39
2.1.3.4 Price Earning Ratio
Price Earning Ratio PER membandingkan harga saham perusahaan terhadap pendapatan dan nilai buku per saham. Nilai pasar dan rasio harga saham
akan tinggi, jika likuiditas pengelolaan aset, pengelolaan hutang dan rasio profitabilitas yang menguntungkan. Rasio ini menunjukkan berapa banyak
investor bersedia membayar untuk setiap rupiah dari keuntungan perusahaan. PER merupakan suatu ukuran yang penting bagi para investor dalam
berinvestasi, karena PER diakui sebagai metode penilaian yang baik, serta mencakup keseluruhan perusahaan, termasuk dalam memperkirakan nilai saham,
menentukan nilai saham di masa yang akan datang dan menentukan besarnya modal dalam saham Jayanto, 2012. Apabila harga per lembar saham dan tingkat
pertumbuhan laba suatu perusahaan meningkat, maka price earning ratio juga meningkat Prasetyorini, 2013. Semakin besar price earning ratio berarti harga
pasar dari setiap lembar saham akan semakin baik. Rasio ini lebih tinggi untuk perusahaan yang kuat prospek pertumbuhan,
namun lebih rendah untuk perusahaan yang berisiko Kritsonis, 2004. Penelitian yang dilakukan oleh Kritsonis, 2004 menghasilkan bahwa Harley Davidson
dipandang sebagai perusahaan lebih beresiko daripada perusahaan lain, memiliki prospek pertumbuhan yang lebih buruk.
2.1.3.5 Surplus Growth
Surplus Growth atau rasio pertumbuhan yaitu kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan ekonomi dan
industri David, 2009. Pada penelitian ini peneliti menggunakan rasio
Universitas Sumatera Utara
40 pertumbuhan yang diliat dari segi tingkat penjualan. Tingkat penjualan dapat
dihitung dari persentase pertumbuhan tahunan dalam total penjualan. Jika nilai perbandingan semakin besar, maka tingkat pertumbuhan penjualan perusahaaan
semakin baik. Pertumbuhan perusahaan yang sehat dianggap sebagai persyaratan dasar
dari keberhasilan perusahaan Kirmizi dan Agus, 2011. Pertumbuhan penjualan mencerminkan maniprestasi keberhasilan investasi periode masa lalu dan dapat
dijadikan sebagai prediksi pertumbuhan masa yang akan datang, pertumbuhan penjualan juga merupakan indikator permintaan dan daya saing perusahaan dalam
suatu industri Deitiana, 2011. Penelitian Chen dan Wong 2004 menghasilkan surplus growth merupakan rasio pertumbuhan yang mempunyai pengaruh negatif
signifikan terhadap kesehatan keuangan perusahaan.
2.1.3.6 Liquidity
Liquidity atau rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek yang akan jatuh tempo David, 2009. Pada
penelitian ini untuk menentukan likuit tidaknya suatu perusahaan peneliti menggunakan current ratio. Current Ratio yaitu kemampuan aktiva lancar
perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek dengan aktiva lancar yang dimiliki. Rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek karena rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka pendek dipenuhi oleh
aktiva yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Current ratio yang terlalu tinggi menunjukkan kelebihan uang
Universitas Sumatera Utara
41 kas atau aktiva lancar lainnya dibandingkan dengan yang dibutuhkan sekarang
atau tingkat likuiditas yang rendah daripada aktiva lancar dan sebaliknya Munawir, 2004.
Hasil penelitian Kritsonis, 2004 menyatakan bahwa pemegang sahamkreditur memiliki perspektif yang berbeda pada perusahaan dengan rasio
lancar yang tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Chen dan Wong 2004mengemukakan bahwa rasio likuiditas secara positif berkaitan dengan
kesehatan keuangan perusahaan asuransi.
2.1.4 Good Corporate Governance GCG