KERANGKA PEMIKIRAN PENGUJIAN NORMALITAS DATA Menurut Nasution dan Barizi 1994, pengujian normalitas suatu

33 III. METODOLOGI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

Bahan baku merupakan hal atau faktor yang sangat penting bagi produksi sebuah industri atau perusahaan. Persaingan antar perusahaan di era globalisasi ini semakin ketat, di mana fasilitas serta teknologi yang digunakan pun semakin canggih. Hal ini ditujukan agar dapat dihasilkan produk yang berkualitas dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang sangat beragam setiap saat. Keberhasilan produksi yang dilakukan oleh suatu industri atau perusahaan ditentukan pula oleh banyak faktor, salah satu diantaranya adalah kecukupan persediaan bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi. Kekurangan persediaan bahan baku dapat menyebabkan produksi terhenti dan tidak terpenuhinya permintaan konsumen, hal ini tentunya dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Namun, kelebihan persediaan bahan baku pun dapat menimbulkan biaya produksi yaitu berupa biaya penyimpanan holding cost yang cukup besar, hal tersebut dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan suatu sistem pengendalian persediaan bahan baku yang tepat dan sesuai dengan karakteristik dari proses produksi dan sistem manajemen perusahaan yang bersangkutan. Pengendalian persediaan bahan baku di pabrik ban PT Goodyear Indonesia, Tbk. Bogor harus dilakukan mengingat bahan baku yang dibutuhkan untuk proses produksi ban sangat beragam jenisnya sehingga harus ada sistem pengendalian yang tepat agar proses produksi dapat berjalan dengan lancar dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan. Dengan demikian perusahaan dapat memenuhi kebutuhan konsumen tepat pada waktunya. Jenis bahan baku sangat beragam, berdasarkan asal produsennya dibagi ke dalam dua kelompok yaitu bahan baku lokal dalam negeri dan bahan baku impor luar negeri. Kebijakan yang diterapkan oleh 34 perusahaan kepada dua kelompok bahan baku ini pun berbeda-beda sesuai dengan asal produsennya yaitu lokal dan impor. Pada penelitian ini, mula-mula dilakukan pengamatan terhadap sistem pengendalian persediaan bahan baku impor yang telah diterapkan PT Goodyear Indonesia, Tbk. Kemudian dilakukan pengkajian dengan menggunakan metode-metode yang telah ditetapkan seperti analisis ABC. Analisis ABC adalah metode untuk mengelompokkan bahan baku, di mana bahan baku dibagi ke dalam tiga kelompok besar berdasarkan tingkat kepentingan yaitu kelompok A, B, dan C. Kelompok A adalah kelompok terdiri dari 20 bahan baku yang menyerap biaya sekitar 80 dari total biaya persediaan. Kelompok B adalah kelompok yang terdiri dari 30 bahan baku yang menyerap biaya sekitar 15 dari total biaya persediaan. Kelompok C adalah kelompok yang terdiri dari 50 bahan baku yang menyerap biaya 5 dari total biaya persediaan. Kemudian dilakukan uji sebaran normal terhadap data permintaan bahan baku impor yang tergolong ke dalam kelompok A. Tahap selanjutnya adalah estimasi perkiraan permintaan, untuk melihat tingkat permintaan bahan baku dari waktu ke waktu dengan menggunakan teknik simulasi. Teknik simulasi yang dipilih yaitu teknik simulasi Monte Carlo. Pemilihan teknik simulasi ini dikarenakan teknik ini memang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi yaitu mengenai pengendalian persediaan bahan baku. Simulasi Monte Carlo sering digunakan untuk pemecahan pada masalah yang tidak terlalu kompleks serta tidak banyak variabel yang mempengaruhi. Selain itu, keistimewaan lain dari simulasi Monte Carlo apabila dibandingkan dengan simulasi lainnya adalah simulasi Monte Carlo mudah untuk dipahami oleh pihak-pihak yang berkepentingan. Program yang digunakan untuk merancang program aplikasi adalah program Visual Basic 6.0. Visual Basic 6.0 merupakan sebuah bahasa pemprograman yang digunakan untuk membuat program aplikasi berbasis orientasi objek atau Object Oriented Program OPP. Dengan Visual Basic 6.0, perancangan sebuah program akan lebih mudah dan 35 menyenangkan karena didukung oleh komponen-komponen pelengkap yang memiliki standar Windows. Strategi pengendalian bahan baku mencakup pula strategi dalam menetapkan jumlah pemesanan untuk mengoptimalkan persediaan bahan baku, persediaan pengaman safety stock yang digunakan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kekurangan bahan baku, serta menentukkan titik pemesanan kembali atau yang sering disebut dengan Re-Order Point untuk mencegah terjadi kekurangan atau penumpukkan kelebihan bahan baku di dalam gudang. Analisis pengendalian bahan baku ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk menemukan sistem atau cara pengendalian yang efektif dan efisien agar tujuan perusahaan dapat tercapai serta proses produksi tidak terhambat karena persediaan bahan baku tersebut telah sesuai dengan sistem produksi. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat dilihat pada Gambar 7 berikut ini. 36 Gambar 7. Kerangka Pemikiran Penelitian Identifikasi pengaturan atau manajemen persediaan bahan baku yang diterapkan oleh perusahaan termasuk kebijakan-kebijakan yang berlaku dalam sistem pengendalian bahan baku Identifikasi bahan baku-bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ban Identifikasi karakteristik dari bahan baku-bahan baku yang digunakan Analisis manajemen persediaan bahan baku Volume pemesanan BB pada suplier Volume pemakaian BB pada produksi banbulan Waktu pemesanan bahan baku Waktu penggunaan BB Biaya persediaan seperti biaya penyimpanan dan pemesanan Analisis Pengendalian Persediaan Metode yang digunakan atau yang telah diterapkan oleh perusahaan dalam analisis persediaan bahan baku Metode Analisis ABC Data Permintaan Pemakaian Selama Satu Periode Tahun Uji Sebaran Normal Model Prakiraan Permintaan Bahan Baku dengan Simulasi Monte_Carlo Validasi Model dengan Pendekatan Uji-T Model Pengendalian Persediaan : Model EOQ, Persediaan Pengaman Safety Stock, Titik Pemesanan Kembali Re-order Point Perbandingan antara metode simulasi dengan perusahaan Tingkat Persediaan dan Metode Pengendalian Persediaan yang paling Optimal dan Efisien Pengendalian Persediaan Bahan Baku berdasarkan Metode Simulasi 37 Dat a yang diperlukan Tahap Pem ecahan Masalah Teknik yang digunakan

B. PENDEKATAN BERENCANA