2. Faktor Ekonomi
Keadaan ekonomi suatu negara merupakan faktor eksternal yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan bisnis tanaman Jabon
baik secara langsung maupun tidak langsung. Perubahan kondisi perekonomian berpengaruh terhadap strategi yang dijalankan oleh perusahaan dalam mencapai
tujuan dan dapat menyebabkan keberhasilan ataupun kegagalan strategi tersebut. Berikut adalah beberapa faktor ekonomi yang berkaitan dengan pertumbuhan
industri pertanian: a Inflasi
Laju inflasi merupakan ancaman bagi perusahaan. Laju inflasi tahun 2009 tercatat sebesar 2,78 persen. Sedangkan laju inflasi pada periode yang sama
tahun kalender 2010, 2011 hingga bulan maret 2012 masing-masing tercatat sebesar 6,96 persen, 3,79 persen dan 0,88 seperti yang terdapat pada Tabel 20
berikut.
Tabel 20. Tingkat inflasi Indonesia Tahun 2009-2012
No Tahun
Tingkat Inflasi
1 2009
2,78 2
2010 6,96
3 2011
3,79 4
2012 0,88
Sumber : BPS, 2012sampai dengan Maret 2012 Tabel 20 di atas menunjukkan inflasi yang cendrung menurun, namun
demikian inflasi pasti terjadi setiap tahunnya yang menyebabkan harga-harga barang terutama kebutuhan pokok naik dan menurunkan daya beli masyarakat.
Hal ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya biaya produksi dan harga pasokan bibit tunas petani-petani mitra CV. Karya Barokah yang dominan
golongan ekonomi menengah ke bawah. b Kenaikan Tarif Dasar Listrik dan harga Bahan Bakar Minyak
Kebijakan pemerintah yang batal mengurangi subsidi tidak menyebabkan kenaikan Tarif Dasar Listrik TDL dan harga Bahan Bakar Minyak BBM.
Kenaikan TDL dan harga BBM, hal ini berkaitan langsung dengan proses produksi perusahaan seperti penggunaan alat-alat produksi dan transportasi,
namun hingga sampai saat ini belum menjadi ancaman karena selama ini biaya pengiriman produk perusahaan selalu atas kesepakatan perusahaan dengan
pembeli yang dilimpahkan kepada pihak pembeli. 3.
Faktor Sosial, Budaya, dan Lingkungan Kondisi sosial, budaya, dan lingkungan membentuk sebuah cara hidup,
bekerja, berproduksi, nilai, sikap, opini, dan cara konsumsi yang berbeda dari setiap masyarakat. Berikut adalah beberapa faktor sosial, budaya, dan lingkungan
yang berkaitan dengan perkembangan industri tanaman : a Adanya peningkatan rata-rata pendidikan dan perubahan gaya hidup adalah
salah satu faktor sosial yang mempengaruhi perkembangan industri tanaman pertanian di Indonesia. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat,
maka semakin tinggi pula tingkat kepeduliannya terhadap kesehatan, keindahan, dan kelestarian lingkungan. Meningkatknya gaya hidup yang
berkembang di masyarakat seperti isu Go Green yang peduli akan mengembalikan dan memulihkan kelestarian hutan yang telah banyak rusak
dan hilang. Hal itu saat ini menjadi positif bagi perkembangan industri tanaman perhutani karena semakin banyak kalangan masyarakat yang
menginginkan suasana alam pepohonan yang menyegarkan berada di sekitar lingkungan mereka yang selama ini telah padat oleh bangunan dan polusi
udara. b Selain faktor sosial budaya, faktor lingkungan juga sangat berkaitan erat
dengan industri tanaman perhutani. Perubahan cuaca yang tidak menentu seperti pergantian antara musim hujan dan musim panas yang berlangsung
cepat, polusi udara yang tinggi, meningkatnya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, dan kurangnya pasokan air diakibatkan oleh rusaknya
ekosistem suatu daerah. Hal ini menuntut pemda setempat untuk melakukan suatu program pemulihan ekosistem seperti Ruang Terbuka hijau, pengadaan
hutan lindung, dan penggalangan program gerakan menanam pohon. Hal
tersebut merupakan peluang bagi perusahaan karena kesadaran masyarakat untuk mencintai lingkungan semakin meningkat setiap waktu.
