112
yang kurang mampu menerapkan pendekatan dan metode yang diajarkan, namun suasana kelas sudah kondusif dan siswa sudah mampu mengikuti seluruh proses
pembelajaran dengan baik. Dari hasil wawancara dapat diketahui bahwa siswa menyatakan sudah mampu membuat simpulan cerita anak dalam beberapa kalimat
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu dan metode GPID. Berdasarkan hasil dokumentasi, menunjukkan bahwa siswa sudah berkonsentrasi
pada saat proses pembelajaran membaca pemahaman cerita anak, sehingga suasana kelas menjadi kondusif.
Pada siklus II ini, menunjukkan adanya peningkatan nilai rata-rata yang diperoleh siswa, pada siklus I nilai rata-rata siswa sebesar 62,61, sedangkan pada
siklus II mengalami peningkatan yaitu sebesar 75,00. Dari hasil nilai rata-rata pada siklus II, telah mencapai target batas ketuntasan belajar yaitu 70,00 dan
sudah menunjukkan kategori baik. Hasil data nontes memperlihatkan perubahan tingkah laku yang lebih baik dibanding dengan siklus I. Siswa memperhatikan
penjelasan guru dengan baik selama pembelajaran berlangsung.
4.2 Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas dua hal yakni peningkatan keterampilan membaca pemahaman siswa dan perubahan perilaku siswa setelah
mengikuti pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu dan metode GPID.
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman Cerita Anak
113
Kegiatan pratindakan dilaksanakan sebelum tindakan siklus I. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi awal keterampilan membaca pemahaman
cerita anak siswa. Proses pembelajaran pada pratindakan ini dilakukan dengan memberikan bacaan cerita anak, kemudian siswa diberikan tes membaca
pemahaman untuk mengukur kemampuan awal siswa dalam memahami isi bacaan cerita anak. Nilai rata-rata yang diperoleh pada saat pratindakan adalah 52,05.
Berdasarkan hasil tes membaca pemahaman, dapat diketahui bahwa siswa kurang berminat dan tertarik dalam membaca bacaan cerita anak.
Pembelajaran siklus I dan siklus II selalu diawali dengan mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti proses pembelajaran membaca pemahaman cerita
anak. Kegiatan inti pembelajaran diawali dengan guru memberikan penjelasan dan pengarahan siswa mengenai materi yang diajarkan yaitu membaca pemahaman
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu dan metode GPID. Kegiatan pembelajaran di desain dengan pendekatan pembelajaran terpadu, yaitu
siswa dalam pembelajaran membaca dapat menguasai keempat aspek kebahasaan sekaligus. Siswa membaca pemahaman secara kelompok maupun secara mandiri
dengan menerapkan tahap-tahap metode GPID, yaitu Goall, Plans, Implementation, dan Development. Siswa diberikan pertanyaan lisan dan soal tes
membaca pemahaman. Siswa menyimpulkan isi cerita anak dalam beberapa kalimat. Siswa mempresentasikan hasil simpulan cerita anak secara individu di
depan kelas. Siswa yang lain memberikan penilaian dan tanggapan siswa yang telah mempresentasikan di depan kelas. Pada pertemuan siklus II, guru
memberikan penguatan dan menjelaskan kesalahan-kesalahan untuk diperbaiki
114
pada siklus II. Kegiatan yang dilakukan hampir sama dengan kegiatan pada siklus I. Pada siklus II, guru mengadakan perbaikan dalam kegitan pembelajaran
membaca pemahaman cerita anak. Hasil tes membaca pemahaman yang telah dianalisis kemudian direkap untuk mendapatkan hasil keseluruhan dari tes
membaca pemahaamn cerita anak. Hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel 17 di bawah ini.
Tabel 17. Hasil Tes Keterampilan Membaca Pemahaman Cerita Anak Pratindakan, Siklus, dan Siklus II
No Kategori Nilai
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II Skor Persen Skor Persen Skor Persen
1 Sangat
baik 88 4,35 270 13,04 545 26,09
2 Baik
225 13,04 446 26,09 1010 60,87 3
Cukup 314 21,74 250 17,39 122 8,70
4 Kurang
570 60,87 474 43,48 48 4,35 Jumlah
1197 100 1440 100 1863 100 Rata-rata Skor
52,05 62,61
75,00 Peningkatan 10,56
12,39
Pada tabel di atas menunjukkan bahwa pada tes pratindakan siswa yang memperoleh kategori sangat baik ada 1 siswa atau sebesar 4,35, siswa yang
memperoleh kategori baik ada 3 siswa atau sebesar 13,04, siswa yang memperoleh kategori cukup ada 5 siswa atau sebesar 21,74, siswa yang
memperoleh kategori kurang ada 14 siswa atau sebesar 60,87. Pada tes siklus I terdapat 3 siswa atau sebesar 13,04 yang memperoleh kategori sangat baik,
siswa yang memperoleh kategori baik ada 6 siswa atau sebesar 26,09, siswa yang memperoleh kategori cukup ada 4 siswa atau sebesar 17,39, sedangkan
115
siswa yang memperoleh kategori kurang ada 10 siswa atau sebesar 43,48. Pada tes siklus II terdapat 6 siswa atau sebesar 26,09 yang memperoleh kategori
sangat baik, siswa yang memperoleh kategori baik ada 14 siswa atau sebesar 60,87, siswa yang memperoleh kategori cukup ada 2 siswa atau sebesar 8,70,
ada 1 siswa yang memperoleh nilai kurang atau sebesar 4,35. Berdasarkan data yang terkumpul dari hasil tes pratindakan, siklus I, dan
siklus II mengalami peningkatan. Pada pratindakan rata-rata kelas sebesar 52,05, termasuk dalam kategori kurang. Pada hasil tes siklus I hasil tes menjadi 62,61
atau meningkat sebesar 10,56. Peningkatan ini terjadi karena pada siklus I, pembelajaran membaca pemahaman cerita anak telah di desain dengan
menggunakan pendekatan pembelajaran terpadu dan metode GPID. Pada siklus I belum mencapai target rata-rata kelas sebesar 70,00, maka diadakan siklus II.
Pada siklus II hasil tes mencapai 75,00 atau mengalami peningkatan sebesar 12,39. Adanya peningkatan antara siklus I dan siklus II tidak lepas dari
penggunaan pendekatan dan metode yang digunakan oleh guru. Peningkatan keterampilan membaca pemahaman cerita anak ini
merupakan bukti keberhasilan pendekatan pembelajaran terpadu dan metode GPID dalam meningkatkan keterampilan membaca pemahaman. Sebelum
dilaksanakan pendekatan pembelajaran terpadu dan metode GPID, keterampilan membaca pemahaman cerita ank siswa masih kurang, setelah diterapkan
pendekatan pembelajaran terpadu dan metode GPID pada siklus I dan siklus II mengalami peningkatan. Pada siklus I masih dalam kategori cukup, setelah
116
dilakukan perbaikan pada siklus II keterampilan membaca pemahaman cerita anak siswa meningkat menjadi kategori baik.
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa