4. RTGS, merupakan proses kiriman uang antar bank yang dilakukan per transaksi dan bersifat real time.
5. Mobile Banking M-Banking, merupakan fasilitas perbankan melalui komunikasi bergerak seperti handphone, dengan penyediaan
fasilitas yang hampir sama dengan ATM kecuali mengambil uang tunai.
6. Kliring, merupakan suatu jasa yang disediakan untuk menjembatani tukar menukar surat-surat berharga yang diterbitkan perbankan
antara bank-bank yang telah menjadi anggota kliring. Anggota kliring ditentukan oleh Bank Indonesia.
7. Inkaso, merupakan suatu cara penagihan dengan cara mengirimkan dokumen kepada bank dengan maksud mendapatkan pembayaran
atau akseptasi atau berdasarkan syarat-syarat lainnya. 8. Western Union, merupakan jasa pengiriman uangpenerimaan
kiriman uang secara cepat real time online yang dilakukan lintas negara atau dalam satu negara.
9. BPD Net On Line, merupakan layanan transaksi tunai maupun non tunai antar Bank Pembangunan Daerah BPD secara online.
4.2. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner
Pengujian validitas dan reliabilitas dilakukan kepada 30 responden yang merupakan nasabah BJBS Cabang Bogor. Uji validitas ini dimaksudkan
untuk menghitung nilai korelasi antara masing-masing pertanyaan dengan skor total. Uji validitas yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan
rumus korelasi Product Moment dan diolah dengan software SPSS 17.0 for Window. Hasil uji validitas tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan nasabah
dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Pengujian validitas untuk masing-
masing hasil pengukuran tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap seluruh pernyataan ternyata menunjukkan hasil yang lebih besar dari r tabel
pada selang kepercayaan 95 dan 99, yang menunjukkan bahwa seluruh pernyataan nyata dan dapat dinyatakan sahih. Hal ini berarti responden dapat
mengerti maksud dari setiap pernyataan dalam kuesioner.
Untuk hasil uji reliabilitasnya, berdasarkan teknik Alpha Cronbach dihasilkan nilai 0,928 untuk tingkat kepentingan dan 0,938 untuk tingkat
kepuasannya. Nilai-nilai tersebut berada pada rentang skala alpha lebih dari 0,6 yang berarti masuk kriteria baik good. Dari hasil uji reliabilitas tersebut,
dapat disimpulkan bahwa kemungkinan terjadinya kesalahan dalam kuesioner rendah, sehingga penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan
hasil pengukuran yang konsisten apabila disebarkan kuesioner secara berulang dalam waktu yang berlainan. Untuk hasil uji reliabilitas
selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 7.
4.3. Karakteristik Demografi Nasabah berdasarkan Gender
Nasabah merupakan objek utama dalam penghimpunan dana bagi kegiatan operasional bank. Oleh karena itu, pihak bank juga perlu mengetahui
berbagai karakteristik nasabah yang terdapat di BJBS Cabang Bogor karena karakteristik nasabah akan menjadi acuan untuk memilah segmen pasar yang
sesuai dengan produk. Penelitian ini melibatkan 100 responden yang merupakan nasabah
BJBS Cabang Bogor. Berbagai karakteristik nasabah yang telah diteliti dari responden tersebut diantaranya adalah usia, status pernikahan, pendidikan
terakhir, status usaha, profesi, klasifikasi pekerjaan, pendapatan dan pengeluaran. Berikut ini adalah gambaran berbagai karakteristik demografi
nasabah BJBS Cabang Bogor yang dianggap penting untuk tujuan memahami nasabah, di mana karakteristik nasabah tersebut dianalisis berdasarkan gender
untuk mendapatkan data yang lebih spesifik.
Tabel 7. Penyebaran usia nasabah berdasarkan gender
Usia Gender
Laki-laki Perempuan
≤20 tahun 1
1 21 tahun - 30 tahun
14 10
31 tahun - 40 tahun 34
8 41 tahun - 50 tahun
9 12
50 tahun 7
4 Jumlah
65 35
Berdasarkan Tabel 7, dapat diketahui bahwa jumlah nasabah BJBS Cabang Bogor didominasi oleh jenis kelamin laki-laki sebanyak 65 dari
total responden. Selisih nilai keduanya cukup besar dimungkinkan karena biasanya perempuan lebih senang berbelanja sehingga peluang menabung
nasabah perempuan lebih kecil dibanding nasabah laki-lakinya. Selain itu, jumlah nasabah terbanyak yang memanfaatkan jasa pembiayaan di BJBS
Cabang Bogor adalah laki-laki yang bertindak sebagai kepala keluarga dalam rumah tangganya.
