Tujuan Penelitian Hasil Penelitian Yang Relevan

itu memang diperlukan kreativitas ‚ penuh imajinasi. Jadi dalam hal ini seseorang memiliki keinginan untuk aktualisasi diri. c. Self-enhancement Melalui aktualisasi diri dan pengembangan kompetensi akan meningkatkan kemajuan diri seseorang. 13 2. Jenis motivasi menurut pembagian dari Woordworth dan Marquis a. Motif atau kebutuhan organis. b. Motif-motif darurat. c. Motif-motif objektif. 3. Motivasi Jasmaniah dan Rohaniah Ada beberapa ahli yang menggolongkan jenis motivasi itu menjadi dua jenis yaitu motivasi jasmaniah dan motivasi rohaniah. Motivasi Jasmani terdiri dari: refleks ‚ insting otomatis dan nafsu. Sedangkan yang termasuk motivasi rohaniah adalah kemauan. 4. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik a. Motivasi Intrinsik Intrinsic Motivation Yaitu motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar ‚ karena dari diri individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. b. Motivasi Ekstrinsik Extrinsic Motivation Motivasi Ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. 14

d. Bentuk-bentuk Motivasi

Di dalam kegiatan belajar-mengajar peranan motivasi baik intristik maupun ekstrinsik sangat diperlukan. Dengan motivasi ‚ pelajar dapat mengembangkan aktivitas dan inisiatif ‚ dapat mengarahkan dan memelihara ketekunan dalam melakukan kegiatan belajar. 13 Sardiman‚ op. cit.‚hal. 87 14 Sardiman‚ op. cit.‚hal. 89-90 Ada beberapa bentuk dan cara untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar disekolah ‚ menurut Sardiman sebagai berikut: 1. Memberi angka Angka dalam hal ini sebagai simbol dari nilai kegiatan belajarnya.Banyak siswa belajar ‚ yang utama justru untuk mencapai angkanilai yang baik. 2. Hadiah Hadiah dapat juga dikatakan sebagai motivasi ‚ tetapi tidaklah selalu demikian. Karena hadiah untuk suatu pekerjaan ‚ mungkin tidak akan menarik bagi seseorang yang tidak senang dan tidak berbakat untuk suatu pekerjaan tersebut. 3. Saingankompetesi Saingan atau kompetisi dapat digunakan sebagai alat motivasi untuk mendorong belajar siswa. Persaingan ‚ baik persaingan individual maupun persaingan kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. 4. Ego-involvement Menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri ‚ adalah sebagai salah satu bentuk motivasi yang cukup penting. Seseorang akan berusaha dengan segenap tenaga untuk mencapai prestasi yang baik dengan menjaga harga dirinya. 5. Memberi ulangan Para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan. Oleh karena itu ‚ memberi ulangan ini juga merupakan sarana motivasi.Tetapi yang harus diingat oleh guru ‚ adalah jangan terlalu sering karena bisa membosankan dan bersifat rutinitas. Dalam hal ini guru harus juga terbuka ‚ maksudnya kalau akan ulangan harus diberitahukan kepada siswanya. 6. Mengetahui hasil Dengan mengetahui hasil pekerjaan ‚ apalagi kalau terjadi kemajuan ‚akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar. Semakin mengetahui bahwa grafik hasil belajar meningkat ‚ maka ada motivasi pada diri siswa untuk harus belajar ‚ dengan harapan hasilnya terus meningkat. 7. Pujian Apabila ada siswa yang sukses yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik ‚ perlu berikan pujian. Pujian ini adalah bentuk reinforcement yang positif dan sekaligus merupakan motivasi yang baik. 8. Hukuman Hukuman sebagai reinforcement yang negative tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi.Oleh karena itu guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman. 9. Hasrat untuk belajar Hasrat untuk belajar ‚ berarti ada unsur kesengajaan‚ ada maksud untuk belajar. Hal ini akan lebih baik bila dibandingkan segala sesuatu kegiatan yang tanpa maksud. Hasrat untuk belajar berarti pada diri anak didik itu memang ada motivasi untuk belajar ‚ sehingga sudah barang tentu hasilnya akan lebih baik. 10. Minat Di depan sudah diuraikan bahwa soal motivasi sangat erat dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan ‚ begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara-cara sebagai berikut: a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan. b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Memberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar. 11. Tujuan yang diakui Rumusan tujuan yang diakui dan diterima baik oleh siswa ‚ akan merupakan alat motivasi yang sangat penting. Sebab dengan memahami tujuan yang harus dicapai ‚ karena dirasa sangat berguna dan menguntungkan ‚ maka akan timbul gairah untuk terus belajar. 15 Motivasi selalu mempunyai tujuan ‚ jika tujuan berarti bagi siswa ‚ akan berusaha untuk mencapainya. Tujuan yang menarik merupakan motivasi yang terbaik. 15 Sardiman‚ op. cit.‚hal. 92-95

e. Tujuan Motivasi

Secara umum dapat dikatakan bahwa tujuan motivasi adalah untuk menggerakkan atau menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemampuannya untuk melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh hasil atau mecapai tujuan tertentu. 16

f. Motivasi Belajar

Motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar. 17 Menurut Hamzah B. Uno hakekat Motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku ‚ pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. 18

g. Indikator Motivasi

Indikator motivasi belajar menurut Hamzah B. Uno dapat diklasifikasikan sebagai berikut: 1. Adanya hasrat dan keinginan berhasil 2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar 3. Adanya harapan dan cita-cita masa depan 4. Adanya penghargaan dalam belajar 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif. 19 Dalam perilaku belajar terdapat motivasi belajar. Penguatan motivasi-motivasi belajar tersebut ditangan para gurupendidik dan anggota masyarakat lain. 20

h. Teori-teori Motivasi

Elliot ‚ dkk. 1986 mengemukakan empat teori motivasi‚ yaitu: teori hierarki kebutuhan Maslow ‚ Teori Kognitif Bruner‚ teori Kebutuhan Berprestasi ‚ dan teori Atribusi. 16 Ngalim Purwanto, Loc. Cit. 17 Nyanyu Khodijah‚ Op. Cit.‚hal. 151 18 Hamzah B. Uno‚ Op. Cit.‚hal. 23 19 Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ 20 Dimyati‚ Mudjiono‚ Belajar dan Pembelajaran‚ Jakarta: Rineka Cipta‚ 2013‚ Cet. Ke-5, hal. 94 1. Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Menurut teori ini ‚ orang termotivasi terhadap sesuatu perilaku karena ia memperoleh pemuasan kebutuhannya. Ada lima tipe dasar kebutuhan dalam teori Maslow ‚ yaitu: kebutuhan fisiologis‚ kebutuhan akan rasa aman ‚ kebutuhan akan cinta dan memiliki‚ kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi diri self-actualization. 2. Teori Kognitif Bruner Kunci untuk membangkitkan motivasi bagi Bruner adalah discovery learning. Siswa dapat melihat makna pengetahuan ‚ keterampilan‚ dan sikap bila mereka menemukan semua itu sendiri. 3. Teori Kebutuhan Berprestasi Need Achievement Theory McClelland dalam Elliot ‚ 1996 menyatakan bahwa individu yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi adalah mereka yang berupaya mencari tantangan ‚ tugas-tugas yang cukup sulit‚ dan ia mampu melakukannya dengan baik ‚ mengharapkan umpan balik yang mungkin‚ serta ia juga mudah merasa bosan dengan keberhasilan yang terus menerus. 4. Teori Atribusi Teori ini berstandar pada tiga asumsi dasar Petri ‚ dalam Elloit‚ dkk.‚ 1996. Pertama orang ingin tahu penyebab perilakunya dan perilaku orang lain ‚ terutama perilaku yang penting bagi mereka. Kedua‚ mereka tidak menetapkan penyebab perilaku mereka secara random. Ketiga ‚ penyebab perilaku yang ditetapkan individu mempengaruhi perilaku berikutnya. Jadi ‚ menurut teori ini perilaku seseorang ditentukan bagaimana atribusinya terhadap penyebab perilaku yang sama sebelumnya. 21 Sedangkan Teori motivasi menurut Purwanto adalah sebagai berikut: 1. Teori Hedonisme ‚ yaitu suatu aliran di dalam filsafat yang memandang bahwa tujuan hidup yang utama pada manusia adalah mencari kesenangan yang bersifat duniawi. Implikasi dari teori ini ialah adanya anggapan bahwa semua orang akan cenderung menghindari hal-hal yang sulit dan menyusahkan ‚ merekacenderung lebih suka melakukan yang mendatangkan kesenangan. 2. Teori Naluri ‚ pada dasarnya manusia memiliki tiga dorongan nafsu pokok yang dalam hal ini disebut juga naluri ‚ yaitu: a Naluri mempertahankan diri b Naluri mengembangkan diri 21 Nyayu Khodijah‚ Op. Cit.‚hal. 154 c Naluri mengembangkanmempertahankan jenis. Dengan memiliki ketiga naluri pokok tersebut maka kebiasaan- kebiasaan ataupun tindakan-tindakan dan tingkah laku manusia yang diperbuatnya. 3. Teori Reaksi yang Dipelajari Teori ini berpandangan bahwa tindakan atau perilaku manusia tidak berdasarkan naluri-naluri ‚ tetapi berdasarkan pola-pola tingkah laku yang dipelajari dari kebudayaan di tempat orang itu hidup. 4. Teori Daya Pendorong Teori ini merupakan perpaduan antara “teori naluri” dengan “teori reaksi yang dipelajari. Daya pendorong adalah semacam naluri ‚ tetapi hanya sesuatu dorongan kekuatan yang luas terhadap suatu arah yang umum.misalnya ‚ suatu daya pendorong pada jenis kelamin yang lain. 5. Teori Kebutuhan Teori motivasi yang sekarang banyak dianut orang adalah teori kebutuhan. Teori beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan oleh manusia pada hakikatnya adalah untuk memenuhi kebutuhannya ‚ baik kebutuhan fisik maupun kebutuhan psikis. 22

