Pelaksanaan Pembelajaran Pengujian Hipotesis

49 Tabel 9. Daftar nilai posttest pemahaman konsep IPS No. Nilai posttest kelas eksperimen Ketuntasan Nilai posttest kelas kontrol Ketuntasan Tuntas Belum Tuntas Tuntas Belum Tuntas 1. 76.7 √ √ 56.7 √ 2. 93.3 √ 73.3 √ 3. 83.3 √ 86.7 √ 4. 66.7 √ 90 √ 5. 63.3 √ 40 √ 6. 56.7 √ 46.7 √ 7. 73.3 √ 63.3 √ 8. 80 √ 70 √ 9. 86.7 √ 63.3 √ 10. 96.7 √ 73.3 √ 11. 80 √ 76.7 √ 12. 83.3 √ 80 √ 13. 86.7 √ 63.3 √ 14. 70 √ 66.7 √ 15. 86.7 √ 63.3 √ 16. 70 √ 73.3 √ 17. 86.7 √ 80 √ 18. 63.3 √ 56.7 √ 19. 86.7 √ 20. 50 √ Total 1540.1 1223.3 Rata- rata 77.01 14 siswa 70 6 siswa 30 67.96 9 siswa 50 9 siswa 50 Berdasarkan tabel nilai pretest siswa, nilai rata-rata kelas, serta tingkat ketuntasan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kriteria ketuntasan minimal KKM untuk mata pelajaran IPS pada kedua kelas tersebut adalah 70. Nilai rata- rata kelas eksperimen 77,01, sedangkan nilai rata-rata kelas kontrol 67,96. Jadi selisihnya 9,05, sedangkan tingkat ketuntasan siswa pada kelas eksperimen 50 62 64 66 68 70 72 74 76 78 Eksperimen Kontrol sebanyak 14 siswa 70 telah tuntas dan 6 siswa 30 belum tuntas. Pada kelas kontrol sebanyak 9 siswa 50 telah tuntas dan jumlah siswa yang belum tuntas ada 9 siswa 50. Berikut dapat dilihat perbandingan rata-ratanya pada grafik. Untuk perbandingan peningkatan rata-rata pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kontrol pada tabel 10. Tabel 10. Perbandingan nilai rata-rata pretest dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol Hasil Simpangan Baku Dan Nilai Rata-Rata Kelas Eksperimen Dan Kontrol Kelas Pretest Posttest Eksperimen Mean 52.51 77.01 N 20 20 Std. Deviation 14.218 12.473 Kontrol Mean 50.93 67.96 N 18 18 Std. Deviation 11.309 12.990 Grafik 2. Nilai rata-rata postestt kelas eksperimen dan kelas kontrol Dari hasil penel baku kelas eksperimen Data posttest simpanga adalah 12,990. Perbandi

C. Uji Prasyarat Anal

Pada penelitian prasyarat analisis sam dan sebaran data berdi

1. Uji Normalitas

Uji normalitas atau tidak berdistribusi 52.51 50.93 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Rata-rata Pretest Perbandingan Rata-Rata Pretest dan Posttest Grafik 3. Perbandin 51 nelitian ini dapat rata-rata seperti diatas dan pre en adalah 14,218, serta simpangan baku kelas pangan baku kelas eksperimen adalah 12,473 da andingan dapat dilihat pada grafik 3 nalisis ian ini teknik analisis data menggunakan t- sampel diambil secara random, homogenitas var rdistribusi normal. s bertujuan untuk menguji apakah data berdi ibusi normal. Jika data yang diperoleh berdi 77.01 67.96 Rata-rata Posttest Perbandingan Rata-Rata Pretest dan Posttest ndingan rata-rata pretest dan posttest pretest simpangan las kontrol 11,309. dan kelas kontrol t-test dengan uji varian kedua kelas, rdistribusi normal rdistribusi normal Perbandingan Rata-Rata Pretest dan Posttest Eksperimen Kontrol 52 maka statistika yang digunakan adalah statistika parametik. Jika data yang diperoleh tidak berdistribusi normal maka statistika yang digunakan adalah statistika non parametik. Hal ini dikarenakan dalam penggunaan statistik parametris asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus membentuk distribusi normal. Uji normalitas dalam penelitian ini menggunkan rumus Kolmogorov-Smirnov yang diolah menggunakan program SPSS 16.0. Distribusi yang diharapkan merupakan distribusi frekuensi yang berbrntuk kurva normal. Kriterianya adalah pada taraf signifikansi 5 data dikatakan berdistribusi normal jika F 0,05 atau jika signifikansi yang diperoleh α dimana α biasanya 0,05, maka sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Berikut rangkuman dari tabel perhitungan normalitas posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol pada tabel 11. Tabel 11. Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov Test Keterangan Kelas_eksperimen Kelas_kontrol N 20 18 Kolmogorov-Smirnov Z .898 .846 Asymp. Sig. 2-tailed .395 .472 a. Test distribution is Normal. Pada tabel di atas Kolmogorov-Smirnov pada kelas eksperimen diperoleh hasil 0,898 dengan taraf signikasnsi 0,395 dan pada kelas kontrol 0,846 dengan taraf signifikasi 0,475 . Taraf signifikansi kedua kelas tersebut α dimana α = 53 0,05. Jadi data dalam penelitian ini data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol berdisribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil dari populasi homogen atau tidak. Populasi homogen ini juga sebagai syarat pengambilan sampel secara random dalam penelitian eksperimen. Jika nilai 0,05 artinya data berasal dari kelompok yang memiliki varian homogen. Hasil rangkuman pengujian homogenitas dapat dilihat pada tabel 12, Tabel 12. Hasil Uji Homogenitas Uji Homogenitas Pretest Levene Statistic df1 df2 Sig. 3.678 1 36 .063 Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan uji homogenitas dari data pretest kedua kelas F hitung adalah 3,678 dan signifikansi adalah 0,063. Jadi hasil uji homogenitas 0,063 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa subjek pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terbukti homogen.

D. Pengujian Hipotesis

54 Setelah dilakukan uji normalitas kemudian uji homogenitas data selanjutnya data yang dinyatakan sebaran data normal dan variannya homogen akan diuji hipotesisnya dengan t-test. Pada penelitian ini analisis t-test digunakan untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dalam pemahaman konsep IPS antara siswa yang diajar dengan model quantum learning dengan metode ceramah. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah “te rdapat perbedaan pemahaman konsep IPS antara siswa yang diajar dengan model quantum learning dan siswa yang diajar dengan metode ceramah”. Untuk menguji hipotesis, peneliti melakukan uji hipotesis nol Ho dengan kriteria pengujian sebagai berikut: 1. Ho diterima jika t ≤ t tidak terjadi pengaruh yang signifikan pada siswa setelah ada perlakuan tertentu. 2. Ha diterima jika t t terjadi pengaruh yang signifikan pada siswa setelah ada perlakuan tertentu. Perhitungan t-test pada penelitian ini menggunakan SPSS 16.0. hasilnya sebagai berikut: 1. Uji t pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Tabel 13. Hasil perhitungan t-test posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Independent Samples Test Group Statistics Kelas N Mean Std. Deviation Pretest Eksperimen 20 52.51 14.218 Kontrol 18 50.93 11.309 55 Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T Df Sig. 2-tailed Pretest Equal variances assumed 3.678 .063 .377 36 .709 Setelah dilakukan uji asumsi statistik dilanjutkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent Sample Test dengan tingkat kesalahan α = 0,05. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata 52,51 dan simpangan baku 14,218. Kelompok kontrol memiliki rata-rata 50,93 dan simpangan baku 11,309. Dalam hasil pengujian varians dua populasi tersebut sama dapat dilihati tabel F, oleh karena itu untuk membandingkan means langsung dilakukan dengan Equality of Means . Dari tabel di atas dapat dilihat pada bagian t-test for Equality of Means diketahui nilai t adalah 0,377 harga t = 2,028 dan derajat kebebasan dk = 36,maka harga t t 0,377 2,028 dengan signifikansi 0,709 0,05, maka Ho diterima. Hal ini berarti belum terjadi pengaruh yang signifikan pada siswa. 2. Uji t posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Tabel 14. Hasil perhitungan t-test posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Group Statistics Kelompok N Mean Std. Deviation Posttest Eksperimen 20 77.01 12.473 Kontrol 18 67.96 12.990 56 Independent Samples Test Levenes Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means F Sig. T df Sig. 2-tailed Posttest Equal variances assumed .003 .959 2.188 36 .035 Setelah dilakukan uji asumsi statistik dilanjutkan pada pengujian hipotesis dengan menggunakan Independent Sample Test dengan tingkat kesalahan α = 0,05. Kelompok eksperimen memiliki rata-rata 77,01 dan simpangan baku 12,473. Kelompok kontrol memiliki rata-rata 67,96 dan simpangan baku 12,990.Dalam hasil pengujian varians dua populasi tersebut sama, oleh karena itu untuk membandingkan means langsung dilakukan dengan Equality of Means. Dari tabel di atas dapat dilihat pada bagian t-test for Equality of Means diketahui nilai t adalah 2,188 harga t = 2,028 dan derajat kebebasan dk = 36,maka harga t t 2,188 2,028 dengan signifikansi 0,035 0,05, maka Ho ditolak. Dari hasil perhitungan di atas dapat disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima. Jadi, terdapat pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman konsep IPS pada siswa setelah ada perlakuan tertentu yakni penerapan model quantum learning dibandingkan sebelum penerapan model tersebut.

