I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian
Tradisi  minum  teh  merupakan  suatu  kebiasaan  yang  menjadi  ciri  khas masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai suku bangsa. Teh sangat digemari
oleh  semua  lapisan  masyarakat,  baik  orang  tua  maupun  muda.  Hasil  penelitian ahli-ahli  kesehatan  berhasil  menumbuhkan  kesadaran  masyarakat  tentang  arti
pentingnya  minuman  teh  bagi  kesehatan.  Kesadaran  masyarakat  akan  khasiat minum  teh  ini  oleh  pelaku  ekonomi  dilihat  sebagai  peluang  bisnis  yang  cukup
menjanjikan, terbukti dengan bermunculannya minuman teh beragam merek  yang dikemas  dalam  kemasan  yang  praktis  dan  menarik.  Dulu  masyarakat  hanya
mengenal  teh  dalam  bentuk  bubuk,  namun  sejak  tahun  1980-an  teh  sudah  bisa diseduh  tanpa  harus  menyisakan  ampas  buangan.  Teh  ini  kemudian  dikenal
dengan nama teh celup. Fenomena  persaingan  yang  ada  dalam  era  globalisasi  akan  semakin
mengarahkan  sistem  perekonomian  Indonesia  ke  mekanisme  pasar  yang memposisikan  pemasar  untuk  selalu  mengembangkan  dan  merebut  market  share
pangsa  pasar.  Salah  satu  aset  untuk  mencapai  keadaan  tersebut  adalah  brand merek  Durianto,  dkk,  2001.  Puluhan  merek  teh  celup  sekarang  ini  dengan
mudah  dapat  kita  temui  di  pasar.  Merek-merek  tersebut  bersaing  dalam  benak konsumen  untuk  menjadi  yang  terbaik.  Perubahan  perilaku  konsumen  yang
cenderung  brand  minded  mendorong  perusahaan  untuk  memberikan  merek  pada setiap  produknya  dan  berusaha  menjadikan  merek  tersebut  dikenal  konsumen.
Produsen  telah  menyadari  pentingnya  penggunaan  merek.  Merek  membuat masyarakat menjadi kenal dengan produk yang ditawarkan, merekapun terkadang
menjadi jaminan kualitas produk yang diperdagangkan. Beberapa merek teh celup  yang paling dikenal oleh masyarakat dapat dilihat
pada  Tabel  1.  Top  Brand  merupakan  index  yang  dibangun  dari  TOM  Top  Of Mind,  LU  Last  Usage  dan  FI  Future  Intention.  Ukuran  kinerja  ini  sangat
sederhana  namun  mampu  memberikan  informasi  yang  sangat  penting  bagi  para pemasar di perusahaan.
Tabel 1. Top Brand Index produk teh celup tahun 2010
Merek Top Brand Index
Sariwangi 80,7
Sosro 7,2
Bendera 2,7
2 Tang 2,3
Poci 1,9
Tong Tji 1,3
Sumber: www.topbrand-award.com
2010 Top brand mampu memberikan ukuran kesuksesan sebuah merek di pasar
melalui  tiga  pengukuran  dimensi.  Ketiga  pengukuran  dimensi  tersebut  adalah TOM Top of Mind dengan bobot 40, LU Last Usage dengan bobot 30, dan
FI  Future  Intention  dengan  bobot  30.  Ketiga  dimensi  ini  bisa  dikatakan mampu  memberikan  gambaran  secara  cepat  tentang  kondisi  merek  di  pasar.  Top
of  mind  mencerminkan  seberapa  dikenal  merek  oleh  khalayak  luas,  last  usage menunjukkan seberapa besar penetrasi merek di khalayak luas dan future intention
menunjukkan seberapa menarik sebuah merek bagi khalayak luas di masa datang. Ketiga  dimensi  mampu  mendiagnosa  kondisi  merek  dengan  lebih  cepat.  Dasar
pengukuran top brand adalah perilaku pelanggan. Ini terlihat dari tiga dimensi top brand,  pelanggan  tahu,  pelanggan  menggunakan,  dan  menjadi  pilihan  di  masa
datang.  Jadi,  top  brand  menyajikan  gambaran  jelas  atas  hasil  aktivitas  merek seperti  iklan, event, public  relation  terhadap perubahan  perilaku  pelanggan.  Bagi
merek-merek  yang  tidak  termasuk  top  brand  bukan  berarti  merek  tersebut  tidak kuat, bukan juga secara penjualan tidak memiliki kinerja yang baik demikian juga
sebaliknya. PT  Unilever  Indonesia  Tbk.  adalah  perusahaan  yang  pertama  kali
memperkenalkan  teh  celup dengan  nama  Teh  Celup  Sariwangi  pada  tahun  1973. Sariwangi  telah  berhasil  meremajakan  pasar  teh  daun  Indonesia  yang  mengalami
kemerosotan.  Segmen  teh  celup  mengalami  peningkatan  pangsa  pasar  dalam beberapa tahun terakhir  khususnya  karena dorongan  konversi  yang sangat agresif
yang dilakukan oleh Sariwangi dari teh bungkus ke teh celup www.unilever.com
.
1.2. Perumusan Masalah Penelitian