Dari total 65 nasabah laki-lakinya, mayoritas berusia antara 31-40 tahun 34, 14 berusia 21-30 tahun, 9-nya berusia 41-50 tahun, 7 nya
berusia 50 tahun, dan hanya 1 yang berusia ≤20 tahun. Sedangkan dari total 35 nasabah perempuannya, mayoritas berusia 41-50 tahun 12, usia
21-30 tahun sebanyak 10, 8-nya berusia 31-40 tahun, sisanya 4 berusia 50 tahun, dan hanya 1 y
ang berusia ≤20 tahun. Pengelompokkan usia nasabah laki-laki terbanyak adalah di kisaran
usia 31-40 tahun, hal ini dimungkinkan karena rentang usia ini merupakan rentang usia paling produktif bagi seseorang, terutama untuk nasabah laki-
laki lebih berkewajiban dalam mencari nafkah dalam rumah tanganya, sehingga sebagian nasabah laki-laki yang telah berpenghasilan lebih di usia
ini menabungkan uangnya di BJBS Cabang Bogor, dan sebagiannya lagi yang saat usia produktif ini justru kekurangan dana dalam usahanya,
memanfaatkan jasa pembiayaan yang ada di BJBS tersebut. Sedangkan pengelompokkan usia nasabah perempuannya yang
terbanyak adalah di kisaran usia 41-50 tahun, hal ini dimungkinkan karena di rentang usia nasabah perempuan di usia ini telah mendekati masa pensiunnya,
sehingga mereka segera menabungkan uangnya di bank untuk bekal hidup setelah pensiun. Selain itu, banyak juga di antara nasabah perempuan yang
kebutuhannya akan dananya semakin meningkat di usia ini, baik untuk tambahan modal usahanya, menutupi kebutuhan hidup berumah tangga dan
untuk melanjutkan sekolah anak-anaknya sehingga banyak di antara mereka yang memanfaatkan pembiayaan di BJBS Cabang Bogor.
Tabel 8. Penyebaran status pernikahan nasabah berdasarkan gender
Status Pernikahan Gender
Laki-laki Perempuan
Belum Menikah 11
5 Sudah Menikah
54 28
Janda 2
Jumlah 65
35
Berdasarkan Tabel 8, dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah BJBS Cabang Bogor sudah menikah. Pembagiannya adalah sebanyak 54
dari total 65 nasabah laki-lakinya sudah menikah, hanya sebanyak 11 nasabah laki-laki yang belum menikah, dan sebanyak 28 dari total 35
nasabah perempuannya juga sudah menikah, hanya sebanyak 5 nasabah perempuan yang belum menikah, sedangkan sisanya 2 telah berstatus
janda. Selisih yang cukup besar antara nasabah yang belum menikah dengan
nasabah yang sudah menikah ini disebabkan karena tingkat kepentingan baik untuk menabung maupun untuk memanfaatkan jasa pembiayaan bagi nasabah
baik nasabah laki-laki maupun nasabah perempuan yang telah menikah umumnya lebih besar dibanding yang belum menikah. Mereka biasanya lebih
menyadari arti pentingnya menabung demi masa depan rumah tangganya. Selain itu, pemanfaatan jasa perbankan berupa pembiayaan untuk modal
kerja, membangun serta merenovasi rumah juga pemanfaatan jasa perbankan lainnya lebih cenderung dimanfaatkan oleh mereka yang telah menikah atau
telah berumah tangga.
Tabel 9. Penyebaran pendidikan terakhir nasabah berdasarkan gender
Pendidikan Terakhir Gender
Laki-laki Perempuan
SLTP 2
SLTA 33
7 Diploma
3 6
Sarjana 26
20 Pasca Sarjana
1 2
Jumlah 65
35
Berdasarkan Tabel 9, dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah BJBS Cabang Bogor berpendidikan terakhir SLTA yaitu sebanyak 33 dari
total 65 nasabah laki-lakinya, 26 lainnya berpendidikan terakhir sarjana, dan sisanya sebanyak 6 dari nasabah laki-lakinya tersebar dalam pendidikan
terakhir SLTP, diploma dan pasca sarjana. Sedangkan untuk nasabah perempuannya mayoritas berpendidikan terakhir sarjana, yaitu sebanyak 20
dari total 35 nasabah perempuannya, dan sisanya sebanyak 15 tersebar dalam pendidikan terakhir SLTA, diploma dan pasca sarjana.
