58 Dari hasil kriteria di atas, perusahaan yang memenuhi kriteria untuk
dijadikan sampel adalah sebanyak 6 perusahaan, dengan masa penelitian selama 5 tahun. Hasil dari kriteria sampel dan data sampel populasi dapat dilihat dalam
tabel 4.2
Tabel 4.2 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Perkebunan Tahun 2008 - 2012
No Kode
Nama Perusahaan Tanggal Listed
BEI Listed di
BEI sejak 2008
Menyerahkan laporan
keuangan selama 5 tahun 2008-
2012 Saham
aktif closing
Price 2008-2012
Sampel
1 AALI
PT. Astra Agro Lestari Tbk
9 Desember 1997 √
√ √
Ya 2
ANJT PT. Austindo Nusantara Jaya
Tbk 10 Mei 2013
− −
− Tidak
3 BWPT
PT. BW Plantation Tbk 27 Oktober 2009
− √
− Tidak
4 GZCO
PT. Gozco Plantation Tbk 15 Mei 2008
√ √
√ Ya
5 JAWA
PT. Jaya Agra Wattie Tbk 30 Mei 2011
− √
− Tidak
6 LSIP
PT. PP London Sumatera Indonesia Tbk
05 Juli 1996 √
√ √
Ya 7
MGAP PT. Multi Agro Gemilang
Plantation Tbk 16 Januari 2013
− −
− Tidak
8 PALM
PT. Provident Agro Tbk 08 Oktober 2012
− −
− Tidak
9 SGRO
PT. Sampoerna Agro Tbk 18 Juni 2007
√ √
√ Ya
10 SIMP
PT. Salim Ivomes Pratama Tbk
09 Juni 2011 −
√ −
Tidak 11
SMAR PT. Sinar Mas Agro Resources
and Technology Tbk 20 November 1992
√ √
√ Ya
12 TBLA
PT. Tunas Baru Lampung Tbk 14 Februari 2000
√ √
√ Ya
13 UNSP
PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk
06 Maret 1990 √
− √
Tidak
Sumber : www.idx.com Sampel dalam penelitian ini terdiri dari 6 perusahaan perkebunan. Total
sampel pada penelitian ini sebanyak 6 x 5 tahun = 30 unit analisis, dikarenakan PT. Bakrie Sumatera Plantation Tbk sd 22 Mei 2013 belum menyampaikan
Laporan Keuangan tahun 2012 di Bursa Efek Indonesia.
4.4 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mengambil
Universitas Sumatera Utara
59 laporan keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia. Jenis data yang
dikumpulkan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data. Data sekunder terdiri dari cross section data dan time series data Pooling data.
4.5 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional adalah suatu defenisi yang diberikan kepada variabel dengan cara memberikan arti atau menspesifikasi kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur variabel tersebut. Pemberian definisi operasional dilakukan dengan tujuan untuk menghilangkan keraguan atau
bias yang mungkin terjadi. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi variabel independen
bebas, variabel pemoderasi penghubung dan variabel dependen terikat. 1.
Variabel independen bebas, yaitu variabel yang dapat mempengaruhi variabel lain. Yang termasuk variabel independen dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut: a.
Firm Size
Firm size adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecilnya suatu perusahaan. Firm Size diukur dengan menggunakan skala rasio. Firm Size
dapat dihitung dengan rumus = ln
b. Investment Performance
Universitas Sumatera Utara
60 Untuk menilai investment performance peneliti menggunakan Return on
Assets atau Return on Investment. Tingkat pengembalian atas total aktiva ROA dapat diukur dengan membagi laba setelah dikurangi bunga dan pajak dengan
total aktiva. Rasio ini mengukur tingkat pengembalian atas semua aset perusahaan. Return On Assets diukur dengan menggunakan skala rasio. Return
On Assets dapat dihitung dengan rumus =
c. Operating Margin
Operating Margin Operating Profit Margin adalah rasio yang membandingkan laba sebelum bunga dan pajak terhadap total penjualan.
Operating Profit Margin diukur dengan menggunakan skala rasio. Operating Profit Margin dapat dihitung dengan rumus
=
d. Price Earning Ratio
Price earning Ratio membandingkan harga saham perusahaan terhadap pendapatan dan nilai buku per saham. Nilai pasar dan rasio harga saham akan
tinggi, jika likuiditas pengelolaan aset, pengelolaan hutang dan rasio profitabilitas yang menguntungkan. Price Earning Ratio diukur dengan menggunakan skala
rasio. Price Earning Ratio dapat dihitung dengan rumus
=
Universitas Sumatera Utara
61 e.
