45
6.2.2.3 Ancaman Produk Pengganti
Tanaman hias merupakan produk tersier yang dipengaruhi selera dan keinginan sehingga konsumen tertarik untuk membeli. Ancaman produk pesaing
terhadap tanaman hias yaitu adanya ketertarikan konsumen terhadap tanaman hias imitasi yang cukup beragam jenisnya dan cenderung lebih mudah cara
pemeliharaannya. Faktor kesukaankebanggaan tersendiri yang dimiliki para pencintahobiis tanaman hias alami untuk tetap membeli tanaman hias tetap
menjadi andalan perusahaan karena menjadi peluang bagi perusahaan untuk tetap memperoleh konsumennya.
6.2.2.4 Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Pemasok menggunakan kekuatan tawar menawarnya dengan acaman harga tinggi atau penurunan kualitas produk. Sebagian besar bibitbenih untuk beberapa
jenis tanaman hias seperti adenium, agloenema, anthurium, philodendron dan sansivera
sebagian besar masih dipasok dari China dan Thailand. Indukan beberapa tanaman tersebut masih diimpor karena kurangnya ketersediaan
ketersedian bibitbenih yang berkualitas di dalam negeri. Indukan merupakan input terpenting untuk menghasilkan tanaman yang berkualitas. Kekuatan tawar
menawar GIN dengan pemasok cukup kuat karena beberapa bahan baku yang diimpor harganya cenderung lebih mahal, sedangkan GIN membutuhkan bahan
baku yang berkualitas dengan harga yang dapat dijangkau oleh perusahaan.
6.2.2.5 Kekuatan Tawar Menawar Pembeli Konsumen
Kekuatan tawar menawar pembeli sangat tinggi karena penjual tanaman hias di Kota Depok cukup banyak dan konsumen bebas membeli tanaman hias jenis
apapun yang sesuai dengan selera dan harga. Informasi responden pada penelitian ini diidentifikasi berdasarkan umur,
pekerjaan, pendidikan, karakteristik hobiis atau pedagang, intensitas pembelian, pengeluaran belanja tanaman hias dan alasan membeli. Informasi yang diperoleh
dapat membatu perusahaan dalam menilai keberhasilan perusahaan terhadap bauran pemasaran yang telah diterapkan dan mengkaji poduk tanaman hias seperti
apa yang diinginkan dan dibutuhkan oleh konsumen sehingga perusahaan dapat
46
memuaskan keinginan konsumen. Konsumen yang merasa puas akan menjadi konsumen yang loyal dan akan melakukan kunjungan dan pembelian secara
berulang, sehingga sangat menguntungkan perusahaan. Berdasarkan kuisioner terhadap 30 responden maka identifikasi responden dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Persentase Identifikasi Responden Pada GIN
No Komponen
Hasil Tertinggi Jumlah
1 Karakteristik Hobiis
14 46,67
2 Umur 31-40th
16 53,33
3 Pekerjaan Pegawai Swasta
14 46,67
4 Pendidikan terakhir
S1 13
43,33 5
Membeli tanaman hias dalam 1 tahun 5-10 kali tahun
14 46,67
6 Pengeluaran belanja tanaman hias
500-1jt tahun 12
40,00 7 Alasan
membeli tanaman
hias Keunikan tanaman
9 30,00
Berdasarkan hasil identifikasi responden karakteristik konsumen yang membeli tanamn hias 46,67 persen adalah seorang hobiis yang membeli tanaman
untuk dikonsumsi langsung oleh si pembeli. Persentase umur sebesar 53,33 persen konsume pada umur 31-40 tahun adalah penyuka tanaman hias yang ditawarkan
GIN. Pekerjaan responden hasil tertinggi beprofesi sebagai pegawai swasta 46,67 persen dengan pendidikan rata-rata terbesar responden adalah Sarjana 43,33
persen. Intensitas pembelian dalam satu tahun sebesar 46,67 persen membeli tanaman hias di GIN 5-10 kali dengan pengeluaran belanja tanaman sebesar 40
persen Rp 500.000-Rp 1.000.000, sedangkan alasan responden membeli tanamn hias di GIN karena keunikan tanamannya.
Identifikasi intensitas pembelian dan pengeluaran menunjukan bahwa status sosial responden adalah menengah sampai menengah ke atas karena harga
tanaman hias yang ditetapkan GIN tergolong mahal berkisar antara Rp30.000- Rp40.000.000. Berdasarkan pekerjaan responden yang membeli tanaman hias
cenderung mempunyai penghasilan lebih untuk berbelanja selain memenuhi kebutuhan pokok, sedangkan pendidikan berpengaruh terhadap konsumen karena
orang yang memiliki latar pendidikan yang tinggi lebih mudah dalam memberikan penilaian dan menerima sesuatu yang baru. Sehingga konsumen yang membeli
tanaman hias di GIN menunjukan adanya penilaian positif konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
47
6.3 Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Identifikasi strategi pemasaran diperoleh dari hasil analisis terhadap kedua faktor lingkungan internal pemasaran dan lingkungan eksternal pemasaran.
Lingkungan internal pemasaran dapat dilihat dari kekuatan dan kelemahan yang ada di dalam lingkungan perusahaan, sedangkan Lingkungan eksternal pemasaran
dapat dilihat dari peluang dan ancaman yang ada di luar perusahaan. Berikut adalah identifikasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman pada perusahaan
GIN sebagai berikut:
6.3.1 Kekuatan
Kekuatan yang dapat diidentifikasi berdasarkan lingkungan internal pemasaran perusahaan adalah:
1. Godong Ijo Nursery GIN memproduksi dan menjual tanaman hias yang
unik, langka dengan varietas yang beragam. Orientasi perusahaan yaitu menciptakan produk diferensiasi yang menjadi keunggulan agar dapat
bersaing dengan usaha tanaman hias lainnya. 2.
Tanaman hias yang berkualitas menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan. GIN menerapkan pemilihan bahan baku yang
bermutu, proses budidaya dan pemeliharaan yang intensif agar produk tanaman hias yang dihasilkan memiliki mutu yang baik terutama ketahanan
terhadap cuaca dan penyakit. 3.
Kegiatan promosi tanaman hias cukup beragam. Usaha yang dilakukan GIN dalam mempromosikan tanaman hias yaitu melalui website, spanduk,
standing banner , brosur, leaflet, majalah tanaman dan pameran. Kegiatan
promosi dengan memberlakukan potongan harga maupun undian juga diharapkan mampu menarik konsumen agar tertarik membeli tanaman hias
di GIN.
6.3.2 Kelemahan
1. Lokasi yang kurang strategis menjadi kelemahan perusahaan dalam
mempromosikan tempat. Lokasi GIN yang berada di perbatasan Kota Depok dan Bogor membuat konsumen perkotaan cenderung segan