Tingkat pendidikan biasanya berpengaruh pada cara berfikir seseorang, sehingga semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka ia
akan lebih menyadari arti pentingnya menabung, sehingga tingkat pendidikan terbanyak untuk nasabah perempuannya adalah sarjana,. Namun, terlepas dari
itu, berdasarkan hasil penelitian mayoritas nasabah perempuan di BJBS Cabang Bogor adalah guru dan pegawai swasta, sehingga tentu umumnya
mereka berpendidikan terakhir sarjana. Sementara nasabah laki-lakinya mayoritas lulusan SLTA karena berdasarkan penelitian kebanyakan dari
nasabah laki-laki yang terdapat di BJBS Cabang Bogor berprofesi sebagai POLRI, di mana profesi itu mulai dijalani selepas lulus SLTA.
Tabel 10. Penyebaran status usaha nasabah berdasarkan gender
Status Usaha Gender
Laki-laki Perempuan
PNS 40
17 Pegawai Swasta
14 7
Pegawai BUMN 4
Pegawai Kontrak 2
1 Wiraswasta
5 5
PelajarMahasiswa 2
Ibu Rumah Tangga 2
Pensiunan 1
Jumlah 65
35
Pendidikan terakhir dan pekerjaan yang terklasifikasi dalam status usaha, profesi maupun klasifikasi pekerjaannya merupakan karakteristik
yang saling berhubungan. Pendidikan terakhir biasanya akan menentukan jenis pekerjaan yang dijalankan seseorang, selanjutnya jenis pekerjaan
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap pendapatan dan pengeluaran seseorang.
Berdasarkan Tabel 10, dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah BJBS Cabang Bogor berstatus usaha PNS. Pembagiannya adalah sebanyak
40 dari total 65 nasabah laki-lakinya berstatus usaha PNS, 14- nya pegawai swasta, 5-nya wiraswasta, 4-nya pegawai BUMN dan 2
sisanya merupakannya pegawai kontrak. Sedangkan sebanyak 17 dari total 35 nasabah perempuannya juga berstatus usaha sebagai PNS, 7-nya
pegawai swasta, 5-nya wiraswasta, sisanya 6 dari total 35 untuk nasabah perempuannya tersebar dengan status usaha pegawai kontrak 1,
pelajarmahasiswa 2, ibu rumah tangga 2, dan pensiunan 1.
Tabel 11. Penyebaran profesi nasabah berdasarkan gender
Profesi Gender
Laki-laki Perempuan
PNS Guru 5
6 PNS POLRI
19 PNS Hakim
2 1
PNS Dept Lainnya 14
10 Pegawai Swasta
14 7
Pegawai BUMN 4
Pegawai Kontrak 2
1 Pedagang
5 5
Lainnya IRT, pelajar, pensiunan 5
Jumlah 65
35
Untuk menghasilkan data yang lebih spesifik lagi, peneliti membagi aspek demografi “status usaha” tersebut ke dalam beberapa jenis profesi
secara garis besar Tabel 11. Dari sebanyak 57 nasabah BJBS Cabang Bogor yang berstatus usaha sebagai PNS, 11 nya merupakan PNS dengan
profesi Guru 5-nya guru laki-laki dan 6-nya guru perempuan, 19 nasabah merupakan nasabah laki-laki yang merupakan PNS dengan profesi
POLRI, 3 nya merupakan PNS dengan profesi Hakim 2-nya hakim laki- laki dan 1-nya hakim perempuan, dan sisanya sebanyak 24 berasal dari
PNS departemen-departemen lainnya 14-nya dari nasabah laki-laki dan 10-nya dari nasabah perempuannya.
Untuk yang diluar PNS, dari sebanyak 10 nasabah yang berstatus usaha sebagai wiraswasta, keseluruhannya berprofesi sebagai pedagang 5-
nya pedagang laki-laki dan 5 lainnya pedagang perempuan. Sisanya, sebanyak 21 merupakan pegawai swasta 14-nya pegawai swasta laki-laki
dan 7-nya pegawai swasta perempuan, 4 merupakan pegawai BUMN dari nasabah laki-lakinya, 3-nya pegawai kontrak 2-nya pegawai kontrak
laki-laki dan 1-nya pegawai kontrak perempuan, dan 5 lainnya dari nasabah perempuannya hanya sebagai IRT, pelajar dan pensiunan.
Tabel 12. Penyebaran klasifikasi pekerjaan nasabah berdasarkan gender
Klasifikasi Pekerjaan Gender
Laki-laki Perempuan
Employee 60
25 Business Owner
5 5
Lainnya IRT, pelajar, pensiunan 5
Jumlah 65
35
Menurut Kiyosaki 2005, dalam bukunya “The Cashflow Quadrant”, pekerjaan seseorang dapat diklasifikasikan ke dalam 4 tipe pekerjaan yang
disimbolkan berbeda-beda dan masing-masing simbol tersebut memiliki arti yang berbeda pula. Empat simbol tersebut yaitu E untuk employee pegawai,
S untuk self-employed pekerja lepas, B untuk business owner pemilik usaha dan I untuk investor penanam modal.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 responden, Tabel 12, hanya ditemukan 2 tipe pekerjaan dari nasabah BJBS
tersebut, yakni sebanyak 85 nasabah BJBS Cabang Bogor memiliki tipe pekerjaan berjenis E employee, yang terdiri dari 60-nya employee laki-
laki dan 25-nya employee perempuan, dan 10-nya memiliki tipe pekerjaan B Business Owner, terdiri dari 5-nya business owner laki-laki
dan 5 lainnya business owner perempuan, sedangkan 5 sisanya merupakan nasabah perempuan yang tidak memiliki klasifikasi pekerjaan
khusus, karena mereka hanya sebagai IRT, pelajar dan pensiunan.
Tabel 13. Penyebaran pendapatan nasabah berdasarkan gender
Pendapatan Gender
Laki-laki Perempuan
Rp. 1000.000 4
Rp.1000.000 – Rp.2.500.000
22 12
Rp.2.500.001 – Rp.5.000.000
29 12
Rp.5.000.001 – Rp.7.500.000
3 5
Rp.7.500.001 – Rp.10.000.000
7 2
BelumTidak berpendapatan 4
Jumlah 65
35
Pendapatan merupakan imbalan yang diterima oleh seseorang atas pekerjaan yang telah dilakukannya. Pendapatan merupakan sumber daya
material yang amat penting bagi seseorang. Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa sebagian besar nasabah BJBS Cabang Bogor berpendapatan
rata-rata per bulan antara Rp.2.500.001-Rp.5.000.000 41, yang terdiri dari 29 nasabah laki-laki dan 12 nasabah perempuan, kemudian sebanyak
34 nasabah BJBS berpendapatan rata-rata per bulan antara Rp.1.000.000- Rp.2.500.000 22 nasabah laki-laki dan 12 nasabah perempuan,
sebanyak 9 nasabah BJBS berpendapatan rata-rata per bulan antara Rp.7.500.001-Rp.10.000.000 7 nasabah laki-laki dan 2 nasabah
perempuan, sebanyak 8 nasabah BJBS berpendapatan rata-rata per bulan antara Rp.5.000.001-Rp.7.500.000 3 nasabah laki-laki dan 5 nasabah
perempuan, sebanyak 4 yang merupakan nasabah laki-laki berpendapatan rata-rata per bulan Rp.1.000.000, dan sisanya sebanyak 4 lainnya yang
merupakan nasabah perempuan belumtidak memiliki pendapatan pribadi karena status usaha mereka hanya sebagai pelajar dan IRT.
Tabel 14. Penyebaran pengeluaran nasabah berdasarkan gender
Pengeluaran Gender
Laki-laki Perempuan
Rp. 1000.000 13
2 Rp.1000.000
– Rp.2.500.000 32
17 Rp.2.500.001
– Rp.5.000.000 12
14 Rp.5.000.001
– Rp.7.500.000 2
1 Rp.7.500.001
– Rp.10.000.000 6
1 Jumlah
65 35
Pengeluaran merupakan biaya yang dikeluarkan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Berdasarkan diagram diatas dapat diketahui
bahwa sebagian besar nasabah BJBS Cabang Bogor memiliki pengeluaran rata-rata per bulan antara Rp.1.000.001-Rp.2.500.000 49 yang terdiri dari
32 nasabah laki-laki dan 17 nasabah perempuan, sedangkan sebanyak 26 nasabah BJBS memiliki pengeluaran rata-rata per bulan antara
Rp.2.500.001-Rp.5.000.000 12 nasabah laki-laki dan 14 nasabah perempuan, sebanyak 15 nasabah BJBS memiliki pengeluaran rata-rata per
bulan Rp.1.000.000 13 nasabah laki-laki dan 2 nasabah perempuan, sebanyak 7 nasabah BJBS memiliki pengeluaran rata-rata per bulan antara
Rp.7.500.001-Rp.10.000.000 6 nasabah laki-laki dan 1 nasabah perempuan, dan sisanya sebanyak 3 memiliki pengeluaran rata-rata per
bulan antara Rp.5.000.001-Rp.7.500.000 2 nasabah laki-laki dan 1 nasabah perempuan.
4.4. Analisis Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kepuasan Nasabah BJBS Cabang Bogor berdasarkan