i. Peran Motivasi Dalam Mencapai Keberhasilan Belajar

Motivasi merupakan salah satu unsur dalam mencapai prestasi belajar yang optimal selain kondisi kesehatan secara umum ‚ intelegensi‚ dan bakat minat. 23 Dalam kegiatan belajar ‚ motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak dalam diri individu yang menimbulkan kegiatan belajar ‚ yang menjamin kelangsungan kegiatan belajar‚ dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki akan tercapai. Prinsip-prinsip motivasi dalam aktivitas belajar ‚ yaitu: 1 Motivasi sebagai penggerak yang mendorong aktivitas belajar. 2 Motivasi instrinsik lebih utama daripada motivasi ekstrinsik dalam belajar. 3 Motivasi berupa pujian lebih baik daripada hukuman. 4 Motivasi berhubungan erat dengan kebutuhan belajar. 22 Ngalim Purwanto‚ Op. Cit. hal. 74 23 Ibid.‚hal. 156 5 Motivasi dapat memupuk optimisme dalam belajar. 6 Motivasi melahirkan prestasi dalam belajar. 24

j. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar

Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan ‚ artinya pengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologi siswa ‚ sebagai ilustrasi‚ keinginan anak untuk membaca majalah misalnya ‚ terpengaruh oleh kesiapan alat-alat indra untuk mengucap kata 25 . Adapun unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Dimyati dan Mudjiono adalah sebagai berikut: 1 Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik. Sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri. 2 Kemampuan siswa Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan anak kecakapan mencapainya. Latihan yang berulang-ulang akan membentuk suatu kemampuan yang diinginkannya ‚ secara pelan- pelan terjadilah kegemaran yang akan timbul dalam diri anak tersebut. Sehingga akan tercapainya keberhasilan yang akan memuaskan dan menyenangkan hatinya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan. 3 Kondisi siswa Kondisi siswa yang meliputi kondisi jasmani dan rohani mempengaruhi belajar. 24 Ibid.‚ 25 Dimyati‚ Mudjiono Op.Cit.‚ hal. 97 4 Kondisi lingkungan siswa Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam ‚ lingkungan tempat tinggal ‚ pergaulan sebaya‚ dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Dengna lingkungan yang aman ‚ tentram‚ tertib‚ dan indah ‚ maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat. 5 Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran Pelajar yang masih berkembang jiwa raganya ‚ lingkungan yang semakin bertambah baik berkat dibangun ‚ merupakan kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.Guru yang profesional diharapkan mampu memanfaatkan sumber belajar disekitar sekolah untuk memotivasi belajar. 6 Upaya guru dalam membelajarkan siswa Upaya guru dalam membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan diluar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut: a Menyelenggarakan tertib belajar disekolah b Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan ‚ seperti pemanfaatan waktu dan pemeliharaan fasilitas sekolah c Membina belajar tertib pergaulan d Membina belajar tertib lingkungan sekolah Disamping penyelenggaraan tertib yang umum tersebut ‚ maka secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya. Upaya pembelajaran tersebut meliputi: a Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar. b Pemanfaatan penguatan berupa hadiah ‚ kritik‚ hukuman secara tepat guna. c Mendidik cinta belajar.

k. Teknik-teknik Motivasi Dalam Pembelajaran

Beberapa teknik motivasi yang dapat dilakukan dalam pembelajaran menurut Hamzah B. Uno sebagai berikut: 1 Pernyataan penghargaan secara verbal 2 Menggunakan nilai ulangan sebagai pemicu keberhasilan 3 Menimbulkan rasa ingin tahu 4 Memunculkan sesuatu yang tidak diduga oleh siswa 5 Menjadikan tahap dini dalam belajar mudah bagi siswa 6 Menggunakan materi yang dikenal siswa sebagai contoh dalam belajar 7 Gunakan kaitan yang unik dan tak terduga untuk menerapkan suatu konsep dan prinsip yang telah dipahami 8 Menuntut siswa untuk menggunaka hal-hal yang telah dipelajari sebelumnya 9 Menggunakan simulasi dan permainan 10 Memberi kesempatan kepada siswa untuk memperlihatkan kemahirannya di depan umum 11 Mengurangi akibat yang tidak menyenangkan dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar 12 Memahami iklim social dalam sekolah 13 Memanfaatkan kewibawaan guru secara tepat 14 Memperpadukan motif-motif yang kuat 15 Memperjelas tujuan belajar yang hendak dicapai 16 Merumuskan tujuan-tujuan sementara 17 Memberitahukan hasil kerja yang telah dicapai 18 Membuat suasana persaingan yang sehat di antara para siswa 19 Menyembangkan persaingan dengan diri sendiri 20 Memberikan contoh yang positif. 26 26 Hamzah B. Uno‚ Op. Cit.‚hal. 34-37

2. Pembelajaran PKn a. Pengertian Pembelajaran PKn

Pendidikan Kewarganegaraan yang dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Civic Education mempunyai banyak pengertian dan istilah. Henry Randall Waiten 1988 sebagaimana dikutip oleh Ubaidillah 2006 merumuskan penegertian civics sebagai berikut: “The science of citizenship‚ the relation of man‚ the individual ‚ to man in organized collections‚ the individual in his relation to the state”. Ilmu pengetahuan kewarganegaraan‚ hubungan seseorang dengan orang lain dalam perkumpulan- perkumpulan yang terorganisir ‚ hubungan seorang individu dengan Negara. 27 Muhammad Numan Soematri mengartikan civics sebagai ilmu kewarganegaraan yang membicarakan hubungan manusia dengan perkumpulan-perkumpulan yang terorganisir organisasi social ‚ ekonomi‚ politik‚ dan hubungan individu-individu dengan Negara. 28 Disamping itu Pendidikan Kewarganegaraan juga dimaksudkan sebagai usaha membekali siswa dengan budi pekerti ‚ pengetahuan dan kemampuan dasar berkenaan dengan hubungan antara sesama warga Negara maupun antar warga Negara dengan Negara.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran PKn antara lain adalah: 27 Junaidi‚ dkk.‚ Pendidikan Kewarganegaraan‚ Surabaya; Lapis-PGMI‚ 2009‚ paket 1‚ hal. 12 28 Ibid. 1. Guru Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu ‚ guru merupakan pribadi yang berkaitan erat dengan tindakannya di dalam kelas ‚cara berkomunikasi‚ berinteraksidengan warga sekolah dan masyarakat umumnya. Seorang guru harus menjadi orang yang special ‚ namun lebih baik lagi jika ia menjadi special bagi semua siswanya. 29 2. Siswa Jika ditinjau dari siswa maka banyak factor-faktor yang perlu mendapat perhatian ‚ lebih-lebih hubungannya dengan belajar PKn. PKn bagi siswa pada umumnya merupakan pelajaran yang kurang disenangi karena kurangnya antusias siswa terhadap pelajaran ini. 3. Sarana dan Prasarana Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika sarana dan prasarananya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan. 4. Strategi Pembelajaran Strategi Pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif ‚ Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor‚ yaitu: 1 Adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran terutama antara guru dan siswa 2 Berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang meliputi indera ‚ emosi‚ karsa‚ dan nalar.

c. Tujuan Pembelajaran PKn

Berdasarkan Permendiknas No. 222006 tentang Standar Isi Kurikulum Nasional ‚ tujuan pembelajaran PKn di MI agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: 29 Jejen Musfah‚ Peningkatan Kompetensi Guru‚ Jakarta: Kencana‚ 2011‚ hal. 54 1. Berpikir secara kritis ‚ rasional dan kreatif dalam menanggapi isu kewarganegaraan 2. Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat ‚ berbangsa dan bernegara serta anti-korupsi 3. Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya 4. Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam pencaturan dunia secara langsung atau tidak langsung dengan memnfaatkan teknologi informasi dan komunikasi. 30 Lebih lanjut ‚ tujuan mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan‚ menurut Mulyasa adalah untuk menjadikan siswa dan siswi: 1. Mampu berpikir secara kritis ‚rasional dan kreatif dalam menanggapi persoalan hidup maupun isu kewarganegaraan di negaranya. 2. Mampu berpartisipasi dalam segala bidang kegiatan ‚ secara aktif dan bertanggung jawab ‚ sehingga dapat bertindak secara cerdas dalam semua kegiatan ‚ dan 3. Dapat berkembang secara positif dan demokratis ‚ sehingga mampu hidup bersama dengan bangsa lain di dunia dan mampu berinteraksi ‚ serta mampu memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dengan baik. 31 Dengan demikian tujuan pembelajaran PKn MI adalah untuk menjadikan warganegara yang baik ‚ yaitu warganegara yang tahu‚ mau dan sadar akan hak dan kewajibannya.

