1
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Karet merupakan salah satu komoditas hasil pertanian alam yang banyak terdapat di Indonesia. Pengembangan teknologi pengolahan karet
telah banyak dilakukan dan diterapkan di industri-industri terutama industri karet. Komoditas karet memiliki banyak turunan yang dapat
dimanfaatkan sebagai peluang pengembangan industri yang cukup menjanjikan. Perusahaan yang bergerak di industri karet berlomba-lomba
untuk mengembangkan teknologi pengolahan karet dan menghasilkan turunan-turunan produk karet yang berkualitas agar dapat bersaing dengan
industri karet lainnya. Di pasar internasional, tahun 2003 Indonesia merupakan negara
produsen dan pengekspor karet alam terbesar kedua di dunia setelah Thailand, dengan total produksi sebesar 1.770.400 ton 23,34 dari total
produksi dunia. Namun produksi tersebut memberikan nilai tambah yang rendah karena 91,75 dari total produksi, yaitu sebesar 1.624.400 ton di
ekspor dalam bentuk karet alam mentah, sedangkan karet alam mentah bernilai rendah, yaitu sebesar US 1,00 perkg. Harga tersebut tidak
dipengaruhi oleh peningkatan permintaan dunia untuk karet alam Gapkindo, 2004. Produksi karet alam ini terus meningkat setiap
tahunnya dan pada tahun 2005 produksi karet nasional mencapai 2,2 juta ton www.ipard.com
.
Pada saat ini, di Indonesia telah banyak berdiri industri pembuatan produk ban, di antaranya yaitu adalah PT Goodyear Indonesia, Tbk., PT
Bridgestone, PT Gadjah Tunggal, dan lain-lain. Perusahan-perusahaan tersebut saling berlomba untuk menghasilkan produk ban dengan kualitas
tinggi, yang didukung dengan penerapan teknologi canggih yang diterapkan pada setiap aspek produksi pembuatan produk ban tersebut.
Keberhasilan suatu perusahaan tidak lepas dari pengaturan atau manajemen yang baik yang diterapkan oleh masing-masing perusahaan.
2 PT Goodyear Indonesia, Tbk. merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dalam industri pengolahan karet yaitu industri pembuatan ban yang menggunakan karet sebagai bahan baku utamanya. Produk yang
dihasilkan oleh perusahaan sangat beragam yaitu berbagai jenis ban. Besarnya kapasitas dan rencana produksi perusahaan memerlukan suatu
manajemen produksi yang baik. Hal ini disebabkan karena tujuan setiap perusahaan adalah dapat berproduksi dengan baik, tepat waktu, dan dapat
menghasilkan produk yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Penyusunan dan pembentukan strategi pengendalian produksi yang
diterapkan pada perusahaan merupakan salah satu strategi yang sangat penting yang dapat menentukan efisiensi produksi suatu perusahaan.
Pada penetapan strategi pengendalian produksi, pengendalian persediaan bahan baku merupakan salah satu aspek yang sangat penting
bagi berlangsungnya kelancaran suatu produksi. Hal ini berlaku untuk semua industri terutama industri yang bergerak dalam bidang
manufakturing, seperti industri ban. Pengendalian persediaan bahan baku pada produksi ban merupakan salah satu sistem yang dapat menjamin
kelancaran akan ketersediaan bahan baku, sehingga proses produksi akan berjalan dengan lancar. Pengendalian tersebut dapat mencegah terjadinya
kekurangan bahan baku yang dapat mengakibatkan terhambatnya proses produksi atau dapat menghentikan kegiatan produksi yang menyebabkan
perusahaan menderita kerugian. Perencanaan terhadap persediaan bahan baku harus dapat
dilakukan dengan baik sehingga tidak terjadi kekurangan dan kelebihan bahan baku. Perencanaan yang baik dapat mencegah terjadinya biaya
penyimpanan bahan baku terlalu tinggi, sehingga perusahaan dapat menghemat biaya penyimpanan holding cost. Selain itu, manajemen
yang baik dalam persediaan bahan baku dapat menyebabkan tercapainya efisiensi dalam produksi.
Bahan baku yang digunakan untuk memproduksi ban dapat dikelompokkan menjadi dua berdasarkan asal produsennya yaitu bahan
baku lokal dan impor. Manajemen persediaan kedua jenis bahan baku
3 tersebut berbeda, sehingga pengendalian persediaan antara kedua bahan
baku pun berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada lead time waktu tunggu kedatangan bahan baku. Umumnya pengendalian persediaan
bahan baku impor lebih sulit dibandingkan dengan bahan baku lokal. Hal ini dikarenakan lead time waktu tunggu kedatangan bahan baku impor
lebih lama dibandingkan bahan baku lokal. Kendala yang dihadapi oleh perusahaan adalah fluktuasi
permintaan terhadap produk sehingga peramalan forecasting yang dilakukan oleh perusahaan harus dilakukan dengan tepat dan sesuai.
Keadaan ini, menyebabkan perusahaan harus memiliki persediaan pengaman. Model persediaan yang disusun oleh perusahaan harus sesuai
sehingga menghasilkan efisiensi terutama dalam pengendalian persediaan bahan baku impor. Perusahaan harus dapat memilih model persediaan
bahan baku impor yang sesuai dan tepat dengan sistem yang telah diterapkan oleh perusahaan.
B. TUJUAN