Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

3 Berdasarkan tabel di atas, nilai matematika bila dibandingkan dengan mata pelajaran lain, menunjukkan bahwa nilai matematika rendah dan tujuan dari pembelajaran matematika belum tercapai. Salah satu penyebab rendahnya hasil belajar adalah guru cenderung menggunakan cara yang mekanik dalam menyampaikan pembelajaran, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan. Guru cenderung memberi tahu konsepsifatteori dan cara menggunakannyaDaitin Tarigan:2006:4. Disinilah potensi siswa kurang dapat berkembang sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar matematika.Cara mengajar yang seperti ini mengakibatkan tidak semua siswa ikut aktif dalam pembelajaran sehingga kurangnya pemahaman terhadap materi, hal ini terbukti dari hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Dalam proses pembelajaran dikelas, guru sudah mengajar dengan baik, pada awal pembelajaran, guru telah menyampaikan tujuan dan manfaat pembelajaran serta menjelaskan materi. Tetapi dalam proses penyampaian materi guru belum memanfaatkan media prmbelajaran yang ada. Pembelajaran akan menarik bila guru menyampaikan pembelajaran dengan menerapkan teori belajar yang dikemukakan Bruner, yaitu dengan menggunakan contoh benda-benda konkret enactif, semi konkretgambar iconic dan abstrak symbolic, dengan media pembelajaran seperti yang disebutkan diatas, siswa dapat lebih mudah dalam memahami suatu konsep matematika. 4 Dalam standar kompetensi dan sertifikasi guru Mulyasa, 2007: 15 salah satu tanggung jawab seorang guru dalam bidang pendidikan disekolah memaparkan bahwa setiap guru harus menguasai cara belajar yang efektif, mampu mengembangkan kurikulumKTSP, silabus, dan rencana pelaksanaan pembelajaranRPP, melaksanakan pembelajaran yang efektif, menjadi model bagi peserta didik, memberi nasehat, melakukan evaluasi hasil belajar, dan mengembangkan peserta didik. Serta fungsi guru sebagai pengelola pembelajaran bahwa setiap guru harus mampu dan menguasai berbagai metode pembelajaran dan menguasai berbagai situasi belajar- mengajar di dalam maupun diluar kelas. Dari diaknosa masalah diatas, diperlukan pendekatan belajar yang tepat agar anak dapat senang belajar dengan topik bilangan pecahan, dapat memahami, menguasai, mengatasinya dalam belajar, dan dapat belajar secara efisien, sehingga hasil belajar meningkat dan memperbaiki pembelajaran matematika. Maka peneliti yang bekerjasama dengan guru kelas akan menerapkan teori belajar yang dikemukakan oleh Bruner. Teori belajar Bruner sangat sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran matematika dikelas IVb. Karenapenerapan teori belajar Bruner terkait dengan perkembangan mental anak, yaitu kemampuan mental anak berkembang secara bertahap mulai dari sederhana ke rumit, mulai dari yang mudah ke yang sulit, dan mulai dari yang nyata atau konkret ke yang abstrak. Urutan tersebut dapat membantu peserta didik untuk mengikuti pembelajaran dengan lebih mudah. 5 Siswa masih memerlukan pembelajaran yang bertahap dari yang mudah ke yang sulit, dari yang konkret ke yang abstrak. Pembelajaran pecahan sangat memerlukan perhatian, kesungguhan, keseriusan, dan ketekunan. maka dari itu dengan menerapkan teori belajar Bruner, siswa diberi kesempatan untuk memanipulasi benda-benda atau alat peraga yang dirancang secara khusus dan dapat diotak-atik oleh siswa dalam memahami suatu konsep matematika. Dari hal tersebut diharapkan hasil belajar siswa pada bilangan pecahan akan meningkat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut ini. 1. Guru cenderung menggunakan cara yang mekanik, yaitu memberikan aturan secara langsung untuk dihafal, diingat, dan diterapkan. Sehingga mengakibatkan rendahnya hasil belajar matematika. Rendahnya hasil belajar matematika siswa kiranya dapat ditingkatkan melalui pendekatan pembelajaran yang sesuai. 2. Kurangnya pemanfaatan alat peraga dalam proses pembelajaran, mengakibatkan rendahnya pemahaman dan hasil belajar rendah. 3. Pembelajaran matematika dikelasmasih menggunakan cara klasikal. Disinilah potensi siswa kurang dapat berkembang sehingga berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. 6 4. Guru belum menerapkan teori belajar Bruner, sehingga siswa kesulitan dalam memahami suatu konsep matematika yang berakibat hasil belajar rendah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, peneliti akan memberikan pembatasan masalah, sebagai ruang lingkup dari penelitian ini yaitu tentang bagaimana peran guru dalam upaya meningkatkan hasil belajar pada bilangan pecahan melalui penerapan teori belajar Bruner siswa kelas IV SD Negeri Depok I Sleman Yogyakarta.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah peneliti kemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu “Bagaimana upaya peningkatan hasil belajar pada bilangan pecahan melalui penerapan teori belajar Bruner siswa kelas IV SD Negeri Depok I”?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses peningkatkan hasil belajar pada bilangan pecahan melalui penerapan teori belajar Bruner siswa kelas IV SD Negeri Depok I Sleman Yogyakarta. 7

F. Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di kelas IV Sekolah Dasar Negeri Depok I memiliki beberapa manfaat antara lain : 1. Manfaat Teoritik Penelitian tentang peningkatan hasil belajar pada bilangan pecahan siswa melalui teori belajar Bruner sebagai upaya peningkatan kualitas pembelajaran di kelas pada umumnya dan hasil belajar bilangan pecahan siswa pada khususnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Penelitian ini memberikan masukan sekaligus pengetahuan untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran matematika dengan menggunakan penerapan teori belajar Bruner. b. Bagi pemerintah Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan bahan pertimbangan bagi pemerintah dan lembaga untuk membuat suatu kebijakan pengembangan kurikulum. c. Bagi Pembaca Penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. d. Bagi guru 1 Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar.