struktural memiliki nilai koefisien determinasi diantara 70 R
2
80, dan sisanya 17 persamaan 21 memiliki nilai koefisien determinasi diantara
14 R
2
70,. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan bahwa secara umum variabel-variabel eksogen yang dimasukkan kedalam persamaan dapat
menjelaskan dengan baik keragaman setiap variabel endogennya. Hasil uji statistik F menunjukkan sekitar 91 dari jumlah persamaan
struktural 74 persamaan nyata pada taraf 1. Secara umum dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama setiap variabel eksogen dalam setiap persamaan
berpengaruh nyata terhadap variabel endogennya. Nilai t-hitung menunjukkan variabel eksogen secara parsial berpengaruh nyata terhadap varibel endogennya
pada tingkat yang berbeda-beda. Dari total 278 variabel eksogen yang terdapat di dalam 81 persamaan struktural, sekitar 30 84 variabel eksogen berpengaruh
nyata terhadap variabel endogennya pada tingkat 1, 12 33 variabel eksogen berpengaruh nyata pada tingkat 5, 15 41 variabel eksogen berpengaruh
nyata pada tingkat 10 hingga 25 dan sisanya 43 120 variabel eksogen berpengaruh nyata terhadap varibel endogennya di atas 25. Munculnya
autokorelasi serial pada taraf =5 sekitar 36 29 persamaan dari 81 persamaan struktural. Nilai RMSPE 20 dan nilai koefisien U 0.2 masing-
masing sekitar 25 24 persamaan dan 5 5 persamaan dari 97 persamaan di dalam model.
Berdasarkan kriteria-kriteria di atas, dengan mempertimbangkan model yang cukup besar dengan periode pengamatan yang cukup panjang maka hasil
estimasi model dinilai cukup representatif dalam menangkap fenomena ekonomi perdagangan dunia minyak nabati dan menjelaskan keterkaitan harga dunia
minyak bumi dalam pembentukan harga dunia minyak nabati. Selain itu model dapat digunakan untuk melakukan simulasi dalam mencapai tujuan penelitian dan
dijadikan landasan dalam penentuan arah kebijakan pengembangan industri kelapa sawit Indonesia di masa depan.
5.2. Keragaan Minyak Kelapa Sawit Dunia
Perdagangan dunia minyak kelapa sawit dilihat dari negara produsen dan konsumennya bersifat oligopoli dan oligopsoni Purwanto, 2002. Indonesia dan
Malaysia merupakan negara produsen dan eksportir utama minyak kelapa sawit dengan kumulatif share dari kedua negara sekitar 89 dari total ekspor di pasar
dunia minyak kelapa sawit. China, India, EU-15 dan Pakistan merupakan empat negara importir utama dengan kumulatif share sekitar 52.65 dari total impor
dunia minyak kelapa sawit.
5.2.1. Ekspor Minyak Kelapa Sawit
5.2.1.1. Ekspor, Konsumsi dan Produksi Minyak Kelapa Sawit Indonesia
Keragaan ekspor dan konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia serta luas areal dan produktivitas tanaman kelapa sawit menghasilkan Indonesia menurut
pelaku usaha perkebunan disajikan pada Tabel 5. Ekspor minyak kelapa sawit Indonesia XSI dipengaruhi oleh harga
ekspor HESI, laju perubahan harga domestik RHDSI, nilai tukar ERI, pajak ekspor PESI dan penawaran minyak kelapa sawit Indonesia untuk pasar ekspor
SXSI. Seluruh variabel eksogen mampu menerangkan keragaman ekspor minyak kelapa sawit Indonesia sebesar 99 dan seluruh variabel memberikan
pengaruh nyata secara bersama-sama.
Tabel 5. Hasil Estimasi Parameter Persamaan Ekspor, Konsumsi, Luas Areal dan Produktivitas Tanaman Kelapa Sawit Menghasilkan Indonesia, Tahun
1980-2008
Variabel Simbol
Parameter t Value
Elastisitas Jangka
Pendek Jangka
Panjang Ekspor M. Kelapa Sawit Indonesia XSI
Intercept 1.4058
1.14 Harga ekspor riil minyak kelapa sawit
Indonesia HESI
-453.43 -0.82
- 0.070
- Laju perubahan harga domestik riil minyak
kelapa sawit Indonesia RHDSI
0.0083 0.19
- 0.001
- Nilai tukar riil Indonesia
ERI -57.94
-2.92 -
0.008 -
Pajak ekspor minyak kelapa sawit Indonesia
PESI 0.89607
25.13 A
0.026 -
Penawaran pasar ekspor minyak kelapa sawit Indonesia
SXSI 1.4058
1.14 A
R
2
= 0.987 R
2
-Adj = 0.984 F-hitung = 320.67 Dw = 1.92565 dh = -
Konsumsi M. Kelapa Sawit Indonesia CSI
Intercept -3450.09
-2.38 Harga domestik riil minyak kelapa sawit
Indonesia HDSI
-0.05438 -1.31
F 0.056
0.185 Laju perubahan harga dunia riil minyak
bumi RHCOW
961.70340 0.72
- 0.001
0.002 Populasi Indonesia
POPI 23.42292
2.55 B
1.186 3.900
Lag konsumsi minyak kelapa sawit Indonesia
LCSI 0.69584
4.77 A
R
2
= 0.987 R
2
-Adj = 0.985 F-hitung = 398.70 Dw = 1.98653 dh = 0.05
Luas areal TM PBN LASMIN
Lag harga domestik riil minyak kelapa sawit Indonesia
LHDSI 0.08933
3.24 A
0.065 -
Laju perubahan harga riil pupuk RHCPI
-1.12078 -2.59
B 0.003
- Lag tiga luas areal perkebunan sawit PBN
L3LASIN 0.85870
34.38 A
0.925 -
R
2
= 0.998 R
2
-Adj = 0.997 F-hitung = 3441.04 Dw = 1.52554 dh = -
Luas areal TM PBS LASMIS
Intercept 243.901
0.69 Lag harga ekspor riil minyak kelapa sawit
Indonesia LHESI
0.116 0.26
- 0.023
- Laju perubahan harga riil pupuk
RHCPI -0.211
-0.06 -
0.0002 -
Tingkat upah riil perkebunan Indonesia USPI
-0.437 -0.84
- 0.144
- Lag tiga luas areal perkebunan sawit PBS
L3LASIS 0.805
22.05 A
1.000 -
R
2
= 0.960 R
2
-Adj = 0.952 F-hitung = 126.36 Dw = 0.374684 dh = -
Luas areal TM PR LASMIR
Intercept 72.46956
0.57 Lag harga domestik riil minyak kelapa sawit
Indonesia LHDSI
0.01385 1.04
- 0.040
- Tingkat upah riil perkebunan Indonesia
USPI -0.24278
-1.32 E
0.095 -
Lag luas areal perkebunan sawit PR LLASIR
0.77898 38.34
A 1.016
- R
2
= 0.992 R
2
-Adj = 0.991 F-hitung = 899.01 Dw = 2.03067 dh = -
Keterangan: A : nyata pada taraf 1
B : nyata pada taraf 5
C : nyata pada taraf 10 D : nyata pada taraf 15
E : nyata pada taraf 20
F : nyata pada taraf 25