diperlukan bagi perkembangan yang diharapkan anak tersebut. Jadi menurut teori konvergensi:
1 Pendidikan mungkin dilaksanakan,
2 Pendidikan diartikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan kepada
anak didik untuk mengembangkan potensi dalam diri peserta didik, 3
Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan. William Stern menjelaskan pemahamannya tentang pentingnya pembawaan
dan lingkungan itu dengan perumpamaan dua garis yang menuju ke satu titik pertemuan. Oleh karena itu, teorinya dikenal dengan sebutan konvergensi
konvergen berarti memusatkan ke satu titik.
2.1.4 Teori Belajar Humanistik
Teori belajar humanistik yang dikemukakan oleh Komarudin 2013:56 menyataan bahwa teori belajar yang humanistik pada dasarnya memiliki tujuan
belajar untuk memanusiakan manusia. Oleh karena itu proses belajar dapat dianggap berhasil apabila si pembelajar telah memahami lingkungannya dan diri
sendiri. Dengan kata lain, si pembelajar dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya.
Tujuan utama pendidik adalah membantu siswa untuk mengambangkan dirinya, yaitu membantu masing-masing individu untuk mengenal diri sendiri
sebagai manusia yang unik dan membantu dalam mewujudkan potensi-potensi yang ada dalam diri mereka. Menurut aliran humanistik, para pendidik sebaiknya
melihat kebutuhan yang lebih tinggi dan merencanakan pendidikan dan kurikulum untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan ini.
Pendekatan humanistik
dalam pendidikan
menekankan pada
perkembangan positif. Pendekatan yang berfokus pada potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan
kemampuan tersebut. Hal ini mencakup kemampuan interpersonal untuk memperkaya diri, menikmati keberadaan hidup dan juga masyarakat.
Keterampilan atau kemampuan membangun diri secara positif ini menjadi sangat penting dalam pendidikan karena keterkaitannya dengan keberhasilan akademik.
Komarudin 2013:58, menyatakan bahwa tokoh-tokoh teori belajar humanistik : 1.
Abraham Maslow Teori maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada
dua hal : 1 suatu usaha yang positif untuk berkembang, dan 2 kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Rifa’i dan Anni 2011: 146, menyatakan maslow merupakan tokoh gerakan psikologi humanistik di Amerika.
Maslow menyampaikan kebutuhan pada tingkat paling rendah adalah kebutuhan fisik
physiological needs,
seperti rasa lapar dan haus, dan harus dipenuhi sebelum individu dapat memenuhi kebutuhan menjadi milik dan dicintai
sense of belonginggness and love,
kemudian kebutuhan penghargaan
esteem needs,
yakni merasa bermanfaat dan hidupnya berharga, dan akhirnya kebutuhan aktualisasi diri
self-actualization needs.
Kebutuhan aktualisasi diri itu termanifestasi di dalam keinginan untuk memenuhi sendiri
self-fulfillment
untuk menjadi diri sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki. Penekanan maslow
tentang akumulasi pengalaman bukan siap memaknai individu sebagai individu, melainkan pengalaman itu juga dapar digunakan sebagai sumberdaya dalam