Pengendalian mutu terhadap rataan berat tuna

pemotongan dan pembuatan fillet loin akan mempengaruhi nilai rendemen yang akan dihasilkan. Ketelitian dan keakuratan dari timbangan yaitu selalu dilakukan pengkalibrasian sehingga dapat mencegah penipuan ekonomi bagi pelanggan. Plastik yang digunakan adalah plastik bubble yang memiliki ukuran yang sesuai dengan panjang tuna loin dan penggunaan plastik ini bertujuan untuk mencegah kerusakan fisik agar estetika dari bentuk tuna loin. Inspeksi kedua yaitu produk yang dihasilkan harus sesuai dengan yang diinginkan oleh pembeli. Produk tuna loin yang telah memenuhi kriteria yang diminta pembeli harus segera dikirimkan. Tuna loin ini diekspor ke Amerika, akan tetapi jika produk tuna loin itu tidak memenuhi komoditas ekspor, maka produk tuna loin tersebut dijadikan komoditas untuk lokal. 2 Measure pengukuran Measure pengukuran yang dikaji adalah pada kinerja proses yang dipilih untuk mengendalikan, mengevaluasi serta mengadakan perbaikan saat ini agar dapat mencapai suatu targetan yang ditetapkan serta mengumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk analisis. Hasil pengukuran dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik Statistical Process Control SPC, yang meliputi peta kendali control chart beserta analisis kapabilitas proses Gasperz 2001. Hasil pengukuran untuk pengendalian mutu proses produksi tuna loin dilakukan pada rataan berat tuna segar, rataan berat tuna loin, serta rataan rendemen yang dihasilkan.

4.3.1 Pengendalian mutu terhadap rataan berat tuna

Proses produksi tuna loin tentunya sangat dipengaruhi oleh berat dari tuna utuh, semakin besar ukuran atau berat dari ikan tuna utuh maka semakin besar pula berat tuna loin yang dihasilkan dalam produksi tuna loin. Di tempat transit ikan tentunya sudah ada cheeker yang senantiasa memeriksa keadaan ikan dan mencatat hasil dari timbangan berat tuna utuh. Produksi tuna loin dilakukan sesuai dengan permintaan dari pelanggan. Tuna loin yang digunakan adalah ikan tuna dari grade C, karena grade A dan B langsung di ekspor ke Jepang untuk sashimi. Hasil analisis pengendalian mutu tuna dapat ditunjukkan pada Gambar 22. 0,05 0,04 0,03 0,02 0,01 0,00 X 16,00 29,08 28 25 22 19 16 13 10 7 4 1 60 50 40 30 20 10 Observation b e r a t r a t a a n t u n a u t u h _ X=29,08 UCL=55,27 LCL=2,89 Peta kendali berat rataan tuna utuh Gambar 22 Diagram kendali rataan berat tuna utuh. Berdasarkan peta distribusi menunjukkan bahwa nilai lower spesific limit LSL dari perusahaan X sebesar 16,00 kg, sedangkan peta kendali menunjukkan berat rataan tuna utuh pada bulan Maret sampai bulan April 2011, didapatkan nilai rataan berat tuna yang digunakan untuk produksi loin 29,08 kg dan nilai batas kontrol atas UCL 55,27 kg UCL dan nilai batas kontrol bawah LCL 16,00 kg. Semua data berada diantara kedua batas kendali UCL dan LCL, oleh karena itu proses ini berada dalam keadaan terkendali Montgomery 1990. Grafik pengendalian diatas berarti menunjukkan bahwa penerimaan bahan baku berada di dalam kendali penetapan rataan bahan baku yang diterima. Untuk mengetahui kemampuan proses dilakukan pengukuran terhadap indeks kapabilitas proses. Hasil pengukuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil perhitungan rataan tuna utuh dari bulan Maret sampai bulan April 2011. No Statistika Nilai 1 jumlah data 30 2 rataan proses 29,08 3 standar deviasi 8,73 4 nilai minimum 19,17 5 nilai maksimum 48,70 6 Lower spesific limit LSL 16,00 7 standar deviasi maksimum proses Smaks 4,37 8 Upper control limit UCL 55,27 9 Lower control limit LCL 2,89 10 Kapabilitas proses Cpm 1,00 11 Defect per million opportunities DPMO 68100 12 Sigma 2,99 Berdasarkan hasil perhitungan statistik dari rataan berat tuna diatas menunjukkan bahwa berat rataan tuna utuh yang diterima 29,08 dan berat maksimum tuna yang diterima 48,70 kg, sedangkan berat minimum yang diterima 19,17 kg. Standar deviasi proses 8,73 dan nilai standar deviasi maksimal 4,37. Hasil penelitian ini identik dengan Putri 2011 dimana nilai standar deviasi proses melebihi nilai batas toleransi standar deviasi maksimum proses Smaks sebesar 4,37. Artinya variasi berat tuna yang diterima telah melewati batas antara rataan dengan batas spesifikasi minimal nilai standar berat penerimaan tuna. Nilai kapabilitas proses penerimaan tuna di perusahaan X adalah 1,00 1 ≤ C pm ≥ 1,99 pada tingkat sigma ±3 yaitu tepatnya berada pada tingkat sigma 3,00 sehingga didapat nilai DPMO defect per million opportunities atau peluang kegagalan per satu juta kali kesempatan 68100 yang artinya bahwa setiap satu juta kali produksi diperkirakan terdapat 68100 kemungkinan bahwa rataan berat tuna yang diterima tidak mampu memenuhi berat rataan spesifikasi bawah yaitu 16,00 kg. Nilai kapabilitas proses tersebut menunjukkan bahwa keadaan proses penerimaan bahan baku tuna pada perusahaan tersebut berada dalam keadaan tidak mampu sampai dengan cukup mampu untuk menghasilkan berat tuna sesuai dengan kebutuhan dan ekspektasi perusahaan.

4.3.2 Pengendalian mutu terhadap berat rataan tuna loin