4. Faktor Teknologi
Perkembangan teknologi merupakan salah satu faktor yang mendukung kemajuan suatu perusahaan. Dengan teknologi perusahaan akan mendapatkan
kemudahan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya sehingga dapat berjalan secara efektif dan efisien. Pada industri tanaman persemaian Jabon, kemudahan
tersebut dapat dilihat dari dua aspek yaitu aspek produksi dan aspek pemasaran. a Kemajuan teknologi dalam bidang produksi merupakan peluang bagi
perusahaan dalam meningkatkan kelancaran usahanya. Salah satu kemajuan teknologi dalam industri tanaman di bidang produksi adalah memperbanyak
tanaman dengan teknik kultur jaringan. Teknik ini dapat menghasilkan tanaman dengan kualitas unggul dan terjaga nilai estetikanya, mampu
menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, serta memiliki kecepatan tumbuh yang lebih
cepat dibandingkan dengan perbanyakan secara konvensional. Namun hingga saat ini perusahaan masih belum memanfaatkan perbanyakan tanaman dengan
teknik kultur jaringan, karena selain tenaga kerja produksi belum terlalu menguasai teknik tersebut, dana, alat-alat, dan prasarana perusahaan pun
belum cukup memadai. Perusahaan masih menggunakan teknik dan perlatan yang sederhana dalam proses produksinya.
b Perkembangan teknologi komputerisasi, teknologi komunikasi, teknologi informatika, dan teknologi transportasi memberikan peluang bagi perusahaan
untuk mengembangkan usahanya. Teknologi dalam bidang pemasaran telah dimanfaatkan oleh CV. Karya Barokah, yaitu adanya teknologi dibidang
telekomunikasi. Perkembangan teknologi dalam bidang telekomunikasi seperti telepon atau handphone mempermudah aktivitas komunikasi antara CV. Karya
Barokah dengan pelanggan ketika melakukan pemesanan produk, dan juga komunikasi CV. Karya Barokah dengan distributor dan petani mitra ketika
melakukan pembelian input. Teknologi telekomunikasi lain yaitu internet pun telah dimanfaatkan oleh perusahaan CV. Karya Barokah untuk memperluas
jangkauan pemasaran dengan memanfaatkannya sebagai media promosi dengan pembuatan website resmi perusahaan.
4.3.2 Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan kondisi yang perlu dicermati oleh perusahaan karena langsung terkait dengan perusahaan dan mempengaruhi
kemampuan perusahaan untuk melayani pasarnya, yaitu pemasok, perantara pasar, pelanggan dan pesaing. Kekuatan persaingan dalam lingkungan industri dapat
dianalisis dengan menggunakan model lima kekuatan Porter. Lima kekuatan tersebut terdiri dari ancaman pendatang baru, ancaman produk pengganti,
kekuatan tawar-menawar pembeli, kekuatan tawar menawar pemasok, dan persaingan antar perusahaan industri.
1. Ancaman Pendatang Baru
Industri persemaian Jabon termasuk kepada industri yang mudah dimasuki pendatang baru. Peningkatan jumlah pelaku baru dalam usaha persemaian Jabon
disebabkan adanya karakter barier to entry yang kecil. Namun pada kenyataannya sebuah industri memiliki karakteristik-karakteristik tertentu yang memungkinkan
terjaganya keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahaan lama serta menghalangi masuknya pesaing-pesaing baru. Hal ini yang disebut sebagai
rintangan halangan masuk atau barriers to entry. Menurut Porter 1997, terdapat enam faktor hambatan masuk bagi pendatang baru ke dalam suatu
industri, yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, biaya peralihan pemasok, akses ke saluran distribusi dan biaya tidak menguntungkan
terlepas dari skala. a
Skala Ekonomis Pendatang baru dalam industri persemaian Jabon masuk dengan skala
ekonomis yang beragam. Pendatang baru yang memasuki usaha dengan skala ekonomis yang lebih kecil, kemungkinan akan mengalami beban biaya yang
tidak efisien. Sedangkan pendatang baru yang masuk dengan skala ekonomi yang lebih besar akan memiliki target konsumen yang lebih banyak dengan
resiko yang dihadapi akan lebih tinggi. Saat ini CV. Karya Barokah cukup memiliki banyak pesaing di daerah Bogor dan sekitarnya. Perusahaan
perusahan tersebut masuk dengan skala ekonomis yang kebanyakan sama dengan skala ekonomis CV. Karya Barokah namun menghasilkan produk
tanaman yang lebih beragam. b
Diferensiasi Produk Secara fisik, produk persemaian tanaman yang dihasilkan oleh perusahaan
persemaian tanaman hampir sama, harga yang ditawarkan oleh setiap perusahaan pun tidak berbeda jauh. Perbedaannya terdapat pada kualitas
produk, variasi jenis, bentuk, warna, ukuran, serta pelayanan yang diberikan perusahaan untuk pembeli. Selama perkembangan usahanya, pelayanan yang
memuaskan untuk konsumen merupakan keunggulan dalam kegiatan CV. Karya Barokah, karena perusahaan tidak hanya berorientasi pada keuntungan
namun juga berorientasi kepada kepuasan konsumen setelah membeli produk CV. Karya Barokah.
c Kebutuhan Modal
Modal yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam indutri persemaian tanaman tidak terlalu besar. Pendatang baru dapat masuk ke dalam industri ini dengan
modal kecil terlebih dahulu. Kebutuhan modal yang dapat disesuaikan dengan kemampuan pengusaha menjadi pendorong bagi pendatang baru untuk
memasuki usaha tersebut dengan menggunakan modal yang sepenuhnya milik sendiri. Hal tersebut mencerminkan bahwa modal yang terbatas bukan
penghalang untuk masuk ke industri persemaian tanaman. d
Biaya Peralihan Pemasok CV. Karya Barokah tidak memiliki hambatan besar untuk berpindah dari
pemasok satu ke pemasok lainnya. Hal tersebut terjadi karena tidak terdapat biaya pengalihan yang besar bagi CV. Karya Barokah untuk berpindah kepada
pemasok lain. e
Akses ke Saluran Distribusi Pada industri persemaian tanaman pohon tidak terdapat saluran distribusi
khusus yang membuat pendatang baru sulit memasuki saluran tersebut ataupun harus mengeluarkan biaya yang besar untuk membangun saluran
sendiri. Pada umumnya, distribusi produk tanaman dilakukan secara langsung, yaitu konsumen langsung mendatangi perusahaan untuk mendapatkan produk
yang diinginkan ataupun perusahaan datang menawarkan produk kepada konsumen.
f Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala
Keunggulan dari perusahaan persemaian tanaman yang telah mapan adalah memiliki keunggulan biaya yang mungkin belum dapat ditiru oleh perusahaan
pendatang baru, seperti pengalaman dan penguasaan teknologi dalam bidang produksi. Namun, para pendatang baru masih memiliki potensi untuk masuk
ke dalam industri persemaian tanaman Jabon karena ketersediaan bahan baku dan peralatan yang cukup.
2. Ancaman Produk Pengganti
Tanaman pohon yang berpotensi menjadi subsitusi bagi pohon Jabon adalah tanaman pohon Jati Putih, Akasia, Sengon, Damar, dan Turi. Masing-
masing memiliki kualitas dan sepsifikasinya masing-masing. Namun tren masyarakat saat ini yang menginginkan segala sesuatu dengan cepat, mudah, dan
jangka pengembalian investasi yang cepat membuat pilihan terhadap tanaman pohon Jabon ke posisi pertama. Hal ini dikarenakan Jabon memiliki umur panen
yang relatif cepat 5-6 tahun daripada tanaman pohon lainnya yang minimal baru bisa dipanen setelah 10 tahun ke atas.
3. Kekuatan Tawar Menawar Pembeli
Kekuatan tawar menawar pembeli CV. Karya Barokah dapat dikatakan cukup kuat karena beberapa faktor seperti, produk yang tidak terdiferensiasi dan
dihadapkan dengan biaya peralihan yang kecil. Semakin berkembangnya perusahaan persemaian tanaman di Bogor dan sekitarnya, dimana setiap
perusahaan menawarkan variasi produk tanaman dengan kualitas yang baik dan harga murah menyebabkan konsumen menjadi memiliki alternatif pilihan yang
beragam dan dapat memilih produk dengan kualitas yang baik serta dengan harga yang relatif murah. Selain itu, kemudahan pembeli untuk berpindah dari satu
perusahaan ke perusahaan lain disebabkan oleh biaya pengalihan yang kecil, dan kemampuan pembeli untuk mengkases informasi lengkap mengenai pasar seperti
lokasi produksi, produk yang dihasilkan dan harga jual dari setiap perusahaan persemaian. Hal tersebut dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang pada saat
ini merupakan market leader dalam usaha persemaian Jabon.
Hingga saat ini CV. Karya Barokah melakukan suatu segmentasi perilaku berupa jumlah pembelian yaitu kelas eceran, partai, dan indens; dimana semakin
besar jumlah pembelian maka akan diberikan potongan harga. Untuk keterangan lebih jelas dapat dilihat pada Lampiran 3. Target konsumen yang dituju oleh
perusahaan dalam melakukan segmentasi tersebut adalah untuk untuk menarik minat para pengusaha industri pemasok kayu Jabon yang senantiasa
membutuhkan pasokan bibit Jabon dalam jumlah besar dan harga murah. Oleh karena itu perusahaan melakukan suatu positioning atas perusahaan dan
produknya sebagai pemasok bibit Jabon yang besar dengan kualitas yang baik, harga murah, pengiriman cepat, dan terpecaya yang selaras dengan visi
perusahaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan prestasi perusahaan yang telah berhasil memasok dalam jumlah besar ke kota perusahaan-perusahaan pemasok
kayu Jabon di luar pulau Jawa seperti kota Bengkalis, kota Riau, kota Padang, kota Jambi, kota Balikpapan, kota Pontianak, dll, yang perusahaan pesaing sejenis
lain belum mampu melakukan. Prestasi berikutnya yang dihasilkan oleh perusahaan bahwasanya setiap pengiriman pembelian produk, produk akan sampai
dalam waktu paling lambat tiga hari dengan tingkat jumlah kerusakan yang seminim mungkin dan sesuai dengan jumlah pemesanan. Akan tetapi CV. Karya
Barokah harus tetap waspada menghadapi kondisi tersebut, dimana pembeli memiliki kekuatan tawar menawar yang cukup kuat terhadap produk bibit Jabon.
Oleh karena itu salah satu alternatif yang dapat dilakukan oleh perusahaan adalah menetapkan suatu targeting untuk menjaring semua konsumen potensial dengan
melakukan segmentasi pasar berdasarkan kebutuhan seperti industri kertas, industri kayu mebel, dan lain-lain dengan target pasar pengusaha industri kertas.
Dengan positioning sebagai perusahaan pemasok bibit Jabon yang besar dan produk perusahaan pada saat ini yang sudah dikenal luas, terpecaya kualitasnya,
dan harga yang murah perusahaan diperkirakan tidak akan menemukan kesulitan dalam merambah target pasar konsumen yang baru.
4. Kekuatan Tawar Menawar Pemasok
Bagi CV. Karya Barokah, keberadaan pemasok memiliki arti yang sangat penting terhadap keberlangsungan proses produksi karena bahan baku seperti
benih, bibit, pupuk, media tanam, dan pestisida di dapat dari pemasok. Oleh
karena itu, untuk menjaga kontinyuitas persediaan bahan baku, CV. Karya Barokah tidak hanya bergantung atau terikat dengan satu pemasok saja.
Perusahaan memiliki beberapa pemasok untuk masing-masing bahan baku. Perusahaan tidak akan mengalami biaya peralihan yang tinggi jika berganti
pemasok, karena perusahaan memiliki pilihan yang beragam untuk mendapatkan bahan baku yang memenuhi standar baik dari segi harga, kualitas, maupun
kuantitas. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pemasok terhadap CV. Karya Barokah tidak terlalu kuat, karena CV.
Karya Barokah tidak terlalu sulit untuk berganti dari satu pemasok ke pemasok lain.
