kemajuan teknologi Buana, 2004. Selain minyak, dalam proses produksi umumnya menghasilkan produk ikutan non minyak conjoint product seperti
bungkil meal maupun pemanfaatan sisa tanaman yang digunakan sebagai pakan ternak.
Tabel 2. Perkembangan Konsumsi Dunia 9 Minyak Nabati Utama untuk Pangan dan Non-Pangan dan Konsumsi Dunia Minyak Bumi, Tahun 1997-2008
Tahun Konsumsi
Dunia Minyak
Bumi juta ton
Konsumsi Dunia 9 Minyak Nabati Utama
juta ton Persentase
Non-Pangan thd Total
Konsumsi Minyak
Nabati Persentase
Non-Pangan thd
Konsumsi Dunia
Minyak Bumi
Pangan Non-Pangan
Total
1997 3432.8
66.4 7.4
73.8 10.03
0.22 1998
3448.0 70.7
7.9 78.6
10.05 0.23
1999 3521.5
74.4 8.5
82.9 10.25
0.24 2000
3562.1 78.7
10.1 88.8
11.37 0.28
2001 3581.3
80.3 10.9
91.2 11.95
0.30 2002
3615.2 83.1
12.2 95.3
12.80 0.34
2003 3685.8
87.0 13.8
100.8 13.69
0.37 2004
3828.1 91.5
16.7 108.2
15.43 0.44
2005 3877.8
94.4 20.6
115.0 17.91
0.53 2006
3916.2 96.0
23.7 119.7
19.80 0.61
2007 3969.5
99.1 26.7
125.8 21.22
0.67 2008
3959.9 101.9
28.4 130.3
21.80 0.72
Sumber: AOCS, 2011 dan BP Statistical Review of World Energy, 2010, diolah Keterangan:
9 minyak nabati utama meliputi: minyak rapeseed, minyak kedelai, minyak biji bunga matahari, minyak kelapa sawit, minyak kapas, minyak kelapa, minyak inti
kelapa sawit, minyak kacang tanah dan minyak zaitun.
2.2. Tinjauan Umum Minyak Kelapa Sawit Indonesia
2.2.1. Minyak Nabati Pesaing Utama Minyak Kelapa Sawit
Minyak nabati pesaing utama minyak kelapa sawit didefinisikan sebagai jenis minyak nabati yang mempunyai: 1 variasi penggunaan yang sama dalam
kehidupan sehari-hari, termasuk dapat bersubsitusi dengan minyak bumi, dan 2 diproduksi serta diperdagangkan dalam jumlah besar di pasar dunia. Berdasarkan
hasil studi terdahulu, literatur dan data maka minyak nabati yang menjadi pesaing
utama minyak kelapa sawit adalah minyak kedelai, minyak rapeseed dan minyak biji bunga matahari. Rekapitulasi lima besar negara produsen, negara eksportir
dan negara importir untuk keempat jenis minyak tersebut periode tahun 2005- 2008 seperti disajikan pada Lampiran 4.
Dari aspek produksi, kelapa sawit memiliki memiliki keunggulan kompetitif berupa penghasil minyak dengan produktivitas tertinggi yaitu ±3.5 ton
minyak kelapa sawitha areal tanaman menghasilkantahun, dibandingkan dengan ketiga jenis minyak pesaingnya yang memiliki produktivitas minyak berkisar 0.4-
0.6 tonhatahun Buana, 2004. Dalam proses pengolahan buah kelapa sawit TBS menjadi minyak kelapa sawit kasar CPO juga dihasilkan produk ikutan
berupa inti kelapa sawit yang jika diproses lebih lanjut akan dihasilkan minyak inti kelapa sawit palm kernel oilPKO dan bungkil inti kelapa sawit palm kernel
meal. PKO dikategorikan sebagai minyak kelompok oilseed. Di kehidupan sehari-hari, PKO merupakan sumber utama lauric oil seperti halnya minyak
kelapa yang sebagian besar digunakan pada industri oleokimia, dan bungkil meal umum digunakan sebagai pakan ternak yang kaya protein.
Sepertihalnya inti kelapa sawit, tiga jenis minyak pesaing utama minyak kelapa sawit termasuk pada kelompok seed oil. Pengolahan bahan baku menjadi
minyak pada kelompok seed oil dapat merupakan a hasil ikutan proses produksi bungkil meal, atau b mengolah minyak dengan hasil ikutan bungkil. Melalui
sistem produksi seperti ini maka biaya produksi dapat dibebankan antara kedua jenis produk yang dihasilkan dalam porsi tertentu, bungkil dan minyak. Hal ini
merupakan salah satu yang mendasari kelompok seed oil dapat bersaing dengan kelapa sawit, meskipun memiliki produktivitas minyakha yang lebih rendah.
Seperti halnya bungkil inti kelapa sawit, pemanfaatan bungkil umum digunakan sebagai pakan ternak yang kaya protein. Harga bungkil dipengaruhi oleh
permintaan pakan ternak, khususnya unggas dan ternak mamalia, sebagai efek lanjutan dari peningkatan permintaan daging.
Dari aspek pasar, dalam hal ini karakteristik negara eksportir dan negara importir masing-masing minyak, secara umum untuk minyak kedelai, minyak
rapeseed dan minyak biji bunga matahari relatif memiliki persamaan yaitu: 1 di negara-negara eksportir, persentase volume ekspor terhadap produksi umumnya
dibawah persentase konsumsi ket: kecuali minyak biji bunga matahari Argentina, dan 2 negara importir secara umum termasuk sebagai negara
produsen dan impor dilakukan untuk menutupi kekurangan antara produksi domestik dan konsumsi. Kondisi ini relatif berbeda dengan minyak kelapa sawit
yang mana ekspor dunia sangat didominasi oleh Indonesia dan Malaysia dan persentasi konsumsi di kedua negara tersebut tidak lebih dari 25 dari total
produksi masing-masing negara. Terkait dengan penggunaan keempat minyak nabati tersebut di atas
sebagai subsitusi minyak bumi dalam kehidupan sehari-hari, secara umum minyak rapeseed lebih banyak digunakan sumber bahan bakar alternatif, sedangkan
minyak kedelai dan minyak kelapa sawit masih lebih banyak digunakan sebagai subsitusi bahan baku industri oleokimia meskipun sebagian diantaranya
digunakan sebagai biodiesel. Khusus minyak biji bunga matahari hanya digunakan sebagai subsitusi bahan baku industri oleokimia. Hal tersebut terkait
dengan sifat kimiawi, volume produksi dan harga masing-masing minyak.
2.2.2. Minyak Kelapa Sawit dan Perekonomian Indonesia