuat‚ adanya kesesuaian
antar strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning dengan
materi yang diberikan pada siswa dan adanya keaktifan siswa secara langsung terhadap pembelajaran. Hal ini tercermin pada sikap antusias
(44)
siswa terhadap kegiatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan
dengan menggunakan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning‚ adanya motivasi dalam diri siswa serta sikap interaktif dan keaktifan siswa baik secara individu maupun kelompok.
2. Melalui angket motivasi‚ hasil angket refleksi siswa terhadap
pembelajaran untuk masing-masing siklus, digunakan untuk mengetahui pendapat siswa mengenai pembelajaran yang sudah
dilaksanakan. Penelitian dianggap berhasil apabila disetiap siklus
memperlihatkan peningkatan motivasi belajar pendidikan
kewarganegaraan.
G. Data dan Sumber Data
1. Data penelitian
Data penelitian yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas tentang upaya meningkatkan motivasi belajar PKn melalui strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning ada dua jenis‚ yaitu :
pertama‚ data pemantau tindakan (akting) yang diperoleh untuk
mengontrol kesesuaian tindakan dengan rencana yang telah dibuat
sebelumnya. kedua‚ data penelitian (research) merupakan data yang
diambil melalui hasil tindakan yang dilakukan‚ yaitu berupa
peningkatan motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran PKn.
2. Sumber Data
a. Data pemantau diperoleh dari guru disaat guru melaksanakan
pembelajaran (observer)
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas V MI
Ta’lim mubtadi Cipondoh Kota Tangerang pada semester I Tahun Pelajaran 2014-2015.
(45)
H. Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan instrument pengumpulan data yaitu pengamatan tindakan yang dilakukan oleh peneliti, dalam penelitian ini intrumen pengumpulan data berbentuk pengamatan pelaksanaan tindakan kelas dan catatan lapangan. Sedangkan instrument untuk mengukur
motivasi belajar siswa dengan strategi pembelajaran Inquiry Discovery
Learning berbentuk angket. Angket atau
1. Instrument Pengamatan Tindakan
Dalam penelitian ini skor diperoleh berdasarkan pengamatan pembelajaran pendidikan kewarganegaraan dengan menggunakan
strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning melalui format
observasi kegiatan siswa dan guru yang diisi oleh observer selama penelitian berlangsung. Adapun pedoman observasi guru dan siswa sebagai berikut:
Tabel 3.2
Lembar Pengamatan Kemampuan Guru dalam Pembelajaran Inquiry Discovery Learning
Nama Guru :
Hari / Tanggal :
Sekolah :
Kelas / Semester :
Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai
No Aspek yang Dinilai
Dilakukan Skor
Ya Tidak 1 2 3 4
1 Persiapan guru memulai kegiatan
pembelajaran
2 Memberikan apersepsi
3 Menyampaikan pengarahan tentang
pembelajaran
4 Membagi kelompok
5 Kemampuan guru memberikan
motivasi
(46)
No Aspek yang Dinilai
Dilakukan Skor
Ya Tidak 1 2 3 4
7 Kemampuan menggunakan metode
8 Kemampuan mengarahkan siswa
Jumlah Skor Total Rata-Rata
Kriteria Penskoran
Skor 1,0 – 1,4 : Pembelajaran Kurang Baik
Skor 1,5 – 2,4 : Pembelajaran Cukup Baik
Skor 2,5 – 3,4 : Pembelajaran Baik
Skor 3,5 – 4,0 : Pembelajaran Sangat Baik
Mengetahui
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Observer
Ta’lim Mubtadi
(……….) (……….)
Tabel 3. 3
Lembar Pengamatan Motivasi Siswa
Nama Siswa :
Hari / Tanggal :
Sekolah :
Kelas / Semester :
Berilah penilaian anda dengan mencantumkan tanda cek list () pada kolom yang sesuai
No Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa Dilakukan Skor
Ya Tidak A B C D
1. Keaktifan Siswa
Aktif mengemukakan pendapat
Aktif bertanya
Aktif menjawab pertanyaan
Aktif mengerjakan evaluasi
2. Kerja Sama
Siswa mengkondisikan diri
(47)
No Butir Pengamatan / Aktivitas Siswa Dilakukan Skor
Ya Tidak A B C D
Mengolah data yang telah
terkumpul
Aktif berinteraksi dengan guru dan
teman 3. Kedisiplinan
Datang tepat waktu
Menyelesaikan tugas dengan baik
Tidak mengganggu teman ketika
proses pembelajaran 4. Perhatian terhadap Pelajaran
Mampu mengidentifikasi masalah
Mampu Merumuskan kesimpulan
hasil pembahasan materi
Berani tampil di depan kelas
Semangat mengerjakan tugas
Jumlah Skor Total Persentase
Kriteria Penskoran
Skor A : Sangat Baik
Skor B : Baik
Skor C : Cukup
Skor D : Kurang
Mengetahui
Kepala Madrasah Ibtidaiyah Observer
Ta’lim Mubtadi
(……….) (……….)
2. Instrument Angket Motivasi Belajar
a. Skor yang diperoleh dari angket motivasi belajar pendidikan
Kewarganegaraan siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh
(48)
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dapat menjadikan siswa
aktif‚ tertib‚ tekun‚ membuat daya ingat terhadap konsep yang diajarkan
bertahan cukup lama‚ bekerja sama‚ meningkatkan daya imajinasi dan
belajar memecahkan masalah dalam pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan‚ sehingga siswa lebih tertarik dalam pembelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan yang akhirnya dapat meningkatkan motivasi belajar Pendidikan Kewarganegaraan siswa tersebut. Adapun instrument angket motivasi belajar siswa dapat di lihat dibawah ini :
Tabel 3.4
Instrument Angket Motivas Belajar
ANGKET MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN INQUIRY
DISCOVERY LEARNING
Nama : ……….. Mata Pelajaran : PKn
Kelas : V Siklus : …….
Petunjuk Pengisian :
1. Bacalah Basmallah sebelum kalian mengerjakan soal-soal dibawah ini.
2. Jawaban kalian tidak akan mempengaruhi penilaian prestasi kalian
3. Jawablah dengan member tanda cek list (√) pada kolom dibawah yang sesuai dengan pendapat kalian
4. Pilihan jawaban terdiri dari :
SS = Sangat Setuju TS = Tidak Setuju
S = Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No SOAL PERTANYAAN PILIHAN JAWABAN
SS S TS STS
1. Selalu memperhatikan pelajaran
2. Semangat untuk mengikuti pelajaran
3. Berusaha untuk tidak terlambat masuk
(49)
4. Senang belajar PKn yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari
5. Merasa terganggu kalau ada yang rebut
6. Saya tidak dapat belajar ditempat yang
ramai
7. Saya merasa mengantuk ketika belajar
8. Saya dapat belajar dalam keadaan apapun
9. Saya lebih senang bermain dari pada
belajar
10. Senang apabila dipuji guru karena nilai bagus
11. Mengerjakan tugas dengan sebaik-baiknya 12. Jika saya tidak paham dengan materi yang
di ajarkan oleh guru, saya diam saja 13. Saya tidak mencari sumber pelajaran yang
lain untuk mata pelajaran PKn selain buku paket yang diberikan oleh sekolah
14. Meskipun nilai ulangan saya cukup tinggi, saya tetap berusaha mendapatkan nilai PKn yang lebih tinggi
15. Jika guru memberikan tugas di kelas, saya lebih suka bergurau dengan teman dan mencotek jika akan dikumpulkan 16. Semangat mengerjakan PR PKn
17. Senang membaca materi PKn walaupun tidak disuruh guru
18. Saya akan bertanya kepada siapapun jika saya tidak mengetahuinya
19. Saya memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar
(50)
20. Saya tidak memiliki cita-cita untuk memotivasi saya belajar
21. Saya senang jika guru memuji atas prestasi belajar PKn saya
22. Saya merasa sangat malas untuk belajar 23. Saya akan meminta remedial jika nilai saya
jelek
24. Saya sudah cukup puas dengan nilai saya yang jelek, yang penting memenuhi nilai KKM
25. Bila guru memuji atas prestasi saya, saya merasa puas dan malas belajar
26. Menargetkan menjadi juara kelas hanya membebani pikiran saya
27. Saya selalu ingin menjadi peringkat satu di kelas
28. Saya merasa senang dan tertarik saat belajar sesuatu yang baru
29. Saya merasa sudah cukup dengan ilmu yang saya miliki
30. Saya senang belajar dengan strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning 31. Saya tidak suka belajar dengan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning
Presentasi hasil angket motivasi : NA = A x 100% Keterangan : NA = Nilai akhir presentasi motivasi A = Jumlah skor pencapain
(51)
b. Kisi-kisi
Kisi-kisi lembar angket upaya meningkatkan motivasi belajar
pendidikan kewarganegaraan siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi
Cipondoh Kota Tangerang melalui strategi pembelajaran Inquiry
Discovery Learning pada tabel dibawah ini: Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrument Angket Motivasi Belajar
No Indikator Butir Item
Positif Negatif 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 11‚ 16‚ 18‚
23
12‚ ‚ ‚
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar
1‚ 2‚ 3‚ 13‚ 17
7‚9‚
3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 14‚ 19‚27 20‚ 26‚ 29 4. Adanya penghargaan dalam belajar 10‚ 21 25 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam
belajar
4‚ 28‚ 31 31
6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 5‚ 6 8‚25‚30 Jumlah
Rata-rata
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data penelitian adalah dengan cara:
a. Observasi
Observasi adalah suatu proses pengamatan dan pencatatan
secara sistematis‚ logis‚ objektif‚ dan rasional mengenai berbagai
(52)
situasi situasi buatan untuk mencapai tujuan tertentu.43 Observasi digunakan ubtuk pengambilan data proses dengan mengumpulkan data melalui pengamatan langsung secara sistematis mengenai
permasalahan yang akan diteliti‚ kemudian dibuat cacatan sesuai
hasil tersebut. Jenis observasi yang digunakan adalah observasi
langsung untuk mengetahui proses penggunaan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning dan motivasi belajar
siswa.
