Pengurangan pecahan dengan penyebut sama.

32

2. Pengurangan pecahan dengan penyebut tidak sama.

a. Tahap enaktif Pada tahap ini siswa di beri kertas hvs dan kertas transparan yang telah digaris sesuai dengan nilai pecahannya. Kertas pertama dibagi 3 bagian sama besar kemudaian 2 bagian diberi warna biru Kertas kedua dibagi 6 bagian sama besar kemudian 1 bagian diberi warna kuning. Bila kedua kertas digabungkan maka hasilnya sebagai berikut: 1 2 3 Nilai pecahan = 12kotak biru termasuk pada angka 1 2. Nilai pecahan = 3kotak kuning Warna kuning adalah sebagai pengurangnya, jadi warna kuning harus mengurangi warna biru warna biru harus ditumpangi dengan warna kuning. Hasilnya adalah sebagai berikut: 1 3 2 33 b. Tahap Ikonik Pada tahap ini siswa menggambarkan sesuai kegiatan enaktif dibuku catatan. Jadi dari 12 kotak warna biru bila diambil 3 warna kuning, hasilnya adalah 9 kotak biru dari 18 kotak yang tersedia. c. Tahap Simbolis Pada tahap ini siswa menguraikan pengurangan pecahan dengan simbol matematika sesuai tahap enaktif dan ikonik diatas. kotak 34

E. Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil penelusuran pada daftar nilai ulangan awal semester 2 tahun ajaran 20122013dan hasil observasi yang dilakukan pada saat pembelajaran matematika di kelas IV SD Negeri Depok I, menunjukkan adanya beberapa permasalahan yang muncul. Permasalahan tersebut adalah hasil belajar siswa kurang memenuhi target KKM SD Negeri Depok I. Hal ini dikarenakan dalam penyampaian pembelajaran guru masih memberikan aturan secara langsung yang harus dihafal siswa dan guru juga belum menerapkan teori belajar Bruner, sehingga hasil belajar siswa dibawah nilai KKM. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perlu adanya suatu pemecahan masalah. Salah satu teori belajar yang menjadi solusi dari masalah tersebut yaitu dengan menerapkan teori belajar Bruner.Teori belajar Bruner sangat sesuai bila diterapkan dalam pembelajaran matematika dikelas IVb karena pada usia ini siswa berada dalam tahap operasional konkret, dimana siswa sudah mampu menggunakan kemampuan dalam proses berpikir untuk mengoperasikan kaidah-kaidah logika, meskipun masih terkait dengan obyek yang bersifat konkret. Dengan menerapkanmodel penyajian dalam teori Belajar Bruner, siswa lebih dahulu belajar melalui tahap enaktif benda-benda konkretnyata, kemudian ke tahap ikonik gambar, dan tahap terakhir adalah tahap simbolik abstrak. Dengan menerapkan ketiga tahapan ini, diharapkan pembelajaran