d. Ruang Lingkup Pembelajaran PKn

Ruang lingkup pembelajaran PKn MI sebagaimana yang dinyatakan pada kurikulum nasional yang tercantum dalam Permendiknas 222006 tentang Standar Isi adalah sebagai berikut: 1. Persatuan dan kesatuan bangsa ‚ meliputi hidup rukun dalam perbedaan ‚ cinta lingkungan‚ kebanggaan sebagai bangsa Indonesia‚ sumpah pemuda ‚ keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia‚ partisipasi dalam pembelaan negara ‚ sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia ‚ keterbukaan dan jaminan keadilan. 30 Murtado Amin‚ dkk.‚ Pembelajaran PKn MI‚ Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2009‚ hal. 8-9 paket 1 31 Ibid.‚ 2. Norma ‚ hukum dan peraturan, meliputi tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku dimasyarakat, peraturan-peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegardana, sistim hukum dan peradilan nasional, dan hukum dan peradilan internasional. 3. Hak asasi manusia, meliputi hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota masyarakat, instrument nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan dan perlindungan HAM. 4. Kebutuhan warganegara, meliputi hidup gotong royong, harga diri sebagai warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga Negara. 5. Konstitusi Negara, meliputi proklamasi kmerdekaan dan konstitusi yang pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan dasar Negara degan konstitusi. 6. Kekuasaan dan politik, meliputi pemerintahan desa dan kecamtan, pemerintahan daerah dan otonomi-pemerintahan pusat, demokrasi dan sistem politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem pemerintah, pers dalam masyarakat demokrasi. 7. Kedudukan pancasila, meliputi kedudukan pancasila sebagai dasar Negara dan ideology Negara, proses perumusan pancasila sebagai dasar Negara, pengalaman nilai-nilai pancasila, dalam kehidupan sehari-hari, pancasila sebagai ideology terbuka. 8. Globalisasi, meliputi globalisasi dilingkungannya, politik luar negeri Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional, dan mengevaluasi globalisasi. 32

e. Karakteristik Pembelajaran PKn

Dalam standar isi 2006 dijelaskan bahwa PKn persekolahan atau mata pelajaran PKn adalah mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warga Negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas ‚ terampil‚ dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Dalam naskah Kurikulum 2006 dinyatakan bahwa pembelajaran dalam mata pelajaran kewarganegaraan merupakan proses dan upaya 32 Ibid.‚ hal. 9-10 paket 1 dengan menggunakan pendekatan belajar kontekstual untuk mengembangkan dan meningzkatkan kecerdasan ‚ keterampilan‚ dan karakter warga Negara Indonesia. Pendekatan belajar kontekstual dapat diwujudkan antara lain dengan metode-metode: 1 Kooperatif 2 Penemuan discovery 3 Inkuiri inquiry 4 Interaktif 5 Eksploratif 6 Berpikir kritis 7 Pemecahan masalah problem solving

3. Strategi Pembelajaran a. Pengertian Strategi Pembelajaran

Menurut Hamzah B. Uno strategi pembelajaran adalah cara- cara yang akan digunakan oleh pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran. 33 Kemp 1995 menjelaskan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. 34 Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran harus digunakan dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien. b. Komponen Strategi Pembelajaran Dick dan Carey 1978 menyebutkan ada 5 komponen strategi pembelajaran ‚ yaitu 1 kegiatan pembelajaran 33 Hamzah B. Uno‚ Model Pembelajaran‚ Jakarta: Bumi Aksara‚ 2008‚ Cet‚ ke- 3‚ hal. 3 34 Wina Sanjaya‚ Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan‚ Jakarta: Prenada media Group‚ 2006‚ hal. 126 pendahuluan ‚ 2 penyampaian informasi‚ 3 partisipasi peserta didik ‚ 4 tes‚ dan 5 kegiatan lanjutan. 35 c. Kriteria Pemilihan Strategi Pembelajaran Mager 1977:54 menyampaikan beberapa kriteria yang dapat digunakan dalam memilih strategi pembelajaran ‚ yaitu sebagai berikut: 1 Berorientasi pada tujuan pembelajaran 2 Pilih teknik pembelajaran sesuai dengan keterampilan yang diharapkan dapat dimiliki saat bekerja 3 Gunakan media pembelajaran yang sebanyak mungkin memberikan rangsangan pada indra peserta didik. 36

4. Inquiry Discovery Learning a. Pengertian Inquiry Discovery Learning

Inquiry Discovery Learning merupakan strategi belajar mengajar yang menekankan pada siswa untuk belajar mencari dan menemukan sendiri 37 . Penyajian bahan dalam strategi pembelajaran ini tidak dalam bentuk final ‚ tetapi siswa diberi peluang untuk mencari dan menemukan sendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan pemecahan masalah. Menurut Brunner discovery learning adalah merupakan belajar dengan menemukan sendiri menggunakan prinsip belajar induktif ‚ yaitu dari khusus ke yang umum. 38 Sedangkan menurut Djamarah dan Aswan Inquiry Discovery Learning adalah belajar mencari dan menemukan sendiri. 39 Proses pembelajaran strategi ini berlangsung dengan cara memberikan stimulus atau rangsangan yang dapat medorong siswa 35 Hamzah B. Uno‚Op. Cit.‚ 36 Ibid.‚ hal. 8 37 H.E. Syarifudin‚dkk.‚ op. cit.‚ hal. 14 38 Junaidi‚ dkk.‚ Strategi Pembelajaran‚ Surabaya: LAPIS-PGMI‚ 2008‚ paket 3‚ hal. 11 39 Djamarah dan Aswan Zain‚Strategi Belajar Mengajar‚ Jakarta: Rineka Cipta‚ 2006‚ Cet‚ ke-3‚ hal.19 untuk ikut terlibat dalam berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran dan peran guru lebih banyak sebagai pembimbing dan fasilitator.

b. Langkah-langkah Strategi Pembelajaran Inquiry Discovery Learning

Secara garis besar lagkah-langkah pokok strategi ini dikemukakan oleh Djamarah meliputi: 1. Simulation. Guru mengajukan permasalahan kepada siswa atau siswa menemukan sendiri permasalahan dalam buku teks atau sumber-sumber lainnya. 2. Problem Statement. Siswa diberi kesempatan untuk mengidentifikasi masalah serta merumuskan permasalahan yang paling actual untuk di pecahkan. Dari rumusan masalah yang dikemukakan siswa dibimbing untuk mencari jawaban sementara atau merumuskan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari rumusan masalah yang telah dibuat. 3. Data collection. Untuk membuktikan rumusan hipotesis yang telah dibuat ‚ siswa diberi kesempatan untuk membuktikannya melalui kegiatan pengumpulan data data collection dengan mencari dan mengumpulkan berbagai informasi yang diperlukan dan relevan dengan cara membaca literature ‚ mengamati objek‚ wawancara dengan nara sumber ‚ melakukan uji coba sendiri‚ dan sebagainya. 4. Data processing. Pada kegiatan pemprosesan data semua informasi yang telah diperoleh baik melalui bacaan ‚ wawancara‚ observasi‚ dan sebagainya ‚ kemudian diolah‚ diklasifikasikan‚ ditabulasikan‚ bahkan bila diperlukan dihitung dengan menggunakan analisis statistic diskriptif maupun statistic analisis dinferensial. 5. Verification ‚ atau pembuktian. Dari hasil pengolahan dan pentafsiran ‚ atau informasi yang ada dan dengan bantuan analisis statistic diskriptif dan analisis statistic inferensial ‚ dugaan sementara atau hipotasis yang telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek ‚ apakah terjawab atau tidak apakah terbukti atau tidak. 6. Generalization. Tahap selanjutnya adalah siswa dibimbing untuk menarik kesimpulan berdasarkan vertifikasi yang telah dilakukan pada langkah-langkah sebelumnya. 40

B. Hasil Penelitian Yang Relevan

Alimun Sulkan dalam penelitian: “penerapan metode eksploratory discovery sebagai upaya peningkatan motivasi belajar SAINS pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode Eksploratory Discovery dapat meningkatkankan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran SAINS. Peningkatan ini ditunjukkan pada keaktifan yang dicapai antara siklus I 16 ‚60‚ siklus II 45‚50‚ peningkatan prosentase 28 ‚90 dan siklus III 88‚80 peningkatan prosentase 43‚30. Mohammad Anis Choerul Basyar dalam penelitian: “Upaya meningkatkan motivasi belajar mata pelajaran PKn melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas V”. hasil penelitian menunjukkan bahwa layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan motivasi belajar. Berdasarkan hasil observasi sebelum tindakan ‚ 7 siswa kategori kurang dan 3 siswa katageri cukup motivasi sebelum tindakan sebesar 43 ‚9 Peningkatan ditunjukkan pada siklus I sebesar 68 terjadi peningkatan sebesar 24 ‚1. Sedangkan hasil analisis siklus II‚ motivasi belajar meningkat baik sebesar 84 ‚5 terjadi peningkatan sebesar 16‚5 dari siklus I. sehingga keseluruhan dari 2 siklus terjadi peningkatan 40 ‚5 dan semua siswa berada dalam kategori sangat baik. Sukron dalam penelitian “Peningkatan Motivasi belajar melalui Metode Bermain kelas III MI Hidayatul Istiqomah Basmol Jakarta Barat”.Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pembelajaran 40 H.E. Syarifudin‚ dkk.‚ op. cit.‚ hal. 15-16 menggunakan metode bermain dapat meningkatkan motivasi belajar pendidikan kewarganegaraan PKn.Motivasi belajar siswa dapat dilihat melalui angket.Hasil perhitungan angket menunjukkan motivasi belajar siswa sebesar 65 ‚ siklus I sebesar 75 dan siklus II sebesar 80.Kesimpulannya bahwa penerapan pembelajaran menggunakan metode bermain dapat meningkatan motivasi belajar siswa.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka pemikiran di atas ‚ maka yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah: meningkatnya motivasi belajar PKn melalui strategi pembelajaran Inquiry Discovery Learning pada siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian dilakukan di Madrasah Ibtidaiyah Ta’lim Mubtadi yang beralamat di Jalan Maulana Hasanudin Kelurahan Cipondoh Kecamatan Cipondoh Kota Tangerang. Adapun Waktu penelitian ini selama 5 bulan direncanakan dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2014. Untuk kegiatan yang lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 3.1 Jadwal Rencana Kegiatan Penelitian No Kegiatan Bulan Agustus September Oktober November Desember 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 Pengajuan Judul 2 Bimbingan Proposal 3 Seminar Proposal 4 Revisi Seminar 5 Pembuatan Instrumen 6 Penelitian di sekolah 7 Siklus I 8 Siklus II 9 Pengolahan dan Analisis Data 10 Sidang Skripsi

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas PTK. Penelitian Tindakan Kelas merupakan bentuk kajian yang bersifat reflektif. Sementara Mc Niff 200 2:1 dalam bukunya yang berjudul “Action 26 Research: Principles and practice” memandang penelitian sebagai bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan dan perbaikan pembelajaran. 41 Jadi dapat disimpulkan PTK adalah kajian yang dilaksanakan dengan maksud untuk meningkatkan kemantapan rasional dan memiliki tujuan memperbaiki praktik pembelajaran yang telah dilaksanakan. Komponen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi siswa kelas V ‚ guru pengampu kelas V ‚ materi pelajaran‚ serta motivasi belajar. Praktik pembelajaran terbagi menjadi tiga tahapan ‚ yaitu kondisi awal‚ siklus I dan siklus II. Konsep pokok penelitian tindakan kelas menurut Kurt Lewin terdiri dari empat komponen ‚ yaitu 1 perencanaan planning‚ 2 tindakan acting ‚ 3 pengamatan observing‚ 4 refleksi reflecting. 42 Keempat tahap dalam PTK dapat digambarkan pada bagan berikut: Gambar 1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas Model Jhon Elliot 41 M. Asrori‚ Penelitian Tindakan Kelas‚ Bandung: CV. Wacana Prima‚ 2009‚ hal. 4 42 Dadang Yudhistira‚ Menulis Penelitian Tindakan Kelas Yang APIK‚ Jakarta: Mulya Abadi‚ 2012‚ hal. 46 Pelaksanaan Perencanaan Pengamatan Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan Pengamatan Refleksi Perencanaan SIKLUS II Proses penelitian tindakan kelas dari setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

C. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang yang berjumlah 18 siswa ‚ yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Sementara partisipan dalam penelitian ini adalah rekan sejawat yang merupakan guru kelas V yang bertindak sebagai pengamat yang dipercaya dapat bekerjasama untuk memberi masukan ‚ kritik dan saran yang membangun dalam penelitian.

