91 hasil 52. Dengan begitu, partisipasi siswa meningkat dari kategori baik
menjadi kategori sangat baik. Berikut diagram peningkatan partisipasi siswa dari siklus I ke siklus II.
Gambar 3. Diagram Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Terjadinya peningkatan partisipasi siswa yang signifikan dari siklus I dan siklus II dipengaruhi oleh perubahan cara pembelajaran dari guru
baik dari guru tersebut maupun metode yang digunakan. Metode yang digunakan memberikan kesempatan pada siswa untuk lebih aktif untuk
berpartisipasi dalam menggunakan media kartu bilangan positif negatif, memberi kesempatan siswa untuk mengerjakan soal yang ada di depan
kelas, dan lain-lain.
4. Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Selanjutnya pada aspek prestasi belajar matematika terjadi peningkatan rata-rata dari pra tindakan hingga siklus II. Berikut tabel
rekap hasil prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II.
10 20
30 40
50 60
Siklus I Siklus II
Perbandingan Hasil Observasi Partisipasi Siswa Siklus I dan Siklus II
Partisipasi Siswa
92 Tabel 16. Perbandingan Hasil Tes Prestasi Belajar Matematika Pra
Tindakan, Siklus I dan Siklus II Poin
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II Jumlah
1717,5 1897,5
2297,5
Rata—rata 59,22
65,4 79,2
Jumlah siswa tuntas 7
12 25
Jumlah siswa belum tuntas 22
17 4
Persentase siswa tuntas 24,13
41,37 86,2
Persentase siswa belum tuntas
75,86 58,62
13,7 Nilai tertinggi
85 85
97,5 Nilai terendah
35 40
52,5
Dari tabel di atas dapat diperoleh informasi bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II. Sebelum
dilakukan tindakan, rata-rata tes hasil prestasi belajar sebesar 59,22 dengan ketuntasan baru dicapai oleh 7 orang dari 29 di kelas tersebut,
sehingga persentase siswa yang tuntas hanya mencapai 24,13. Pada siklus I terjadi peningkatan rata-rata hasil tes prestasi belajar sebesar
10,43 dari pra tindakan menjadi 65,4 dengan ketuntasan yang dicapai oleh 12 siswa. Peningkatan tersebut masih tergolong kecil, sebab masih
ada beberapa kendala dalam pelaksanaan siklus I. Setelah dilakukan refleksi antara peneliti dan guru kelas, hambatan
yang terdapat di siklus I diminimalisir agar tidak lagi terjadi pada siklus II dengan mencari solusi-solusi yang terbaik. Hasil tes prestasi belajar pada
siklus menunjukkan hasil terjadinya peningkatan rata-rata kelas dari siklus
93 I ke siklus II sebesar 21,1 yakni dari 65,4 menjadi 79,2 dengan
ketuntasan dicapai oleh 25 siswa 86,2. Berikut disajikan beberapa diagram terkait dengan pencapaian
prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II: Peningkatan prestasi belajar dari pra tindakan hingga siklus II
Gambar 4. Diagram Peningkatan Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Siswa Dari diagram di atas dapat diperoleh informasi bahwa terdapat
peningkatan prestasi belajar siswa dari pra tindakan hingga siklus II. Peningkatan dari pra tindakan hingga siklus I sebesar 10,43 , dari siklus
I hingga siklus II sebesar 21,1 , sedangkan dari pratindakan hingga siklus II sebesar 33,73. Selanjutnya diagram ketuntasan siswa dari pra
tindakan hingga siklus II disajikan dalam gambar 5.
10 20
30 40
50 60
70 80
90
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II
Perbandingan Hasil Rata-Rata Tes Prestasi Belajar Siswa
Prestasi Belajar Siswa
94 Gambar 5. Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I,
dan Siklus II Dari diagram di atas dapat dilihat ketuntasan belajar dengan batang
berwarna ungu naik pada setiap siklusnya. Pada pra tindakan siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa dengan presentase 24,13. Pada siklusi I jumlah
siswa yang tuntas naik sebanyak 5 siswa menjadi 12 siswa dengan persentase 41,37, dan pada siklus II naik lagi menjadi 25 siswa dengan
persentase 86,2. Sebaliknya, ketidaktuntasan dengan batang berwarna orange turun
setiap siklusnya. Pada pra tindakan jumlah siswa yang belum tuntas sebanyak 22 siswa dengan persentase 75,86 . Kemudian pada siklus I
jumlah siswa yang belum tuntas menjadi 17 siswa dengan persentase 58,62. pada siklus II jumlah siswa yang belum tuntas tinggal 4 siswa
dengan persentase 13,7. Peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran
matematika materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat ini
5 10
15 20
25 30
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II
Ketuntasan Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Tuntas Belum Tuntas
95 diperoleh setelah media kartu bilangan positif negatif digunakan dalam
pembelajaran. Hal ini tidak hanya berdampak pada prestasi belajar siswa saja, akan tetapi minat dan antusias siswa juga semakin meningkat.
Berdasarkan hasil analisis data di atas, media kartu bilangan positif negatif dapat meningkatkan prestasi belajar pada materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat siswa kelas IV SD Negeri Delegan II Prambanan. Pada proses pembelajaran, baik aktivitas guru dalam mengajar
maupun partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berada pada kategori sangat baik. Begitu pula dengan prestasi belajar siswa, indikator
keberhasilan secara kuantitatif terkait prestasi belajar telah tercapai pada siklus II yakni 1 prestasi belajar matematika dengan batas tuntas 70 telah
dicapai oleh 25 siswa atau 86,2 dari siswa di kelas, 2 indikator pencapaian nilai rata-rata kelas ditetapkan 70 telah dicapai dengan hasil
79,2 dalam kategori sangat baik. Oleh karena itu, karena indikator keberhasilan telah tercapai pada siklus II maka penelitian tindakan kelas
ini dicukupkan pada siklus II.
C. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Delegan II Prambanan belum mencapai 100. Hal ini disebabkan adanya
keterbatasan dalam penelitian ini yakni adanya 5 siswa yang memiliki kebutuhan khusus. Kelima siswa tersebut perlu mendapat perhatian lebih dari
guru agar ketertinggalannya dapat dikejar dan dibantu oleh guru.
96
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini akan dikemukakan kesimpulan berdasarkan hasil penelitian dan saran.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bab iv dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan media kartu bilangan
positif negatif, prestasi belajar siswa pada pembelajaran matematika di SD N Delegan II dapat meningkat. Selain itu, penggunaan media kartu positif
negatif juga dapat memberikan dampak positif dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari
kualitas pembelajaran yakni aktivitas guru dalam mengajar dan partisipasi siswa setelah dilaksanakannya tindakan siklus I berada pada pada kategori
baik, kemudian pada siklus II meningkat menjadi sangat baik. Peningkatan prestasi belajar ditunjukan dengan nilai tes prestasi
belajar pada materi penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat. Rata- rata prestasi belajar sebelum diberi tindakan yaitu 59,22 dengan ketuntasan
dicapai oleh 7 siswa 24,13. Peningkatan terlihat pada siklus I yakni rata-rata tes hasil prestasi belajar yakni 65,4 dengan ketuntasan dicapai
oleh 12 siswa 41,37 berada pada kategori baik dan pada siklus II rata- rata kelas naik menjadi 79,2 dengan ketuntasan dicapai oleh 25 siswa atau
86,2 dari siswa di kelas berada pada kategori sangat baik.
97
B. Saran
Adapun saran yang dapat peneliti berikan sebagai berikut: 1. Bagi Guru
- Media kartu bilangan positif negatif dapat digunakan sebagai media relevan untuk pembelajaran materi penjumlahan dan
pengurangan bilangan bulat, selain itu materi perkalian juga dapat menggunakan media ini.
- Dalam membelajarkan matematika, guru harus dapat kreatif untuk mencari alternatif baik media maupun metode agar pembelajaran
matematika lebih dapat disukai oleh siswa. - Bagi siswa yang memiliki kebutuhan khusus, guru lebih aktif untuk
memberi stimulasi serta pengertian yang lebih bagi siswa-siswa tersebut agar pembelajaran mampu diterima dengan baik oleh
mereka. 2. Bagi Kepala Sekolah
- Untuk meningkatkan proses pembelajaran yang menyenangkan, sekolah sebaiknya mendukung guru serta membantu dalam
mencari media serta metode lain yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.
98
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Susanto. 2015. TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN di Sekolah Dasar. Jakarta: Prenadamedia Group.
Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Daryanto. 2013. Media Pembelajaran Peranannya Sangat Penting dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Dimyati Mudjiyono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Eko Putro Widoyoko. 2015. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Endang Mulyatiningsih. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendidikan.
Bandung: Penerbit ALFABETA. Ghullam Hamdu dan Lisa Agustina. 2011. Pengaruh Motivasi Belajar Terhadap
Prestasi Belajar IPA Di Sekolah Dasar. Diakses dari http:jurnal.upi.edu
pada tanggal 16 Juni 2014 pukul 14.06 WIB. Hamzah B. Uno, Nina Lamatenggo, Satria M.A Koni. 2011. Menjadi Peneliti
PTK yang Profesional. Jakarta: PT Bumi Aksara. Muchtar A. Karim, dkk. 2006. Pendidikan Matematika 1. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan. Muhibbin Syah. 2008. PSIKOLOGI PENDIDIKAN Dengan Pendekatan Baru.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Nana S. Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Pitadjeng. 2006. Pembelajaran Matematika Yang Menyenangkan. Jakarta:
Depdiknas. Pujiati. 2011. Adakah Alat Peraga Untuk Mempermudah Pemahaman Siswa
Dalam Mempelajari Operasi Hitung Perkalian Bilangan Bulat. Diakses dari http:p4tkmatematika.org201110model-kartu-bilangan-positif-dan-
negatif pada tanggal 24 Februari 2016 pukul 16.24 WIB.
Rita Eka Izzati, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY Press.
99 Rostiana Sundayana. 2013. Media Pembelajaran Matematika Untuk Guru,
Calon Guru, Orang Tua dan Para Pecinta Matematika. Bandung: Alfabeta.
Safuddin Azwar. 2010. Tes Prestasi Fungsi Pengembangan Pengukuran Prestasi Belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
Sugihartono, dkk. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif dan RD. Bandung: Penerbit ALFABETA. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, Supardi. 2015. Penelitian Tindakan Kelas.
Jakarta: PT Bumi Aksara. Suyadi. 2013. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Diva Press.
Suwarsih Madya. 2006. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan Action Research. Bandung: Penerbit ALFABETA.
Suyono Hariyanto. 2011. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Konsep Dasar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Wahono Widodo, Suryanti, Mintohari. ----. Dimensi Aktif dan Psikomotorik. Diakses
dari http:pjjpgsd.unesa.ac.iddok3.Suplemen-3-
Dimensi20Keterampilan20dan20Sikap.pdf pada tanggal 20 April
2016 pukul 22.08 WIB. Wina Sanjaya. 2008. Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta:
Prenadamedia Group. Zainal Arifin. 2009. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Teknik, Prosedur.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.