E. Pembahasan

57 Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan pretest dan diakhiri dengan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Tujuan dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal pemahaman konsep IPS kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hal ini dapat dilihat pada perolehan nilai rata-rata yang hampir sama dengan jumlah siswa hampir sama pula. Nilai rata-rata kelas eksperimen 52,51 dan nilai rata-rata kelas kontrol 50,93. Jadi selisihnya adalah 1,58. Setelah pretest selesai kelas eksperimen dan kelas kontrol masing-masing diberikan pembelajaran. Pembelajaran kelas eksperimen dilakukan dengan menerapkan model quantum learning, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Hal ini dilakukan untuk melihat pemahaman konsep IPS siswa, yang dipelajari dengan suatu model dan metode yang berbeda. Berdasarkan uji independent t-test, diperoleh t hitung pretest adalah 0,377. Hasil perhitungan lebih kecil dari t tabel yakni 2,028 dengan angka signifikan 0,709, maka pada pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol ada perbedaan namun belum menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dalam kelas kontrol menerapan metode ceramah yang kurang melibatkan siswa dalam pembelajaran sehingga peran guru menjadi sangat besar dalam penyampaian materi pelajaran. Kegiatan siswa selama guru menerangkan adalah mendengarkan penjelasan guru, menulis materi yang diperintah guru, dan tanya jawab bersama guru. Pembelajaran quantum learning memberikan kebebasan siswa untuk berpikir dan memahami segala sesuatu yang dilihat dan dilakukan. Syaefudin 2012: 126 menjelaskan pembelajaran kuantum adalah suatu model yang 58 menyajikan bentuk pembelajaran sebagai suatu “orkestra” jika dipilah dari dua unsur yaitu, kontek dan isi. Konteks secara umum menjelaskan lingkungan belajar siswa baik fisik maupun psikis. Dalam pelaksanaan model quantum learning menggunakan pendekatan TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Rayakan siswa diajak untuk terlibat langsung dalam kegiatan seperti bermain wayang dan melihat langsung terjadinya proses persiapan kemerdekaan Indonesia, selain itu siswa saling mendiskusikan pertanyaan ataupun masalah yang diberikan oleh guru agar siswa dapat memahami konsep yang ada dalam materi pelajaran. Dalam pendekatan ini penelliti membuat susasana baru dengan mengubah tempat duduk siswa yang mulanya menghadap kedepan lalu diubah menjadi huruf U. Hal ini juga dipertegas oleh Deporter Hernacki 2015: 66 untuk membuat siswa menjadi sukses quantum learning menciptakan lingkungan yang optimal dengan penataan lingkungan belajar fisik dan penataan lingkungan mental. Pada treatment pertama hingga akhir peneliti menumbuhkan minat belajar siswa dengan mencoba bertanya mengenai soal yang telah dikerjakan, bernyanyi dan bertanya mengenai keluarga siswa. Pembelajaran mulai aktif ditunjukkan dengan banyak siswa yang ingin bertanya kembali. Pembelajaran quantum learning mengharuskan siswa mengalami ini dibuktikan dengan pengenalan dan pembagian tokoh-tokoh yang terlibat dalam persiapan kemerdekaan Indonesia dengan gambar. Hal ini juga senada dengan pendapat Grinder dalam Silbermen 2016: 28 menjelaskan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 diantarnya rata-rata dapat belajar secara efektif selama guru 59 menghadirkan kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori, dan kinestetik. Selain itu siswa bersama guru melakukan kegiatan namai, maksud dari penamaan ini siswa diberikan label. Namai ini disertai dengan pembagian kelompok dengan nama-nama tokoh yang dijelaskan semula. Siswa merasa senang karena harus mencari teman yang memiliki gambar sama. Selama pembelajaran berlangsung siswa merasa nyaman dan memperhatikan hal ini dikarenakan peneliti menggunkan media wayang untuk menjelaskan kekalahan jepang. Setelah siswa bersama guru melakukan pembelajaran menggunakan wayang, guru bertanya mengenai materi untuk mengulangi kegiatan tersebut. Selama kegiatan berlangsung guru memberikan tepuk fokus sebagai hadiah siswa yang berani menjawab pertanyaan dari guru. Pada pertemuan kedua guru bersama siswa menyanyikan lagu “Garuda Pancasila” agar siswa bersemangat dalam pembelajaran. Sebelum siswa mellihat video untuk menjelaskan pembentukan BPUPKI, siswa diajak untuk berkumpul bersama kelompok kemarin. Setelah melihat dan melakukan pembelajarana bersama, siswa menjawab pertanyaan di kereta informasi. Anggota kelompok menyumbangkan berbagai ide dan pendapat masing-masing yang telah siswa lihat. Siswa berdiskusi dalam kelompok juga memberikan kemudahan siswa untuk bertukar pikiran satu sama lain. Setelah itu siswa melakukan permainan untuk mempresentasikan hasil diskusinya. Guru memberikan stiker pada siswa yang berani membacakan hasil. Setelah penyampaian materi pembentukan BPUPKI, guru bertanya pada siswa mengenai museum. Siswa bersama guru melihat gambar makam pahlawan,