Surplus Growth
Surplus growth merupakan rasio pertumbuhan. Rasio pertumbuhan mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya
ditengah pertumbuhan ekonomi dan industri. Surplus Growth diukur dengan menggunakan skala rasio. Surplus Growth dapat dihitung dengan rumus
= −
f. Liquidity
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan current ratio untuk menentukan likuiditas suatu perusahaan. Current ratio merupakan rasio yang
digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki. Current
ratio diukur dengan menggunakan skala rasio. Current ratio dapat dihitung dengan rumus
=
2. Variabel pemoderasi adalah variabel yang mempengaruhi memperkuat atau
memperlemah hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel pemoderasi adalah Good Corporate Governance.
Good Corporate Governance pada penelitian ini dengan melihat dewan komisaris
Universitas Sumatera Utara
62 independen dan kepemilikan manajerial. Dewan komisaris independen diukur
dengan menggunakan indikator jumlah anggota dewan komisaris yang tidak terafiliasi dengan manajemen yang berasal dari luar perusahaan. Ukuran dewan
komisaris Independen menggunakan skala rasio dengan melihat Persentase Jumlah anggota dewan komisaris independen dari seluruh jumlah dewan
komisaris suatu perusahaan. Kepemilikan manajerial adalah proporsi kepemilikan saham oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham yang dikelola. Variabel
ini diukur berdasarkan persentase jumlah saham yang beredar yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal saham perusahaan yang beredar dan diukur dengan
menggunakan skala rasio.
3. Variabel dependen adalah variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh
keadaan-keadaan yang mempengaruhinya. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah kesehatan perusahaan yang diperoleh dari Z
– Score. Z-Score
merupakan kombinasi dari beberapa rasio keuangan yang dianggap dapat memprediksi terjadinya kebangkrutan perusahaan.
= 0,717 �
1
+ 0,847 �
1
+ 3,107 �
1
+ 0,420
�
4
+ 0,998 �
5
Dimana: �
1
: Working Capital to Total Assets �
2
: Retained Earnings to Total Assets �
3
: Earnings before Interest and Taxes to Total Assets �
4
: Market value of Equity to Book Value of Total Debt �
5
: Sales to Total Assets Hasil perhitungan Z-score dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
63 Z 2,90
: Perusahaan tidak mengalami masalah dengan kondisi keuangan
1,23 Z 2,9 : Perusahaan mempunyai sedikit masalah keuangan meskipun tidak serius
Z 1,23 : Perusahaan mengalami masalah dengan kondisi
Keuangan yang serius
4. Ikhtisar definisi operasional dan pengukuran variabel tercantum pada
tabel4.3.
Tabel 4.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel Definisi Operasional
Parameter Skala
Z- Score Y skor yang ditentukan dari tingkat
kemungkinan kebangkrutan
perusahaan 0.717 WCTA + 0.847 RETA +
3,107 EBITTA
+ 0,42
MVEBVL + 0,998 STA Rasio
Firm SizeX1 Skala terhadap besar kecilnya
suatu perusahaan Ln Total Aktiva
Rasio Investment
Performance X2
ROA yaitu
Tingkat pengembalian atas semua asset
perusahaan setelah dikurangi bunga dan pajak
Laba Bersih Total Aktiva Rasio
Operating Margin X3
Operating Profit Margin yaitu Perbandingan
laba sebelum
bunga dan
pajak terhadap
penjualan Laba Operasi Penjualan
Rasio
Price Earning Ratio X5
Perbandingan harga
saham perusahaan terhadap pendapatan
dan nilai buku per saham Harga Pasar per Lembar Saham
Laba per Lembar Saham Rasio
Surplus Growth X5
Rasio pertumbuhan
yaitu mengukur
kemampuan perusahaan
untuk mempertahankan
posisi ekonominya
ditengah pertumbuhan
ekonomi dan
industri Persentase pertumbuhan tahunan
dalam total penjualan Rasio
Liquidity X6 Current
Ratio yaitu
Perbandingan antara
aktiva lancar dan kewajiban lancar
Aktiva Lancar Hutang Lancar Rasio
Good Corporate
Governance Z
Dewan Komisaris Independen yaitu anggota dewan komisaris
yang tidak terafiliasi dengan manajemen yang berasal dari
luar perusahaan. Persentase
Jumlah anggota
dewan komisaris independen dari seluruh jumlah dewan
komisaris suatu perusahaan Rasio
Universitas Sumatera Utara
64
Kepemilikan manajerial yaitu Proporsi
kepemilikan saham
oleh pihak manajemen dari seluruh modal saham yang
dikelola. Persentase jumlah saham yang
beredar yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh modal
saham perusahaan yang beredar Rasio
4.6 Metode Analisis Data