Pelayanan Imunisasi TINJAUAN PUSTAKA

h. Petugas melakukan komunikasi edukasi dan informasi KIE atau konseling tentang kegunaan dan efek samping pasca imunisasi WUS i. Petugas memberitahukan kepada WUS mengenai jadwal imunisasi berikutnya. j. Petugas mencatat hasil imunisasi dalam buku imunisasi atau buku register catatan imunisasi serta rekapitulasi setiap akhir bulannya.

2.3 Pelayanan Imunisasi

Pelayanan imunisasi adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan. Pelayanan imunisasi diarahkan sebagai upaya preventif terhadap kejadian suatu penyakit atau masalah kesehatan. Pelaksanaan pelayanan kesehatan tidak terlepas dari peran petugas kesehatan yang mempunyai kompetensi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya dalam melakukan serangkaian pelayanan kesehatan. Menurut Azwar 1997, pelayanan kesehatan adalah upaya kesehatan yang diberikan kepada sasaran pelayanan kesehatan atau individu sebagai profesi kesehatan seperti perawat, dokter, dan bidan. Pelayanan kesehatan secara keseluruhan mencakup upaya pencegahan, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi. Pemanfaatan pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh multifaktor, baik bersumber dari dalam diri individu maupun dari luar individu, dan erat kaitannya dengan perilaku seseorang terhadap kesehatan. Menurut Andersen dan Newman 1968 dalam Sarwono 2004, bahwa pemanfaatan pelayanan kesehatan tidak melalui proses yang tunggal, tetapi banyak intervensi yang mempengaruhinya. Karena tidak tunggalnya pengaruh yang ada Universitas Sumatera Utara untuk memberikan keputusan pemanfaatan pelayanan kesehatan itu, banyak ahli membuat dan mengembangkan teorinya. Andersen merupakan salah satu ahli yang ikut mengembangkan teori tentang pemanfaatan pelayanan kesehatan, teori ini biasa disebut “Andersen’s Behavioral model of Health Service Utilization” dan sering dianut oleh banyak orang. Teori darinya ini dibuat pada tahun 1968 tetapi sampai sekarang masih banyak dijadikan rujukan karena masih relevan. Menurut Andersen keputusan untuk menggunakan pelayanan kesehatan itu ada empat komponen yaitu: predisposisi, enabling pendukung, reinforcing penguat dan need kebutuhan 1 Komponen predisposisi terdiri dari tiga unsur yaitu: demografi usia, jenis kelamin, status perkawinan dan jumlah anggota keluarga, struktur sosial jenis pekerjaan, status sosial, pendidikan, ras, dan kesukuan, dan kepercayaan kesehatan. 2 Komponen enabling pendukung mempunyai dua unsur: sumber daya keluarga penghasilan keluarga, kemampuan membeli jasa pelayanan dan keikutsertaan dalam asuransi kesehatan, 3 Faktor reinforcing penguat sumber daya masyarakat jumlah sarana pelayanan kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, rasio penduduk dan tenaga kesehatan serta lokasi sarana kesehatan. 4 Komponen need, merupakan komponen yang paling langsung berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan. Komponen ini diukur dengan laporan tentang berbagai keluhan, fungsi-fungsi yang terganggu, dan persepsi terhadap status kesehatan. Universitas Sumatera Utara Pelayanan imunisasi dalam penelitian ini juga dipengaruhi oleh faktor tersebut, namun pada penelitian ini difokuskan pada peran petugas yaitu faktor pendukung terhadap pelaksanan pelayanan imunisasi yang mencakup kompetensi petugas imunisasi. Kegiatan pelayanan imunisasi terdiri dari kegiatan operasional rutin dan khusus. Dengan semakin mantapnya unit pelayanan imunisasi, maka porsi kegiatan imunisasi khusus semakin kecil. Menurut Kepmenkes No.1611MENKESSKXI2005 tentang pokok-pokok kegiatan penyelenggaraan imunisasi di Indonesia terdiri dari : a. Imunisasi rutin b. Imunisasi tambahan c. Imunisasi dalam penanggulangan KLB Outbreak Respons d. Kegiatan imunisasi tertentu terhadap PD3I dalam situasi khusus biasanya dalam wilayah luas dan waktu tertentu, seperti PIN, Sub PIN, Catch Up Campak. Imunisasi adalah upaya yang dilakukan untuk memperoleh kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu dengan cara memasukan vaksin atau serum ke dalam tubuh melalui oral atau suntikan Syahlan, 1996. Imunisasi adalah suatu tindakan pemindahan atau transfer anti body secara pasif. Sedangkan istilah vaksinasi antigen yang dapat merangsang pembentukan imunitas anti body dan sistem imun didalam tubuh Idai, 2005. Universitas Sumatera Utara

2.4 Imunisasi TT pada WUS