13
G. MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN
Model pengendalian persediaan yang dapat digunakan sangat beragam hal ini tergantung kepada kebutuhan bahan baku yang digunakan,
di antaranya adalah
1. Model Persediaan Deterministis dan Probabilistis
Model persediaan dibagi menjadi dua jenis berdasarkan sifat permintaan dan waktu tunggu yaitu deterministis dan probabilistis,
keduanya memiliki perbedaan arti. Deterministis merupakan permintaan yang dapat diketahui dengan pasti sedangkan probabilistis merupakan
permintaan yang dijabarkan oleh sebuah fungsi probabilitas dan sering pula disebut dengan istilah stokastik. Pembagian model atau kebijaksanaan
pengendalian persediaan ini ditentukan oleh karakteristik dari permintaan atau kebutuhan terhadap persediaan selang waktu sejak dilakukan
pemesanan hingga persediaan tersedia waktu tunggu atau lead time, serta parameter-parameter biaya persediaan Machfud, 1999.
Pada dasarnya kebijakan pengendalian persediaan meliputi dua aspek yaitu 1 pada saat kapan atau pada tingkat persediaan berapa harus
dilakukan pemesanan atau pengadaan persediaan dan 2 berapa banyak yang harus dipesan, diadakan atau diproduksi. Konsekuensi dari kedua
aspek tersebut akan menentukan tingkat persediaan pada waktu tertentu dan rata-rata tingkat persediaan, Machfud, 1999.
Model deterministis merupakan model yang didasarkan pada asumsi bahwa laju permintaan diketahui untuk suatu selang periode.
Asumsi-asumsi yang digunakan pada umumnya yaitu bahan yang dipesan satu macam, kebutuhan per periode diketahui, dan bahan yang dibutuhkan
segera dapat tersedia. Model persediaan yang paling sederhana terjadi ketika permintaan tetap sepanjang waktu dengan jumlah pemesanan
diterima sekaligus dan tidak ada kekurangan. Model deterministis dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini Love, 1979
14 Tingkat Persediaan
y Rata-rata Persediaan
Waktu t
= yb Gambar 1. Model Persediaan Klasik Deterministis
Pada Gambar 1, diasumsikan permintaan terjadi pada laju b per unit waktu dan t
= waktu awal, di mana tingkat yang tertinggi dari persediaan terjadi ketika jumlah pemesanan y diterima. Pada model deterministis,
parameter permintaan, biaya persediaan, dan tenggang waktu lead time dapat diperhitungkan dengan secara pasti.
Model probabilistis
merupakan sebuah model yang memiliki distribusi peluang permintaan maupun distribusi peluang waktu tunggu.
Model probabilistis dapat dilihat pada Gambar 2 berikut ini Love, 1979 Q
R
Waktu Waktu Tunggu Tunggu
Gambar 2. Model Persediaan Probabilistis Pada Gambar 2 di atas, variabel acak R adalah jumlah yang
dibutuhkan, sehingga PR merupakan peluang bahwa dibutuhkan R satuan. Q merupakan jumlah yang dipesan sebagai persediaan. Bila RQ,
artinya kebutuhan R kurang dari persediaan Q, maka kelebihan persediaan adalah Q-R. Biaya yang ditimbulkan adalah Q-RCc, di mana Cc adalah
15 biaya satuan bila kebutuhan lebih kecil dari persediaan. Demikian pula
apabila RQ maka R-Q adalah jumlah kebutuhan yang tidak terpenuhi, akibatnya biaya yang diderita adalah R-QCp, di mana Cp adalah biaya
tiap satuan bila kebutuhan melebihi persediaan. Menurut Taha 1997, permintaan deterministis dapat bersifat
statis, di mana laju pemakaian bersifat konstan sepanjang waktu atau dinamis dengan permintaan diketahui secara pasti tetapi bervariasi dari
satu periode ke periode berikutnya. Sedangkan permintaan probabilistis terbagi ke dalam dua bagian yaitu : 1 kasus stasioner, di mana fungsi
kepadatan probabilitas permintaan tetap tidak berubah sepanjang waktu, dan 2 kasus dinamis, di mana fungsi kepadatan probabilitas bervariasi
dengan waktu. Model
probabilistis terdiri dari dua model yaitu model untuk
permintaan diskrit dan model untuk permintaan kontinu. Model untuk permintaan diskrit digunakan untuk barang-barang yang sifat
permintaannya tidak kontinu sedangkan untuk model permintaan kontinu digunakan untuk barang-barang yang permintaannya berkesinambungan
atau terus menerus. Model untuk tingkatan seperti model permintaan kontinu adalah model service level atau model tingkat pelayanan Waters,
1992. Model probablistis untuk permintaan kontinu disebut juga model
continous Q,r. Pada model ini, pada saat tingkat persediaan r dilakukan
pemesanan sejumlah Q dan dengan waktu tunggu lead time yang diasumsikan tetap, posisi persediaan pada saat pesanan tiba dapat positif
atau negatif. Kondisi ini terjadi karena permintaan atau penggunaan persediaan selama waktu tunggu bersifat tidak pasti. Tingkat persediaan
dan frekuensi pemesanan, serta kondisi kelebihan dan kekurangan persediaan ditentukan oleh nilai Q dan r. Dengan demikian keputusan nilai
Q dan r akan menentukan total biaya persediaan dan tingkat pelayanan atau resiko kekurangan persediaan Machfud, 1999.
16
2. Model Analisis ABC