Hambatannya adalah kurang percayanya kalangan dunia usaha asing terhadap integritas dan kepastian hukum yang tercermin dari putusan-putusan pengadilan kita
di dalam menyelesaikan sengketa-sengketa bisnis yang lahir dari kontrak. Masalahnya juga terkait secara tidak langsung dengan mutu lulusan sarjana hukum di
tanah air yang kemudian mereka inilah menjabat jabatan judisial. Pemahaman penegak hukum terhadap hukum kontrak internasional karenanya perlu terus
ditingkatkan.
39
Dikalangan dunia usaha, mereka umumnya lebih mendayagunakan lembaga arbitrase dalam penyelesaian sengketa usaha dan dagang yang terjadi di antara
mereka, dari pada menyelesaikannya melalui lembaga pengadilan atau litigasi. Satu- satunya kelebihan arbitrase terhadap pengadilan adalah sifat kerahasiaannya, karena
keputusan tidak dipublikasikan.
2. Konsepsional
Selanjutnya agar tidak menimbulkan kesalahpemahaman tentang konsep- konsep yang dipergunakan dalam penelitian ini, maka dirumuskan definsi operasional
dari konsep-konsep yang dipergunakan sebagai berikut : a.
Sengketa hukum dalam studi ini ialah sengketa yang berkaitan dengan
persengketaan hak-hak hukum yang dilakukan melalui tuntutan yang menghendaki suatu perubahan atas suatu hukum yang telah ada
40
;
39
Lihat uraian tentang posisi pengadilan dalam tulisan kami : adolf Huala, Dasar-dasar Hukum Kontrak Internasional, Bandung : Refika, 2007, Hal. 157 dan 191.
40
Huala Adolf, Hukum Penyelesaian Sengketa Internasional, Bandung : Sinar Grafika, 2004, Hal.4.
Universitas Sumatera Utara
b. Penyelesaian sengketa transaksi bisnis internasional adalah suatu cara
penyelesaian sengketa yang mempengaruhi kepentingan vital negara, seperti integritas wilayah dan kehormatan atau kepentingan lainnya dari suatu negara
yang dilakukan oleh individu atau perusahaan yang berasal dari dua atau lebih sistem hukum yang berbeda yang menyebabkan terjadinya pilihan hukum
antara dua atau lebih sistem hukum yang berbeda tersebut yang terjadi karena adanya perbedaan kewarganegaraan dan kebangsaan individu atau perusahaan
yang melakukan transaksi tersebut
41
; c.
Transaksi bisnis internasional adalah transaksi yang berkaitan dengan
kegiatan komersial yang melintas batas negara yang dilakukan oleh individu atau perusahaan yang berasal dari dua atau lebih sistem hukum yang berbeda.
Adanya perbedaan sistem hukum tersebut dapat terjadi karena adanya perbedaan kewarganegaraan individu atau juga perbedaan kebangsaan
perusahaan atau badan hukum yang melakukan transaksi tersebut
42
; d.
Alternatif penyelesaian sengketa adalah Lembaga penyelesaian sengketa
atau beda pendapat melalui prosedur yang disepakati para pihak, yakni penyelesaian di luar pengadilan dengan cara konsultasi, negosiasi, konsiliasi
atau penilaian ahli
43
;
41
Ibid, Hal.95.
42
Ibid, Hal.132.
43
Lihat, Pasal 1 angka 10 UU No. 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian sengketa.
Universitas Sumatera Utara
e. ArbitraseArbitration adalah suatu proses yang dipilih para pihak secara
sukarela yang ingin agar perkaranya diputus oleh juru pisah yang netral sesuai dengan pilihan mereka dimana putusan mereka berdasarkan dalil-dalil dalam
perkara tersebut. Para pihak setuju sejak semula untuk menerima putusan tersebut secara final dan mengikat
44
; f.
Pilihan forum adalah suatu pilihan yang dilakukan oleh para pihak-pihak
yang bertransaksi, yang bermakna bahwa para pihak di dalam kontrak sepakat untuk memilih forum atau lembaga mana yang akan dipilih dalam
menyelesaikan perselisihan yang mungkin timbul di antara kedua belah pihak tersebut. Pilihan ini dapat mengacu kepada pengadilan di salah satu negara
dari pihak yang mengadakan transaksi
45
; dan g.
Arbitrase asing adalah suatu badan arbitrase atau arbiter perorangan di luar
wilayah hukum Republik Indonesia.
46
G. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian