Pengujian Hipotesis ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.15 Hasil Analisis Koefisien Pengaruh Kesibukan Guru Di Dalam Kegiatan Sekolah Terhadap Kemampaun Mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Symmetric Measures Value Approx. Sig. Nominal by Nominal Phi .293 .002 Cramers V .207 .002 Contingency Coefficient .281 .002 N of Valid Cases 192 Pada Tabel 4.15 menunjukkan hasil analisis koefisien kontingensi dan koefisien phi. Koefisien phi menunjukkan hasil positif yang sebesar 0,293. Dengan demikian, H 1 yang menyatakan ada pengaruh dan koefisisen positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Hal ini berarti, semakin banyak kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah maka semakin baik kemampuan guru mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Sebaliknya, semakin sedikit kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah maka semakin tidak baik kemampuan guru tersebut mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses . Karena terdapat pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses, maka uji derajat pada SMK N se- Kota Yogyakarta dilanjutkan dengan mencari besar kecilnya asosiasi kontingensi C untuk mencari besar kecilnya derajat asosiasi. Besar kecilnya derajat asosiasi dapat dihitung dengan rumus kontingensi C adalah sebagai berikut: C = = 0,281 Hasil perhitungan tersebut selaras dengan Tabel 4.19 Symmetric Measures pada kolom Contingency Coefficient yaitu sebesar 0,328. Langkah selanjutnya membandingkan nilai C dengan nilai C max yang mungkin bisa terjadi. Perhitungan C max adalah sebagai berikut: C max = = 0,816 Hasil koefisien C dibandingkan dengan koefisien C max menunjukkan hasil sebesar 0,586 0,281 0,816. Maka kriteria rasio CC max koefisien 0,40 berada pada rentang 0,40-0,60 dengan interpretasi cukup. Dengan demikian, pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses pada SMK Se- Kota Yogykarta dapat diinterpretasikan cukup. 2. Hipotesis Kedua a Perumusan Hipotesis II = Tidak ada pengaruh positif Frekuensi Mengakses Internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses = Ada pengaruh positif Frekuensi Mengakses Internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses b Pengujian Hasil Hipotesis Pada Tabel 4.16 menunjukkan kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh Frekuensi Mengakses Internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Tabel tersebut menunjukkan sel matrik frekuensi harapan antar variabel. Implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses dikategorikan ke dalam kategori sangat tidak baik, tidak baik, cukup, baik, dan sangat baik. Di sisi lain, frekuensi mengakses internet dikategorikan menjadi sangat tidak sering, tidak sering, cukup, sering dan sangat sering. Apabila nilai kategori 5 maka nilai tersebut digabungkan dengan kategori yang berdekatan. Tabel 4.16 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet Terhadap Kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Freq4 Total C S Spros TB Count 33 3 36 Expected Count 30.6 5.4 36.0 C Count 89 18 107 Expected Count 90.8 16.2 107.0 B Count 41 8 49 Expected Count 41.6 7.4 49.0 Total Count 163 29 192 Expected Count 163.0 29.0 192.0 Penggabungan dilakukan pada variabel frekuensi mengakses internet sebagai berikut: untuk kategori sangat tidak sering diberi kode 1 dan tidak sering diberi kode 2 digabungkan dengan kategori cukup dan diberi kode angka 3. Nilai expected count lihat lampiran 6 untuk kategori sangat tidak sering dan tidak sering setelah digabungkan dengan kategori cukup nilainya menjadi 5. Untuk kategori sering diberi kode angka 4 dan kategori sangat sering diberi kode 5 digabungkan diberi kode angka 4 dengan kategori sering. Nilai expected count lihat lampiran 6 untuk kategori sering dan sangat sering setelah digabungkan dengan kategori sering nilainya menjadi 5. Tabel 4.17 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Frekuensi Mengakses Internet Terhadap Kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Value Df Asymp. Sig. 2-sided Pearson Chi-Square 1.591 a 2 .451 Likelihood Ratio 1.791 2 .408 Linear-by-Linear Association .850 1 .356 N of Valid Cases 192 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.44. Pada Tabel 4.17 menunjukkan hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 1,591 df = 2 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,451 yang lebih besar dari α= 0,05. Hal ini berarti, H diterima dan H 1 ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh positif frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. 3. Hipotesis Ketiga a Perumusan Hipotesis III = Tidak ada pengaruh positif Pangkat Golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses = Ada pengaruh positif Pangkat Golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. b Pengujian Hasil Hipotesis III Tabel 4.18 Tabel Kontingensi dan Frekuensi Harapan Pengaruh Pangkat Golongan Terhadap Kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar PG2 Total 3b 3d 4b Spros1 TB Count 13 10 13 36 Expected Count 9.8 9.9 16.3 36.0 C Count 23 28 56 107 Expected Count 29.0 29.5 48.5 107.0 B Count 16 15 18 49 Expected Count 13.3 13.5 22.2 49.0 Total Count 52 53 87 192 Expected Count 52.0 53.0 87.0 192.0 Pada Tabel 4.18 menunjukkan kontingensi dan frekuensi harapan pengaruh pangkat golongan terhadap implementasi permendikbud no 22 tahun 2016 tentang standar proses pada SMK se- kota Yogyakarta. Tabel tersebut menunjukkan sel matrik frekuensi harapan antar variabel. Implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses dikategorikan ke dalam kategori sangat tidak baik, tidak baik, cukup, baik, dan sangat baik. Di sisi lain, pangkat golongan dikategorikan menjadi kategori 3a, 3b, 3c ,3d, 4a dan 4b. Penggabungan dilakukan pada variabel pangkat golongan dan standar proses sebagai berikut: untuk kategori 3a diberi kode angka 1 , 3b diberi kode angka 2 digabungkan diberi kode angka 1 dengan kategori 3b. Nilai expected count lihat lapiran 6 untuk kategori 3a dan 3b digabungkan dengan kategori 3b nilainya menjadi 5. Untuk kategori 3c diberi kode angka 3, 3d diberi kode angka 4 digabungkan diberi kode angka 2. Nilai expected count lihat lapiran 6 