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti disini bukan hanya sebagai peneliti namun terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti sekaligus memperbaiki kondisi belajar ‚ mengenai permasalahan yang muncul dalam pembelajaran serta mencari alternatif permasalahan ‚ dengan mengembangkan kemitraan dengan guru teman sejawat yang mengajar dikelas V MI Ta’lim Mubtadi Cipondoh Kota Tangerang. Posisi peneliti dalam penelitian ini sebagai pelaksana utama yaitu keikutsertaan peneliti dikategorikan pada peran aktif ‚ peneliti sebagai pelaksana tunggal proses pembelajarantindakan. Peneliti langsung melakukan kegiatan pembelajaran berusaha mengumpulkan data sesuai focus penelitian.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Ciri utama yang membedakan Penelitian Tindakan Kelas PTK dengan penelitian jenis lainnya adalah tindakan. Tindakan yang dilakukan tentu saja berdasarkan atas kesadaran adanya masalah yang dirasakan mengganggu proses pembelajaran yang kemudian hendak dipecahkan melalui hipotesa yang diajukan. Secara garis besar prosedur penelitian tindakan mencapai empat tahap yaitu: perencanaan ‚ tindakan‚ pengamatan‚ refleksi. Rencana intervensi tindakan yang akan dilakukan dalam dua siklus ‚ dengan rincian siklus satu terdiri dari dua pertemuan dan pertemuan ketiga merupakan siklus kedua. Dalam penelitian ini tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Planning

Setelah peneliti mengetahui pokok permasalahan yang terjadi ‚ peneliti merencanakan tindakan sebagai berikut: a. Peneliti dengan observer mengadakan pertemuan dan berdiskusi untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilaksanakan dalam penelitian. b. Peneliti merencanakan scenario pembelajaran yang sesuai dengan kurikulum dan tingkat kemampuan awal siswa berdasarkan hasil kesepakan dengan observer.

2. Tindakan Acting

Peneliti melaksanakan proses belajar mengajar sesuai dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam scenario pembelajaran dengan materi yang telah direncanakan sesuai dengan kesepakatan bersama. Dalam melaksanakan kegiatan ini peneliti mengikuti petunjuk- petunjuk yang telah disusun dalam scenario pembelajaran. Dalam penelitian ini juga melibatkan kolabolator. Kolabolator disini adalah teman sejawat yang mengamati saat berlangsung kegiatan.

3. Pengamatan Observing

Observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan tindakan yang sedang dan telah dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap ini ‚ observer mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar pengamatanobservasi yang meliputi motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar yang dapat dilihat dari semangat belajar ‚ keberanian

Dokumen yang terkait

Peningkatan hasil belajar siswa dengan metode diskusi pada mata pelajaran IPS di kelas V MI Ta’lim Mubtadi I Kota Tangerang

0 12 121

PERBEDAAN STRATEGI PEMBELAJARAN DAN MOTIVASI SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI INQUIRY BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DITUNJAU DARI MOTIVASI SISWA KELAS VII SMP NEGER

0 6 11

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI INQUIRY BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI INQUIRY BASED LEARNING DAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR DITUNJAU DARI MOTIVASI SISWA

0 4 17

Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Melalui Metode Pembelajaran Discovery Pada Pembelajaran IPA Kelas IV SDN Gawanan 02 Colomadu Tahun 2013/2014.

0 1 16

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menghitung Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Strategi Discovery-Inquiry Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Tlobo Kec

0 1 14

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN MENGHITUNG KELILING DAN LUAS BANGUN DATAR MELALUI STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menghitung Keliling Dan Luas Bangun Datar Melalui Strategi Discovery-Inquiry Pada Siswa Kelas Iv Sdn 02 Tlobo Kecama

0 2 12

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN STRATEGI PEMBELAJARAN DISCOVERY PADA SISWA Upaya Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Ipa Dengan Strategi Pembelajaran Discovery Pada Siswa Kelas IV MI Muhammadiyah Parakan Karanganyar Tahun Pel

0 0 15

PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY DAN LEARNING STATRS WITH A PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI DISCOVERY-INQUIRY DAN LEARNING STATRS WITH A QUESTION (LSQ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA DITINJAU DARI MOT

0 0 16

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI STRATEGI Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika Melalui Strategi Pembelajaran Snow Ball ( PTK Pembelajaran Matematika di Kelas VII SMP N 3 Sr

0 2 16

PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY TYPE PICTORIAL Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar Matematika Melalui Pembelajaran Discovery Inquiry Type Pictorial Riddle (PTK Bagi Siswa Kelas VIII Semest

0 3 16