b. Angket
Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dan responden dalam
arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang diketahui.44
Penggunaan angket pada penelitian ini adalah untuk mengukur tanggapan siswa terhadap penggunaan strategi pembelajarn Inquiry Discovery Learning. Dilakukan melalui pengisian angket yang dilakukan siswa.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan
1. Kredibilitas
Proses pengumpulan data dan penyusunan instrument dalam penelitian ini berdasarkan teori-teori yang terkait dalam penelitian tindakan kelas. peneliti juga telah menyusun rumusan yang tepat pada setiap indikator instrument.
2. Validitas
Teknik meningkatkan validitas dalam penelitian tindakan kelas ini dilakukan sesuai dengan keadaan tanpa ada perkiraan atau rekayasa dalam pengumpulan data.
43Zainal Arifin‚ Evaluasi Pembelajarn‚ (Bandung:PT. Remaja Rosda Karya‚ 2012)‚
cet. Ke-4‚ hal. 153
44 Arikunto‚ Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik‚
(Jakarta: PT. Rineka Cipta‚ 2010)‚ hal 194
(53)
3. Realibilitas
Reabilitas alat penilaian menurut Sudjana adalah ketepatan atau
keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilai‚ artinya
kapanpun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil
yang relative sama.45
K. Analisis Data
Analisis data PTK ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif (statistic sederhana). Setelah diperoleh data kemudian dianalisis dan dihitung dengan menggunakan analisis kuantitatif yang dinyatakan dalam
prosentase (%)‚ untuk melihat keberhasilan penerapan strategi
pembelajaran Inquiry Discovery Learning didalam kelas dalam rangka
meningkatkan motivasi belajar siswa.
Tabel 3.6
Tabel Kualifikasi Hasil Presentasi Rata-rata Skor Angket
Persentasi yang diperoleh Keterangan
75% - 100 % Sangat Baik
50% - 75% Baik
25% – 50% Cukup
0% - 25% Kurang
Sebelum melakukan analisis‚ peneliti perlu mengolah seluruh data
yang diperoleh yaitu :
1. Keterlaksanaan pembelajaran
Observasi keterlaksanaan pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti dihitung dengan:
NA = prosentasi keterlaksanaan pembelajaran
45 Nuraida dan Halid Alkaf‚ Metodologi Penelitian Pendidikan‚
(Jakarta: Islamic Research Publishing‚ 2009)‚ hal. 120
(54)
A = jumlah checklist pada tahapan pembelajaran
B = jumlah keseluruhan tahap pembelajaran
2. Angket Motivasi
Untuk menghitung angket motivasi belajar siswa menggunakan skala likert yang berupa pilihan alternative empat jawaban yang harus dipilih oleh subyek yaitu: sangat setuju (SS)‚ setuju (S)‚ tidak setuju
(TS)‚ dan sangat tidak setuju (STS). Karena pilihan jawaban
berjenjang‚ maka setiap jawaban bias diberi bobot sesuai dengan
intensitasnya. Intensitas terendah akan diberi skor 1 dan yang tertinggi diberi skor 4. Analisis tingkat motivasi belajar siswa dapat dihitung dengan menggunakan rumus:
Setelah diketahui skor rata-ratanya kemudian dibuat prosentasenya‚
yaitu dengan rumus:
Prosentase hasil angket motivasi siswa secara keseluruhan:
NA = nilai akhir prosentase motivasi
A = Jumlah skor pencapaian
(55)
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan diuraikan tentang deskripsi hasil penelitian, analisis data dan pembahasannya. Hasil penelitian yang akan diuraikan secara garis besar adalah informasi pelaksanaan tindakan kelas yang direncanakan dilaksanakan dengan dua siklus pembelajaran dengan tujuan meningkatkan motivasi belajar siswa dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Pembahasan merupakan uraian hasil analisis informasi pelaksanaan tindakan kelas persiklus, dan peningkatan motivasi siswa dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning.
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas pada pembelajaran PKn dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang dilaksanakan dalam dua siklus. Kegiatan pembelajaran dari siklus pertama sampai siklus kedua dilaksanakan oleh
peneliti dan guru kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Tangerang
A. Hasil Penelitian 1. Pra Siklus
Sebelum penerapan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning, guru dalam penyampaian materi menggunakan metode ceramah. Dari dokumentasi pengamatan yang dilakukan oleh guru sebelum
penerapan metode Inquiry Discovery Learning diperoleh data sebagai
berikut:
Table 4.1
Hasil Pengamatan Pra Siklus
Kategori
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
A 2 11,11% 0 0,00% 3 16,67% 4 22,22%
(56)
Kategori
Aspek Yang Dinilai
Keaktifan Kerjasama Kedisiplinan Perhatian
Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase Jumlah Presentase
B 4 22,22% 4 22,22% 3 16,67% 6 33,33% C 5 27,78% 6 33,33% 7 38,89% 8 44,44% D 7 38,89% 8 44,44% 5 27,78% 0 0,00%
Jumlah 18 100% 18 100% 18 100% 18 100%
Dari data di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, tingkat keaktifan siswa dalam pelajaran PKn 2 siswa atau 11,2% yang tergolong sangat baik, 4 siswa atau 22,2% tergolong baik, 5 siswa atau 38,8% tergolong cukup, dan 7 siswa atau 38,8% tergolong kurang. Untuk aspek kerjasama, 6 siswa atau 33,3% tergolong kurang, 8 siswa atau 44,5% tergolong cukup, dan 22,2% atau 4 siswa tergolong baik. Untuk aspek kedisiplinan 5 siswa atau 27,8% tergolong kurang, 7 siswa atau 38,8% tergolong cukup, sedangkan 3 siswa atau 16,7% tergolong baik, dan 3 siswa atau 16,7% yang tergolong sangat baik.
Sedangkan untuk aspek perhatian, 8 siswa atau 44,44% tergolong cukup, sedangkan 6 siswa atau 33,3% tergolong baik, dan 4 siswa atau 22,2% tergolong sangat baik atau yang sudah terfokus dalam perhatiannya.
2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I a. Perencanaan
Sebelum memberikan implementasi tindakan kepada siswa di kelas, guru dan observer menyusun rencana pembelajaran. Perencanaan pada siklus ini, guru akan melakukan pembelajaran PKn, dengan menggunakan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning. Waktu pembelajaran dalam satu kali pertemuan adalah 2 x 35 menit. Rencana tindakan yang dilakukan guru dan observer pada siklus pertama meliputi:
(57)
1) Merancang rencana pelaksanaan pembelajaran dengan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning yang dianggap paling efektif dalam upaya meningkatkan motivasi pembelajaran PKn siswa khususnya materi memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mula-mula siswa diajak berdiskusi tentang memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Selanjutnya siswa diberikan materi memahami
pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperkenalkan Strategi pembelajaran inquiry discovery learning;
2) Menyiapkan penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan pada
saat pembelajaran;
3) Menyiapkan instrumen yang berupa buku paket dan buku-buku lain
yang berhubungan dengan materi pembelajaran, lembar pedoman pengamatan dan lembar kerja siswa;
4) Mengadakan tes penjajakan (prasiklus) untuk mengetahui
kemampuan awal siswa dalam memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. Implementasi Tindakan
Implementasi tindakan pada siklus I ini dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan. Kegiatan pembelajaran baik pada pertemuan pertama maupun kedua berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Wali kelas V hadir sebagai observer yang mengamati aktivitas siswa satu persatu kemudian dicatat pada lembar observasi. selain itu observer juga melakukan penilaian pada peneliti ketika mengajar dikelas. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan informasi bagi perbaikan pengajaran pada pertemuan selanjutnya.
Penerapan strategi pembelajaran inquiry discovery learning dalam kegiatan pembelajaran PKn terdiri dari apersepsi, eksplorasi, diskusi, pengumpulan tugas kelompok. langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
(58)
Pada tahap apersepsi. Guru mengkondisikan siswa agar siap mengikuti kegiatan pembelajaran, guru membawa siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang pernah dipelajari sebelumnya dan menanyakan secara langsung tentang materi PKn memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Gambar 4.1
Aktivitas Diskusi Guru dan Siswa pada Awal Pembelajaran Pada tahap eksplorasi. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok dan membagikan soal yang digunakan untuk melakukan observasi serta diskusi pada penjelajahan. Tahap diskusi, Guru memberikan penjelasan tentang pelaksanaan penjelajahan serta mengulas sedikit tentang konsep dasar memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia .
(59)
Gambar 4.2
Aktivitas Guru dan Siswa pada Pembagian Kelompok Belajar Guru berusaha menjelaskan materi dengan sejelas-jelasnya sehingga membuat siswa semakin mengerti dan paham tentang konsep dasar memahami pentingnya keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia
Gambar 4.3
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)