Komoditas Rumput laut TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Komoditas Rumput laut

Rumput laut merupakan tanaman berderajat rendah, umumnya tumbuh melekat pada substrak tertentu, tidak mempunyai akar, batang maupun daun sejati, tapi hanya menyerupai batang yang disebut thallus. Rumput laut tumbuh di alam dengan melekatkan dirinya pada karang, lumpur, pasir, batu, dan benda keras lainnya. Selain dapat melekat pada benda mati, rumput laut juga dapat melekat pada tumbuhan lain secara epifitik. Pertumbuhan dan penyebaran rumput laut sangat dipengaruhi oleh toleransi fisiologi dari biota tersebut untuk beradaptasi terhadap faktor-faktor lingkungan, seperti substrak, salinitas, temperatur, intensitas cahaya, tekanan, dan nutrisi. Secara umum, rumput laut dijumpai tumbuh di daerah perairan yang dangkal dengan kondisi dasar perairan berpasir, sedikit lumpur, atau campuran keduanya. Rumput laut memiliki sifat melekat benthic dan disebut juga benthic algae Anggadiredja, 2008. Rumput laut atau seaweed sangat popular dalam dunia perdagangan. Dalam dunia ilmu pengetahuan, rumput laut dikenal sebagai algae atau masyarakat biasa menyebutnya ‘ganggang’. Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil perikanan dan sebagai sumber utama penghasil agar-agar, alginat dan karaginan yang banyak dimanfaatkan dalam industri makanan, kosmetik, farmasi, dan industri lainnya seperti industri kertas, tekstil, fotografi, pasta dan pengalengan ikan. Oleh sebab itu, prospek rumput laut sebagai komoditas perdagangan semakin cerah, baik dalam memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri maupun kebutuhan ekspor ke luar negeri. Luas perairan laut Indonesia serta keragaman jenis rumput laut merupakan cerminan dari potensi rumput laut Indonesia. Dari 782 jenis rumput laut di perairan Indonesia, hanya 18 jenis dari 5 genus yang sudah diperdagangkan. Dari kelima marga tersebut, hanya genus-genus Eucheuma dan Gracilaria yang sudah dibudidayakan. Rumput laut Eucheuma sp. mulai dibudidayakan secara masal pada tahun 1984 di Nusa Penida, Nusa Lembongan, Nusa Cening, Bali, serta Lombok Timur NTB. Jenis rumput laut yang dibudidayakan adalah jenis Eucheuma spinosum dengan bibit lokal dan Eucheuma cottoni dengan bibit asal Filipina. Sesuai dengan perkembangan pasar, saat ini yang lebih banyak dibudidayakan adalah Eucheuma cottoni. Keberhasilan budidaya rumput laut Eucheuma sp. sangat ditentukan oleh kondisi perairan yang berupa pasir kasar yang bercampur dengan pecahan karang, dengan kondisi substrat dasar seperti ini menunjukkan adanya pergerakan air yang baik sehingga cocok untuk budidaya. Sedangkan Gracilaria sp. Merupakan jenis rumput laut yang dapat dibudidayakan di muara sungai atau di tambak, meski habitat awalnya berasal dari laut. Hal ini terjadi karena tingkat toleransi hidup yang tinggi. Jenis rumput laut ini dapat ditanam secara polikultur dengan bandeng dan atau udang karena ketiganya memerlukan kondisi perairan yang sama untuk kelangsungan hidupnya.

2.2. Tinjauan Studi Terdahulu