87
B. Pembahasan
Hasil penelitian yang diuraikan adalah sebelum pelaksanaan tindakan, pelaksanaan tindakan untuk setiap siklus dan perkembangan hasil belajar
siswa dari pra tindakan sampai siklus II. Pokok bahasan pada penelitian ini adalah upaya meningkatkan hasil
belajar pecahan melalui penerapan teori belajar Bruner. Salah satu pengaruh berhasil atautidaknya hasil belajar siswa adalah pada metode mengajar yang
dipergunakan oleh guru. Untuk meningkatkan hasil belajar pada siswa kelasIVb SD N Depok I maka guru menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan teori belajar Bruner yang terdiri dari tahap enaktif, ikonik, dan simbolik.
Pada tahap enaktif, siklus ke-1 siswa akan memperoleh dan
mengalami pengetahuan secara langsung dengan membagi donat, dan pada siklus ke-2 siswa menggunakan plastisin dalam penjumlahan berpenyebut
sama. Pada tahap ikonik, siklus ke-1 siswa memperoleh pengetahuannya
melalui alat peraga pengganti benda nyata seperti gambar donat dalam mendalami konsep pecahan, kertas anyam dalam perbandingan.Dan pada
siklus ke-2 siswa menggunakan 2 kertas anyamyang berbeda warna untuk memperagakan penjumlahan pecahan berpenyebut sama, dan kertas hvs dan
transparan dalam penjumlahan berpenyebut tidak sama, serta dapat menggambar bentuk penjumlahan pecahan dalam buku catatan dengan tepat
untuk memudahkan memahami konsep dan berlatih menyelesaikan soal. Dan
pada tahap simbolik, pada siklus 1 dan siklus ke-2 siswa dapat menuliskan
88
kegiatan enaktif dan ikonik dalam bentuk nilai pecahan dan penyelesaian dalam penjumlahan pecahan.
Sebelum diterapkannya teori belajar Bruner dalam pembelajaran, berdasarkan hasil ulangan awal semester 2 diperoleh nilai rata-rata kelas 50,97
sedangkan nilai KKM SD N Depok I sebesar 63. Bila diukur dengan menggunakan target nilai yang disepakati guru dan peneliti yaitu nilai minimal
siswa dan rata-rata kelas dapat dinyatakan berhasil dengan baik jika nilai rata- rata kelas
≥75 dan siswa yang tuntas belajar 75 dari siswa yang mengikuti tes. Maka siswa yang sudah tuntas hanya5 siswa 14,71, sedangkan belum
tuntas belajar terdapat 29 siswa 85,29.Hasil tersebut menggambarkan bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran matematika masih rendah.
Setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I maka nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 71,91, siswa tuntas belajar 18 siswa52,94, sedangkan
siswa belum tuntas belajar 16 siswa 47,06. Tetapi pada siklus I tindakan belum berhasil, salah satunya dikarenakan media yang digunakan pada tahap
enaktif tidak bisa digunakan kembali bila terjadi kesalahan. Maka dalam siklus ke-2 media yang digunakan dalam kegiatan adalah media yang konkret dan
fleksibel. Hal ini bertujuan bila terjadi kesalahan dalam memperagakan materi, maka media dapat digunakan kembali atau dibentuk ulang. Setelah
dilaksanakan siklus II hasil belajar meningkat menjadi 82,35. Jumlah siswa tuntas belajar 28 siswa 82,35, sedangkan siswa belum tuntas belajar 6
siswa 17,65.
89
Dari nilai siklus II diatas maka pembelajaran pecahan dengan menerapkan teori belajar Bruner yang menggunakan media yang konkret dan
fleksibel dapat meningkatkan hasil belajar pecahan. Karena menggunakan media yang konkret dan fleksibel,siswa dapat belajar dengan bermain,
berbuat, bekerja serta memanfaatkan alat-alat yang yang dapat dimanfaatkan yang ada dilingkungan siswa dengan maksimal. Pada siklus ke-2ini nilai rata-
rata kelas dan hasil ketuntasanbelajar siswasudah mencapai target yang ditentukan dan KKM SD Negeri Depok I, penelitian tindakan kelas dapat
dinyatakan berhasil. Maka dapat dinyatakan bahwa peningkatan hasil belajar pecahan pada siswa kelas IV SD Negeri Depok Idikarenakan penerapan teori
belajar Bruner. Dari hasil yang dilakukan dari awal sampai siklus II ada 6 siswa yang
belum tuntas terdiri dari 2 siswa perempuan dan 4 siswa laki-laki yaitu LER, MID, RPA, PBN, PRR, dan TSI. Peneliti mangamati ketidaktuntasan ini
dikarenakan mempunyai faktor permasalahan dalam hasil belajarnya. Siswa inisial LER disebabkan oleh faktor internal yaitu kurangnya motivasi untuk
belajar dan kurangnya sikap terbuka terhadap nasehat guru ataupun temannya. Hal ini menurut Y Padmono 2002: 107salah satu faktor internal yang
mempengaruhi hasil belajar adalah motivasi. Motivasi merupakan perwujudan dari motif atau dorongan yang muncul dari dalam. Ia berfungsi sebagai hal
yang mendasari dan mengarahkan perbuatan belajar. LER juga terkendala oleh faktor eksternal yaitu dirumah, keluarga terlalu memanjakan sehingga anak
tidak mampu bersosialisasi dan bekerja sama dengan teman disekolah. MID