Deskripsi Variabel a. Implementasi Proses Pembelajaran

tertinggi adalah 128. Penentuan skor untuk pernyataan positif yaitu; sangat setuju 4, setuju 3, tidak setuju 2, sangat tidak setuju 1, dan sebaliknya, untuk pernyataan negatif penentuan skor adalah sebagai berikut: 1 sangat tidak setuju 4, tidak setuju 3, setuju 2, sangat setuju 1. Selanjutnya, peneliti menginterpretasikan skor kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah yang tersaji pada Tabel 4.9 berikut. Tabel 4.9 Deskripsi Kesibukan Tugas Menurut Guru Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Sibuk ≥ 113 25 13,0 Sibuk 98 - 113 49 25,5 Cukup 88 - 98 72 37,5 Tidak Sibuk 79 - 88 42 21,9 Sangat Tidak Sibuk ≤ 79 4 2,1 Total 192 100 Pada Tabel 4.9 diketahui bahwa dari 192 responden SMK Negeri Se- Kota Yogyakarta terdapat 25 guru 13,0 memiliki persepsi bahwa kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah sangat tidak sibuk. Ada 49 guru 25,5 memiliki persepsi bahwa kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah tidak sibuk. Ada 72 guru 37,5 memiliki persepsi bahwa kesibukan guru di dalam kegaitan sekolah cukup. Ada 42 guru 21,9 memiliki persepsi bahwa kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah sibuk. Ada 4 guru 2,1 memiliki persepsi bahwa kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah sangat sibuk. Dengan demikian, kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah menurut guru SMK Negeri Se-Kota Yogyakarta cenderung cukup sehingga perlu untuk ditingkatkan. Perhitungan dengan menggunakan spss untuk variabel kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses tampak pada Tabel 4.10 berikut. Tabel 4.10 Nilai-nilai Statistik Variabel Kesibukan Guru di Dalam Kegiatan Sekolah berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Nilai Statistik Skor N valid 192 Mean 90,68 Median 91,00 Modus 87 Std. Deviasi 10,304 Minimum 65 Maksimum 129 Kesimpulan tersebut dapat diperkuat dengan melihat nilai-nilai statistik yang pada Tabel 4.10 yaitu mean rata-rata dengan skor 90,68, median nilai tengah dengan skor 91,00, modus nilai yang sering muncul dengan skor 87 , standar deviasi sebesar 10,304. Skor minimum adalah 65 dan skor maksimumnya adalah 129. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 90,68 masuk ke dalam interval 86 - 95 berada pada kategori cukup, sehingga kesimpulan diatas adalah benar.

c. Berdasarkan Frekuensi Mengakses Internet

Untuk mengetahui kecenderungan frekuensi mengakses internet peneliti membuat lima kategori kecenderungan variabel frekuensi mengakses internet dan mengacu pada Pedoman Acuan Patokan II.. Kategori tersebut diperoleh setiap guru berdasarkan skor tertinggi dan terendah dari data yang diberikan oleh responden dalam mengakses internet selama 1 hari dalam seminggu, dimana skor terendah adalah 1 dan skor tertinggi adalah 40. Selanjutnya, peneliti menginterpretasikan skor frekuensi mengakses internet pada Tabel 4.11 berikut . Tabel 4.11 Deskripsi Implementasi Frekuensi Mengakses Internet Kategori Interval Frekuensi Persentase Sangat Sering ≥ 33 4 2,1 Sering 27 - 33 12 6,2 Cukup 23 - 26 13 6,8 Tidak Sering 20 - 22 23 12,0 Sangat Tidak Sering ≤ 19 140 72,9 Total 192 100 Pada Tabel 4.11 dapat diketahui bahwa dari 192 guru terdapat 140 guru 72,9 memiliki frekuensi mengakses internet sangat tidak sering. Ada 23 guru 12,00 memiliki frekuensi mengakses internet tidak sering. Ada 13 guru 6,8 memiliki frekuensi mengakses internet cukup. Ada 12 guru 6,2 memiliki frekuensi mengakses internet sering. Ada 4 guru 2,1 memiliki frekuensi mengakses internet sangat sering. Dengan demikian, frekuensi mengakses internet menurut guru SMK N Se- Kota Yogyakarta cenderung sangat tidak sering sehingga perlu untuk ditingkatkan. Perhitungan dengan menggunakan spss untuk variabel frekuensi mengakses internet berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses tampak pada Tabel 4.12 berikut. Tabel 4.12 Nilai-nilai Statistik Variabel Frekuensi Mengakses Internet Nilai Statistik Skor N valid 192 Mean 13,49 Median 12,00 Modus 12 Std. Deviasi 8,512 Minimum 1 Maksimum 40 Kesimpulan tersebut dapat diperkuat dengan melihat nilai-nilai statistik tampak pada Tabel 4.12 yaitu mean rata-rata dengan skor 13,49, median nilai tengah dengan skor 12,00, modus nilai yang sering muncul dengan skor 12, standar deviasi sebesar 8,512. Skor minimum adalah 1 dan skor maksimumnya adalah 40. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh yaitu 13,49 masuk kedalam interval ≤ 19 yang artinya frekuensi mengakses internet berada pada kategori sangat tidak sering, sehingga kesimpulan di atas adalah benar.

B. Pengujian Hipotesis

Pengujian prasyarat analisis menunjukkan bahwa variabel standar proses, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan berdistribusi tidak normal, sedangkan untuk variabel kesibukan guru berdistribusi normal. Oleh karena itu, pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan chi- square.

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta 2017.

0 2 215

Pengaruh kreativitas, kesibukan guru di luar kegiatan sekolah, pangkat dan golongan ruang terhadap minat melakukan penulisan karya ilmiah.

0 0 2

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, kesibukan guru di luar kegiatan sekolah, dan status sekolah tempat guru mengajar terhadap minat melakukan penulisan karya ilmiah.

0 1 177

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada

0 3 213

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman pendidikan dan pelatihan, dan frekuensi mengakses internet guru terhadap kemampuan guru mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016 tent

0 0 277

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

0 4 268

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, kesibukan guru di luar kegiatan sekolah, dan status sekolah tempat guru mengajar terhadap minat melakukan penulisan karya ilmiah

1 6 175

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman diklat, dan frekuensi Mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

1 1 238

Pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

0 0 218

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016

0 0 246