G. Materi Pembelajaran 1. Alat Ukur Listrik
a. Arus Listrik
Pada  dasarnya  rangkaian  listrik  dibedakan  menjadi  2,  yaitu  rangkaian  listrik terbuka  dan  rangkaian  listrik  tertutup.  Rangkaian  listrik  terbuka  adalah  suatu
rangkaian  yang  belum  dihubungkan  dengan  sumber  tegangan,  sedangkan  rangkaian listrik  tertutup  adalah  suatu  rangkaian  yang  sudah  dihubungkan  dengan  sumber
tegangan. Arus  listrik  dapat  didefinisikan  sebagai  aliran  muatan  positif  dari  potensial
tinggi ke potensial rendah. Arus listrik terjadi apabila ada perbedaan potensial.
Gambar 1. Rangkaian Terbuka
Gambar 2. Rangkaian Tertutup Pada  baterai  terdapat  dua  kutub  yang  potensialnya  berbeda.  Jika  kedua  kutub
tersebut  terhubung  dengan  lampu  melalui  kabel,    maka  akan  terjadi  perpindahan elektron dari kutub negatif dan kutub positif atau terjadi arus listrik dari kutub positif
ke kutub negatif, sehingga lampu dapat menyala.
Selanjutnya, jika baterai yang digunakan dua buah, maka lampu menyala lebih terang.  Jika  baterai  digunakan  tiga  buah  lampu  menyala  semakin  terang.  Hal  ini
disebabkan beda potensial kutub positif dan kutub negatifnya semakin besar sehingga muatan-muatan  listrik  yang  mengalir  pada  penghantar  semakin  banyak  atau  arus
listriknya  semakin  besar.  Besarnya  arus  listrik  disebut  dengan  kuat  arus  listrik sebanding dengan banyaknya muatan listrik yang mengalir.
b. Alat Ukur Kuat Arus Listrik
Alat  yang  digunakan  untuk  mengukur  kuat  arus  listrik  I  disebut  amperemeter, apabila  mengukur  arus  yang  mengalir  melalui  suatu  komponen  listrik,  maka  diberi
simbol  A  dalam  rangkaian  listrik.  Amperemeter  harus  dirangkai  seri  dengan komponen yang akan diukur arusnya, kutub-kutub positif amperemeter dan baterai serta
kutub-kutub  negatif  keduanya  telah  saling  dihubungkan  dengan  kabel  seperti  gambar berikut.
Gambar 3. Amperemeter
Gambar 4. Pengukuran Arus Pada Baterai Kering
82 Gambar 5. Pengukuran Arus Pada Rangkaian Listrik
Arus listrik harus mengalir masuk ke kutub positif diberi tanda “+” atau warna merah  dan  meninggalkan  amperemeter  melalui  kutub  negatif  diberi  tanda  “-“  atau
warna  hitam,  bisa  dilihat  pada  gambar  4  dan  gambar  5.  Jika  dihubungkan  dengan polaritas terbalik, jarum penunjuk akan menyimpang dalam arah kebalikan. Ini dapat
menyebabkan  jarum  membentur  sisi  tanda  nol  dengan  gaya  yang  cukup  besar sehingga  dapat  merusak  amperemeter.  Tetapi  jika menggunakan  meter  digital  yang
memiliki  polaritas  otomatis  autopolarity,  hubungan  dengan  polaritas  terbalik tidaklah  masalah.  Ini  karena  meter  tetap  akan  memberikan  bacaaan  benar,  hanya
tanda negatif didisplai di depan angka, yang menunjukkan bahwa hubungan polaritas ke meter adalah terbalik.
Amperemeter  dipasang  seri  dengan  komponen  yang  akan  diukur  kuat  arusnya, rangkaian  kabel  harus  dipotong  agar  dapat menyisipkan  amperemeter  lihat  gambar
6. Umumnya  amperemeter  yang  digunakan  di  lab  sekolah  sebuah basicmeter.
Basicmeter  memiliki  beberapa  batas  ukur  range  dan  dapat  digunakan  untuk mengukur arus dan tegangan DC. Pada foto basicmeter gambar 6, terdapat 9 terminal,
4  terminal  merah  di  kiri  untuk  arus  dan  4  terminal  merah  di  kanan  untuk  tegangan. Satu  terminal  warna  di  sisi  tengah  bawah  adalah  kutub  negatif  baik  untuk  arus  atau
tegangan.
Gambar 6. Basicmeter
Batas ukur arus : 0 – 10 mA – 100 mA – 1 A – 5 A
Batas ukur tegangan : 0 – 100 mV – 1 V – 10 V – 50 V
Misalnya dalam pengukuran siswa menghubungkan batas ukur 1 A ke rangkaian. Jarak antara gores pajang 0 dan 20 menunjukkan
x 1 A = 0,2 A. antara gores 0 dan 20  terdapat  skala  10  lihat  Gambar  2.5.  ini  berarti  skala  kecil  basicmeter  adalah:
x 0,2 A= 0,02 A.
Gambar 7. Mengamati skala terkecil Basicmeter Ketelitian basicmeter untuk batas ukur 0-1 A adalah setengah dari skala terkecil,
yaitu: x 0,02 A = 0,01 A
Diperoleh skala terkecil 0,02 A dan ketidakpastiannya adalah 0,01 A. Melaporkan hasil  pengukuran  arus  dalam  suatu  rangkaian  dimana  batas  ukur  0-1  A
memberikan hasil seperti gambar berikut :
Gambar 8. Pengukuran arus menggunakan basicmeter Jarum  menunjukkan  4  garis  sebelum  angka  80,  berarti  bacaan  angka  skala
adalah 72. Ini menunjukkan kuat arus adalah
x =
x 1 A = 0,72 A dua desimal Karena ketidakpastian ∆x = 0,01 A juga dua desimal, maka hasil pengukuran kuat
arus melaporkan sebagai kuat arus i = x
+ ∆x ………………….………………………………………..1
i = 0,72 + 0,01 A
c. Tegangan Listrik Beda Potensial
Potensial  listrik  adalah  banyaknya  muatan  yang  terdapat  dalam  suatu  benda. Suatu  benda  dikatakan  mempunyai  potensial  listrik  lebih  tinggi  daripada  benda  lain,
jika benda tersebut memiliki muatan positif lebih banyak daripada benda lain. Beda  potensial  listrik  tegangan  timbul  karena  dua  benda  yang  memiliki
potensial  listrik  berbeda  dihubungkan  oleh  suatu  penghantar.  Beda  potensial  ini berfungsi  untuk  mengalirkan  muatan  dari  suatu  titik  ke  titik  lainnya.  Satuan beda
potensial adalah volt V.
d. Alat Ukur Tegangan Listrik
Alat  yang  digunakan  untuk  mengukur  tegangan  pada  suatu  rangkaian  disebut dengan  voltmeter  dan  diberi  simbol  V  dalam  rangkaian  listrik.  Voltmeter  harus
diukur  secara  parallel  pada  komponen  listrik  yang  akan  diukur  tegangannya.  Untuk memasang  voltmeter  dalam  suatu  rangkaian,  harus  diperhatikan  bahwa  titik  yang
potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub positif “+” atau warna merah dan titik yang potensialnya lebih rendah harus dihubungkan ke kutub negatif “-“ atau
warna  hitam.  Jika  dihubungkan  dengan  polaritas  terbalik,  jarum  penunjuk  akan menyimpang sedikit kekiri tanda nol.
Untuk  memasang  voltmeter  cukup  langsung  menghubungkan  ujung-ujung komponen  yang  akan  diukur  beda  potensialnya ke  kutub-kutub  voltmeter  dengan
polaritas yang benar. Gambar berikut menunjukkan pengukuran tegangan pada suatu rangkaian.
Gambar 9 Pengukuran tegangan pada suatu rangkaian listrik Melaporkan  hasil  pengukuran  tegangan  listrik  pada  suatu  rangkaian  dengan
menggunakan basicmeter itu hampir sama dengan melaporkan hasil pengukuran pada arus lisrtik.
e. Hukum Ohm
Pada  rangkaian  listrik  tertutup,  terjadi  aliran  arus  listrik.  Arus  listrik  mengalir karena  adanya  beda  potensial  antara  dua  titik  pada  suatu  penghantar,  seperti  lampu
senter, radio, dan televisi. Alat-alat tersebut dapat menyala berfungsi karena adanya aliran  listrik  dari  sumber  tegangan  yang  dihubungkan  dengan  peralatan  tersebut
sehingga menghasilkan beda potensial. Orang pertama yang menyelidiki hubungan antara kuat arus listrik dengan beda
potensial  pada  suatu  penghantar  adalah  Georg  Simon  Ohm,  ahli  fisika  dari  Jerman. Ohm  berhasil  menemukan  hubungan  secara  matematis  antara  kuat  arus  listrik  dan
beda potensial, yang kemudian dikenal dengan Hukum Ohm. Besar  perbandingan  antara  beda  potensial  dan  kuat  arus  listrik  selalu  sama
konstan.  Jadi,  beda  potensial  sebanding  dengan  kuat  arus  V~I.  secara  matematis dapat  dituliskan  V=  m  x  I,  m  adalah  konstanta  perbandingan  antara  beda  potensial
dengan kuat arus.
Grafik hubun Berdasarkan  grafik
∆ ∆
Nilai  m  yang  tetap  ini  ke dilambangkan  R,  dan  di
Jadi, persamaan tersebut
Keterangan: V
: beda potensial I
: kuat arus A R
: hambatan listr Persamaan  di  atas  dike
mengalir  pada  suatu  pe penghantar itu dengan sy
H. Sumber Pembelajaran