Komponen konsep diri Akademik

lahir individu mengeksplorasi bagian tubuhnya, menerima stimulus dari orang lain, kemudian mulai memanipulasi lingkungan dan mulai sadar dirinya terpisah dari lingkungan. Gambaran diri atau Body Image berhubungan dengan kepribadian. Cara individu memandang dirinya mempunyai dampak yang penting pada aspek psikologinya. Pandangan yang realistis terhadap dirinya menerima dan mengukur bagian tubuhnya akan lebih rasa aman, sehingga terhindar dari rasa cemas dan meningkatkan harga diri. Banyak faktor dapat yang mempengaruhi gambaran diri seseorang, seperti, munculnya stressor yang dapat menggangu integrasi gambaran diri. Stresor-stresor tersebut dapat berupa: a. Operasi seperti : mastektomi, amputasi, luka operasi yang semuanya mengubah gambaran diri, operasi plastik, protesa dan lain - lain. b. Kegagalan fungsi tubuh : Seperti hemiplegi, buta, tuli dapat mengakibatkan depersonalisasi yaitu tadak mengakui atau asing dengan bagian tubuh, sering berkaitan dengan fungsi saraf. c. Waham yang berkaitan dengan bentuk dan fngsi tubuh : Seperti sering terjadi pada pasien gangguan jiwa, klien mempersiapkan penampilan dan pergerakan tubuh sangat berbeda dengan kenyataan. d. Tergantung pada mesin : seperti: pasien di ruang intensif yang memandang imobilisasi sebagai tantangan, akibatnya sukar mendapatkan informasi umpan balik dengan penggunaan intensif care dipandang sebagai gangguan. e. Perubahan tubuh berkaitan : hal ini berkaitan dengan tumbuh kembang dimana seseorang akan merasakan perubahan pada dirinya seiring dengan bertambahnya usia. f. Umpan balik interpersonal yang negative: Umpan balik ini adanya tanggapan yang tidak baik berupa celaan, makian sehingga dapat membuat seseorang menarik diri. g. Standard sosial budaya : Hal ini berkaitan dengan kultur sosial budaya yang berbeda-beda setiap pada setiap orang dan keterbatasannya serta keterbelakangan dari budaya tersebut menyebabkan pengaruh pada gambaran diri individu, seperti adanya perasaan minder. 2 Ideal Diri Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia harus berperilaku berdasarkan standart, aspirasi, tujuan atau penilaian personal tertentu. Standart dapat berhubungan dengan tipe orang yang akan diinginkan atau sejumlah aspirasi,cita-cita, nilai- nilai yang ingin di capai. Ideal diri akan mewujudkan cita- cita, nilai-nilai yang ingin dicapai. Ideal diri akan mewujudkan cita –cita dan harapan pribadi berdasarkan norma sosial keluarga budaya dan kepada siapa ingin dilakukan Ideal diri mulai berkembang pada masa kanak - kanak yang di pengaruhi orang yang penting pada dirinya yang memberikan keuntungan dan harapan pada masa remaja ideal diri akan di bentuk melalui proses identifikasi pada orang tua,guru dan teman. Menurut Keliat ada beberapa faktor yang mempengaruhi ideal diri yaitu: a. Kecenderungan individu menetapkan ideal pada batas kemampuannya. b. Faktor budaya akan mempengaruhi individu menetapkan ideal diri. c. Ambisi dan keinginan untuk melebihi dan berhasil, kebutuhan yang realistis, keinginan untuk mengklaim diri dari kegagalan, rasa cemas dan rendah diri. d. Kebutuhan yang realistis. e. Keinginan untuk menghindari kegagalan. f. Perasaan cemas dan rendah diri. Agar individu mampu berfungsi dan mendemonstrasikan kecocokan antara persepsi diri dan ideal diri. Ideal diri ini hendaknya ditetapkan tidak terlalu tinggi, tetapi masih lebih tinggi dari kemampuan agar tetap menjadi pendorong dan masih dapat dicapai. 3 Harga diri Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisa seberapa jauh prilaku memenuhi ideal diri. Frekuensi pencapaian tujuan akan menghasilkan harga diri yang rendah atau harga diri yang tinggi. Jika individu sering gagal, maka cenderung harga diri rendah. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang lain. Aspek utama adalah dicintai dan menerima penghargaan dari orang lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi gangguan harga diri, seperti: a. Perkembangan individu. Faktor predisposisi dapat dimulai sejak masih bayi, seperti penolakan orang tua menyebabkan anak merasa tidak dicintai dan mengkibatkan anak gagal mencintai dirinya dan akan gagal untuk mencintai orang lain. Pada saat anak berkembang lebih besar, anak mengalami kurangnya pengakuan dan pujian dari orang tua dan orang yang dekat atau penting baginya. b. Ideal diri tidak realistis Individu yang selalu dituntut untuk berhasil akan merasa tidak punya hak untuk gagal dan berbuat kesalahan. Ia membuat standart yang tidak dapat dicapai, seperti cita -cita yang terlalu tinggi dan tidak realistis.Pada kenyataan tidak dapat dicapai membuat individu menghukum diri sendiri dan akhirnya percaya diri akan hilang. c. Gangguan fisik dan mental. Gangguan fisik dan mental dapat membuat individu dan keluarga merasa rendah diri. d. Sistem keluarga yang tidak berfungsi. Orang tua yang mempunyai harga diri yang rendah tidak mampu membangun harga diri anak dengan baik. Orang tua memberi umpan balik yang negatif dan berulang-ulang akan merusak harga diri anak. Harga diri anak akan terganggu jika kemampuan menyelesaikan masalah tidak adekuat. Akhirnya anak memandang negatif terhadap pengalaman dan kemampuan di lingkungannya. e. Pengalaman traumatik yang berulang Penganiayaan yang dialami dapat berupa penganiayaan fisik, emosi, peperangan, bencana alam, kecelakan atau perampokan dan seksual. Individu merasa tidak mampu mengontrol lingkungan.Respon untuk menghadapi trauma umumnya mengingkari trauma, mengubah arti trauma, respon yang biasa efektif terganggu. Akibatnya koping yang biasa berkembang adalah depresi dan denial pada trauma. 4 Peran Peran adalah sikap dan perilaku nilai serta tujuan yang diharapkan dari seseorang berdasarkan posisinya di masyarakat. Terdapat beberapa faktor mempengaruhi diri dalam menyesuaikan peran yang harus dilakukan yaitu: 4.1 Kejelasan perilaku dan pengetahuan yang sesuai dengan peran 4.2 Konsistensi respon orang yang berarti terhadap peran yang dilakukan 4.3 Kesesuaian dan keseimbangan antar peran yang diemban. 4.4 Keselarasan budaya dan harapan individu terhadap perilaku peran. 5 Identitas Identitas adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari observasi dan penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sendiri sebagai satu kesatuan yang utuh.Seseorang yang memiliki perasaan identitas diri yang kuat memandang dirinya berbeda dengan orang lain,unik dan tidak ada duanya.Perasaan berharga ini akan memicu munculnya kemandirian perasaan mampu dan penguasaan diri. Hal penting dalam identitas adalah jenis kelamin.

2.4.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Konsep Diri

Akademik Konsep diri merupakan hasil yang dicapai melalui proses interaksi dan berdasarkan pengalaman-pengalaman yang diterima anak.Pengalaman ini merupakan hasil eksplorasi anak terhadap lingkungannya dan refleksidiri yang diterima dari orang lain yang berati Signifikant Others dalam kehidupannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri menurut Rapport dalam Zulfan 2013:94 yaitu sebagai berikut : 1. Perubahan Fisik 2. Hubungan dengan keluarga 3. Hubungan lawan atau sesama jenis 4. Perkembangan kognitif 5. Identitas Personal Demikian pula Hurlock 2009 menyebutkan lebih rinci faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri adalah : 1. Jasmani 2. Cacat Jasmani 3. Kondisi Fisik 4. Produksi Kelenjar tubuh 5. Pakaian 6. Nama dan panggilana 7. Kecerdasan 8. Tingkat Aspirasi 9. Emosi 10. Statsus Sosial 11. Sekolah 12. Keluarga Jadi, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri, namun demikian pada tulisan ini hanya dikemukakan beberapa faktor saja yang diperkirakan besar pengaruhnya terhadap perkembangan konsep diri anak yaitu : kemampuan dan penampilan fisik, peranan keluarga, peranan kelompok teman sebaya dan peranan harga diri.

2.4.4 Struktur Konsep Diri Akademik

Berbagai penelitian pengembangan teori konsep diri yang di lakukan sebelum tahun 1976 menunjukkan adanya dua model yang menggambarkan struktur konsep diri seseorang Mars Hattie 1996 dalam Zulfan, 2013: 90 yaitu

Dokumen yang terkait

PENGARUH PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL), MINAT MENJADI GURU DAN PRESTASI BELAJAR TERHADAP KESIAPAN MAHASISWA MENJADI GURU YANG PROFESIONAL PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI AKUNTANSI TAHUN ANGK

0 4 35

PENGARUH PERSEPSI PADA PROFESI GURU, PERAN GURU PAMONG, DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU PADA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2012 FAKULTAS EKONOMI UNIMED.

0 5 33

PENGARUH PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP MINAT MAHASISWA MENJADI GURU : Studi Pada Mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angkatan 2010 FPEB UPI.

7 16 47

PENGARUH PENGUASAAN MATERI MATA KULIAH BELAJAR&PEMBELAJARAN 2, EVALUASI PENGAJARAN DAN PRAKTIK PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (ppl) TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI BKK PENDIDIKAN AKUNTANSI FKIP UNS.

0 0 1

Pengaruh progam pengan lapangan (ppl) terhadap kesiapan menjadi guru pada mahasiswa fkip uns angkatan 2011 BAB 0

0 1 17

PENGARUH MINAT MENJADI GURU, LINGKUNGAN KELUARGA, DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU AKUNTANSI MAHASISWA PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2013 FE UNY.

2 10 209

PENGARUH MINAT MENJADI GURU DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) TERHADAP KESIAPAN MENGAJAR MAHASISWA CALON GURU PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI ANGKATAN 2012 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA.

9 41 214

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN TERHADAP MINAT MENJADI GURU PADA MAHASISWA PRODI PENDIDIKAN EKONOMI FE UNY ANGKATAN 2012.

0 0 131

Pengaruh Minat Menjadi Guru dan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) Terhadap Kesiapan Menjadi Guru Mahasiswa Angkatan 2013 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta - UNS Institutional Repository

0 1 17

KONTRIBUSI PRESTASI PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN, MINAT MENJADI GURU DAN KELUARGA TERHADAP KESIAPAN MENJADI GURU MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI ANGKATAN 2008

0 0 180