untuk kategori 3c dan 3d digabungkan dengan kategori 3d nilainya menjadi 5. Untuk kategori 4a diberi kode angka 5 dan kategori 4b diberi kode angka 6 digabungkan diberi kode angka 3 dengan kategori 4b. Nilai expected count lihat lapiran 6 untuk kategori 4a dan 4b digabungkan dengan kategori 4b nilainya menjadi 5. Tabel 4.19 Hasil Analisis Chi-Square Pengaruh Pangkat Golongan Terhadap Kemampuan mengimplementasikan Permendikbud no 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses Value Df Asymp. Sig. 2- sided Pearson Chi-Square 5.753 a 4 .218 Likelihood Ratio 5.755 4 .218 Linear-by-Linear Association .002 1 .961 N of Valid Cases 192 a. 0 cells .0 have expected count less than 5. The minimum expected count is 9.75. Pada Tabel 4.19 menunjukkan hasil Chi-Square x 2 hitung sebesar 5,753 df = 4 dan nilai Asymp. Sig sebesar 0,218 lebih besar dari α= 0,05. Hal ini berarti, H diterima dan H 1 ditolak, yang artinya tidak ada pengaruh pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, frekuensi mengakses internet, dan pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Berdasarkan pada hasil penelitian diatas, maka dilakukan pembahasan sebagai berikut : 1. Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses . Guru yang menjadi responden peneliti sebanyak 192 guru. Persepsi guru tentang kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses dengan kategori sangat sibuk adalah 25 guru 13,00. Ada 49 25,5 guru yang memiliki kategori sibuk. Ada 72 37,5 guru yang memiliki kategori cukup. Ada 42 guru 21,9 memiliki kategori tidak sibuk. Ada 4 guru 2,1 yang memiliki kategori sangat tidak sibuk. Berdasarkan statistik deskriptif, rata-rata persepsi guru tentang kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah dengan mean 90,68 , median 91,00 , dan modus 87. Hal ini menunjukkan bahwa kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah yang dialami sebagian besar responden cukup. Sementara itu pada implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses yang memiliki kategori sangat baik adalah 95 guru 49,5. Ada 93 guru 48,4 yang memiliki persepsi baik. Ada 4 guru 2,1 yang memiliki persepsi cukup. Ada 0 guru 0 yang memiliki persepsi tidak baik. Ada 0 guru 0 yang memiliki persepsi sangat tidak baik. Hasil perhitungan nilai rata-ratamean adalah 106 , nilai tengah median adalah 105, dan nilai modus adalah 98 menunjukkan. Sebagian besar responden sudah sangat baik dan baik dalam mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Hasil analisis chi-square kesibukan guru terhadap implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses 16,496 dan nilai asymp.sig sebesar 0,002 lebih kecil dari α 0,05 sehingga H ditolak dan H 1 diterima yang artinya ada pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampaun mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Penelitian ini menunjukkan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah adalah cukup. Sementara pada implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses pada kategori sangat baik dan baik. Namun demikian, nilai derajat asosiasi menunjukkan pengaruh kedua variabel positif dengan kategori cukup. Hal ini disebabkan karena tidak semua responden menjawab setiap butir pernyataan dengan konsisten. Kewajiban guru sesuai Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 35 ayat 1 mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik, serta melaksanakan tugas tambahan. Pasal 35 ayat 2 Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa beban kerja guru sekurang- kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyaknya 40 jam tatap muka dalam 1 satu minggu. Dalam melaksanakan tugas pokok yang terkait langsung dengan proses pembelajaran, guru hanya melaksanakan tugas mengampu 1 satu jenis mata pelajaran saja, sesuai dengan kewenangan yang tercantum dalam sertifikat pendidiknya. Tugas guru di dalam sekolah yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran membimbing dan melatih peserta didik, memberikan bimbingan dan latihan pada kegiatan ekstrakurikuler pramuka, kesenian, paskibra, kerohanian,dan sebagainya, menjadi seorang kepala sekolah, wakil kepala sekolah, kepala jurusan program, kepala perpustakaan, dan masih banyak lagi tugas guru. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama dapat diketahui ada pengaruh positif kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. Adanya pengaruh positif karena nilai phi sebesar 0,293. Maksudnya dari pernyataan tersebut adalah, kesibukan guru di dalam sekolah berpengaruh terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses. Semakin banyak kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah maka guru dapat mempersiapkan diri dengan pengetahuan yang diperoleh. Dengan demikian, guru secara tidak langsung mereka sudah memahami implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses. 2. Pengaruh frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses. Guru yang menjadi responden peneliti sebanyak 192 guru. Persepsi guru tentang frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses dengan kategori sangat sering adalah 4 guru 2,1. Ada 12 guru 6,2 yang memiliki persepsi sering. Ada 13 guru 6,8 yang memiliki persepsi cukup. Ada 23 guru 12,0 yang memiliki persepsi tidak sering. Ada 140 guru 72,9 yang memiliki persepsi sangat tidak sering. Dalam variabel ini diperoleh hasil perhitungan nilai rata- ratamean adalah 13,49 , nilai tengah median adalah 12,00 , dan nilai modus adalah 12. Hal ini menunjukkan bahwa frekuensi mengakses internet yang dialami sebagian besar responden sangat tidak sering. Sementara itu pada implementasi Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses yang memiliki kategori sangat baik adalah 95 guru 49,5, kategori baik adalah 93 guru 48,4, kategori cukup adalah 4 guru 2,1, kategori tidak baik adalah 0 guru 0, dan kategori sangat tidak baik adalah 0 guru 0. Berdasarkan statistik deskriptif, rata-rata persepsi guru tentang kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah dengan mean 106 , median 105 , dan modus 98. Sementara itu, pada implementasi Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses yang memiliki kategori sangat baik adalah 95 guru 49,5. Ada 93 guru

Dokumen yang terkait

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada guru di SMK Negeri se-Kota Yogyakarta 2017.

0 2 215

Pengaruh kreativitas, kesibukan guru di luar kegiatan sekolah, pangkat dan golongan ruang terhadap minat melakukan penulisan karya ilmiah.

0 0 2

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, kesibukan guru di luar kegiatan sekolah, dan status sekolah tempat guru mengajar terhadap minat melakukan penulisan karya ilmiah.

0 1 177

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud nomor 22 tahun 2016 tentang standar proses pada

0 3 213

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman pendidikan dan pelatihan, dan frekuensi mengakses internet guru terhadap kemampuan guru mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016 tent

0 0 277

Pengaruh pengalaman mengajar, tingkat pendidikan guru, dan kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah terhadap kemampuan implementasi PerMendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian pada

0 4 268

Pengaruh kesibukan guru di dalam kegiatan sekolah, kesibukan guru di luar kegiatan sekolah, dan status sekolah tempat guru mengajar terhadap minat melakukan penulisan karya ilmiah

1 6 175

Pengaruh kemampuan teknologi informasi, pengalaman diklat, dan frekuensi Mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pembelajaran Dalam Kurikulum 2013

1 1 238

Pengaruh kesibukan guru di sekolah, frekuensi mengakses internet, pangkat golongan terhadap kemampuan mengimplementasikan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016

0 0 218

Pengaruh pengalaman mengajar guru, ketersediaan sumber belajar, dan frekuensi mengakses internet terhadap kemampuan mengimplementasikan PerMendikbud Nomor 23 tahun 2016

0 0 246