5. Persaingan Antar Perusahaan industri
Harga, mutu, kemudahan akses terhadap sumber daya yang ada, serta keunggulan komparatif yang dimiliki adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
daya saing suatu produk yang dihasilkan perusahaan. Mengetahui pesaing dalam memasarkan produk sangatlah dianjurkan, karena dengan mengetahui pesaing
dapat menilai posisi bersaing dan meningkatkan kesempatan CV. Karya Barokah untuk menyusun strategi dan mengoptimalkan peluang yang ada. Dalam hal ini,
pesaing CV. Karya Barokah adalah perusahaan persemaian yang menawarkan variasi dan jenis tanaman pohon yang sama bahkan lebih beragam dari CV. Karya
Barokah. Perkembangan bisnis persemaian tanaman di daerah Bogor dan sekitarnya beberapa tahun terakhir ini semakin meningkat. Oleh karena itu, untuk
menghadapi persaingan dalam lingkungan industri persemaian yang semakin kompetitif, maka CV. Karya Barokah harus dapat memperlihatkan keunggulan
produk dan kualitas pelayanan dibandingkan dengan pesaing, seperti teknik pengemasan untuk pengiriman bibit ke luar kota dan pulau yang tahan untuk tiga
sampai empat hari dan tingkat kerusakan bibit hingga di tangan konsumen di bawah lima persen dari total jumlah pengiriman.
4.3.3 Identifikasi Peluang dan Ancaman
Berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan terhadap lingkungan eksternal CV. Karya Barokah, maka dapat diidentifikasi faktor-faktor
peluang dan ancaman eksternal yang berpengaruh terhadap keberhasilan CV.
Karya Barokah dalam menjalankan usahanya seperti yang terdapat pada Tabel 21 berikut.
Tabel 21. Hasil analisis lingkungan eksternal
Faktor Peluang
Ancaman
Lingkungan jauh Remote environment
1.Perkembangan teknologi untuk produksi
2.Meningkatnya daerah yang membutuhkan
penghijauan 3.Tersedianya fasilitas KUR
1.Meningkatnya Inflasi 2.Cuaca yang tidak menentu
Lingkungan Industri Industrial Enviroment
4. Kekuatan tawar-menawar perusahaan terhadap
pilihan pemasok yang banyak
3.Pendatang baru dengan konsep usaha yang sama
4. Kekuatan tawar menawar pembeli untuk memilih
dalam ketatnya persaingan penawaran indsutri
Peluang yang dimiliki oleh CV. Karya Barokah yaitu : 1.
Perkembangan teknologi untuk produksi Salah satu kemajuan teknologi dalam industri tanaman di bidang produksi
adalah memperbanyak tanaman dengan teknik kultur jaringan. Teknik ini dapat menghasilkan tanaman dengan kualitas unggul dan terjaga nilai estetikanya,
mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, serta memiliki kecepatan tumbuh yang
lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan secara konvensional. 2.
Meningkatnya daerah yang membutuhkan penghijauan Meningkatknya gaya hidup yang berkembang di masyarakat seperti Go Green
yang peduli akan mengembalikan dan memulihkan kelestarian hutan yang telah banyak rusak dan hilang. Hal itu saat ini menjadi hal yang positif bagi
perkembangan industri tanaman perhutani karena semakin banyak kalangan masyarakat yang menginginkan suasana alam pepohonan yang menyegarkan
berada di sekitar lingkungan mereka yang selama ini telah padat oleh bangunan dan polusi udara.
3. Tersedianya fasilitas KUR
Kredit Usaha Rakyat KUR merupakan produk dari salah satu bank pemerintah yang menjadi solusi bagi para pengusaha di industri persemaian
tanaman Jabon skala UMKM yang membutuhkan dana sebagai modal untuk memulai usaha ataupun untuk mengembangkan usahanya.
4. Kekuatan tawar-menawar terhadap pemasok
Perusahaan memiliki beberapa pemasok untuk masing-masing bahan baku. Perusahaan tidak akan mengalami biaya peralihan yang tinggi jika berganti
pemasok, karena perusahaan memiliki pilihan yang beragam untuk mendapatkan bahan baku yang memenuhi standar baik dari segi harga,
kualitas, maupun kuantitas. Selain terdapat peluang yang besar CV. Karya Barokah, juga menghadapi
ancaman dari luar perusahaan yang dapat menghambat perkembangan produk persemaian pohon Jabon. Ancaman yang di hadapi CV. Karya Barokah adalah :
1. Meningkatnya inflasi
Inflasi pasti terjadi setiap tahunnya yang menyebabkan harga-harga barang terutama kebutuhan pokok naik dan menurunkan daya beli masyarakat. Hal
ini akan berpengaruh terhadap meningkatnya biaya produksi dan petani-petani mitra CV. Karya Barokah yang dominan golongan ekonomi menengah ke
bawah untuk menaikkan harga produk pasokannya. 2.
Cuaca yang tidak menentu Perubahan cuaca yang tidak menentu berdampak pada suhu yang menjadi cepat
berubah. Hal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan benih dan bibit tanaman Jabon yang kurang optimal dan mudahnya tanaman terkena penyakit
atau terserang hama. 3.
Pendatang baru dengan konsep usaha yang sama Industri persemaian tanaman Jabon merupakan salah satu industri dengan
intensitas persaingan yang cenderung meningkat. Hal ini dikarenakan banyaknya pendatang baru dalam industri persemaian tanaman Jabon masuk
dengan skala ekonomis yang beragam namun secara fisik menghasilkan produk yang hampir serupa dengan harga yang tidak jauh berbeda.
4. Kekuatan tawar menawar terhadap pembeli
Kekuatan tawar menawar pembeli menjadi cukup kuat disebabkan semakin berkembangnya perusahaan persemaian tanaman Jabon di Bogor dan
sekitarnya. Setiap perusahaan menawarkan variasi tanaman pohon dengan
kualitas yang baik dan harga murah menyebabkan konsumen menjadi memiliki alternatif pilihan yang beragam dan dapat memillih produk dengan kualitas
yang baik serta dengan harga yang relatif murah.
4. 4. Formulasi Alternatif Strategi
Setelah mengidentifikasi kekuatan, kelemahan, ancaman dan peluang, selanjutnya dilakukan perumusan strategi. Perumusan strategi meliputi tiga
tahapan, yaitu tahap masukan, tahap pencocokan, dan tahap pengambilan keputusan.
4.4.1 Tahap Masukan
Tahap masukan yaitu tahap untuk memasukkan hasil analisis dan identifikasi terhadap kondisi lingkungan internal dan eksternal perusahaan. Hasil
analisis dan identifikasi kondisi lingkungan internal yaitu kekuatan dan kelemahan akan disusun ke dalam matriks IFE. Sedangkan hasil analisis dan identifikasi
kondisi internal dan eksternal, yaitu peluang dan ancaman akan disusun ke dalam matriks EFE.
1. Analisis Matriks IFE
Matriks IFE menggambarkan dan mengetahui peran kondisi internal perusahaan yang terdiri dari kekuatan dan kelemahan yang dihitung dengan rating dan bobot
pada Tabel 22. Pembobotan yang dilakukan terhadap variabel kekuatan dan kelemahan dilakukan dengan metode pembobotan berpasangan paired
comparison, yang dapat dilihat pada Lampiran 5. Penetapan rating dilakukan dengan mengacu pada kemampuan perusahaan dalam merespon berbagai variabel
internal. Untuk hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 6 dan 7. Analisis lingkungan internal menghasilkan lima kekuatan dan lima kelemahan.
Kelima kekuatan ini diantaranya modal sendiri dan kestabilan keuangan, memiliki jaringan pasar yang luas, kualitas produk yang baik, kelompok mitra petani yang
banyak, dan memiliki loyalitas karyawan yang tinggi. Lima hal yang menjadi kelemahan internal CV. Karya Barokah antara lain masih
adanya rangkap jabatan dalam struktur organisasi, promosi yang kurang efektif dan optimal, lokasi display produk yang kurang kurang strategis, lahan produksi
yang sempit, dan belum menggunakan SIM yang baik.
Hasil perhitungan matriks IFE menunjukkan total nilai faktor strategis sebagai kekuatan sebesar 1,984 sedangkan total nilai faktor sebagai kelemahan sebesar
0,661. Hal ini berarti CV. Karya Barokah memiliki faktor kekuatan yang lebih besar daripada faktor kelemahannya. Total nilai matriks IFE adalah sebesar 2,645
menunjukkan bahwa CV. Karya Barokah berada dalam posisi rata-rata dengan posisi internal kekuatan dapat mengatasi kelemahan yang dimiliki. Uraian faktor
strategis internal beserta nilai masing-masing faktor yang terdapat pada Tabel 22
berikut. Tabel 22. Hasil analisis matriks IFE
Faktor Penentu Bobot
Rating Nilai
a b
axb Kekuatan
Modal sendiri dan kestabilan keuangan A 0,115
3,67 0,421
Memiliki jaringan pasar yang luas B 0,120
4,00 0,481
Kualitas produk yang baik C 0,128
3,33 0,426
Memiliki kelompok mitra petani yang banyak D 0,106
3,00 0,317
Memiliki loyalitas karyawan yang tinggi E 0,113
3,00 0,339
Total 1,984
Kelemahan
Masih ada rangkap jabatan dalam struktur organisasi F 0,078
2,000 0,156
Promosi yang kurang efektif dan optimal G 0,089
1,333 0,119
Lokasi display produk yang kurang strategis H 0,081
1,667 0,136
Lahan produksi yang sempit I 0,098
1,333 0,131
Belum menggunakan SIM yang baik J 0,072
1,667 0,120
Total 0,661
Total Matriks IFE 2,645
Analisis matriks IFE menunjukkan faktor strategis internal yang menjadi kekuatan utama bagi CV. Karya Barokah adalah memiliki jaringan pasar yang
luas dengan nilai skor sebesar 0,481. Hal ini dapat dilihat dari pelanggan yang senantiasa dipasok oleh perusahaan yang tersebar di beberapa daerah seperti Jawa
Timur, Sumatera, Kalimantan, Jakarta, dan Jawa Barat. Kualitas produk yang baik dengan nilai skor 0,426 menduduki posisi ke dua dan yang terakhir adalah modal
sendiri dan kestabilan keuangan dengan nilai skor 0,421. Sedangkan faktor yang menjadi kelemahan utama CV. Karya Barokah
adalah promosi yang kurang efektif dan optimal dengan nilai skor 0,119. Hal ini dikarenakan kegiatan promosi yang dilakukan CV. karya Barokah baru hanya
sebatas pengiklanan melalui situs homepage resmi perusahaan dan penyebaran
informasi dari mulut ke mulut para pelanggan. Belum menggunakan SIM yang baik dengan nilai skor 0,120 berada di peringkat ke dua. Kelemahan selanjutnya
adalah lahan produksi yang sempit dengan nilai skor 0,131 berada pada peringkat ke tiga. Lalu kelemahan yang ke empat yaitu masih adanya rangkap jabatan dalam
struktur organisasi dengan nilai skor 0,156. Total nilai untuk perhitungan matriks IFE adalah 2,645 2,5 yang
menunjukkan bahwa CV. Karya Barokah secara internal berada di posisi yang baik karena berada di atas nilai rata-rata matriks IFE 2,5.
2. Analisis Matriks EFE
Matriks EFE digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari faktor-faktor eksternal perusahaan, yaitu peluang dan ancaman yang dihadapi
perusahaan. Langkah-langkah dalam penyusunan matriks EFE hampir sama dengan penyusunan matriks IFE. Namun pada matriks EFE, faktor-faktor strategis
yang digunakan adalah peluang dan ancaman yang dihitung dengan rating dan bobot pada Tabel 23.
Analisis lingkungan eksternal menghasilkan empat peluang dan empat ancaman. Keempat peluang ini diantaranya perkembangan teknologi untuk
produksi, meningkatnya daerah yang membutuhkan penghijauan, tersedianya fasilitas KUR, kekuatan tawar menawar terhadap pemasok. Terdapat empat
ancaman yang dihadapi CV. Karya Barokah dari hasil analisis lingkungan eksternal. Ancaman tersebut diantaranya meningkatnya inflasi, cuaca yang tidak
menentu, pendatang baru dengan konsep usaha yang sama, kekuatan tawar menawar terhadap pembeli.
Kondisi eksternal yang dihadapi CV. Karya Barokah digambarkan dengan nilai hasil matriks EFE. Total rataan untuk faktor eksternal yang menjadi peluang
adalah sebesar 1,632 sedangkan total rataan untuk ancamannya sebesar 0,801. Hasil perhitungan ini menunjukkan bahwa CV. Karya Barokah memiliki faktor
peluang yang lebih besar daripada ancaman, sehingga diperlukan strategi untuk memanfaatkan peluang ini. Total nilai matriks EFE untuk CV. Karya Barokah
adalah 2,433 hal ini berarti CV. Karya Barokah menunjukkan respon cukup baik