Penentuan Suhu dan Waktu Koagulasi serta Jumlah Pengadukan Penentuan Tekanan Pres

29 perhitungan maka dipilih jumlah whey sebanyak 20 vv dari susu kedelai untuk pembuatan curd pada tahap berikutnya. Tabel 7 . Trial jumlah whey tahu yang ditambahkan sebagai koagulan Jumlah whey yang ditambahkan vv susu kedelai Penggumpalan Keterangan 5 - whey keruh 10 - whey keruh 15 + curd tidak sempurnaa 20 + curd halus optimal 30 + curd kasar 40 + curd sangat kasar 50 + curd sangat kasar Ket : - tidak terjadi penggumpalan + terjadi penggumpalan Blazek 2008 juga menyebutkan bahwa kurangnya jumlah koagulan yang digunakan untuk koagulasi akan menyebabkan pengendapan protein menjadi tidak sempurna serta menyulitkan pemisahan whey pres dan curd. Sebaliknya, kelebihan jumlah koagulan akan membuat tekstur curd kedelai menjadi keras dan mengurangi palatabilitas. Oleh karena itu, penentuan banyaknya whey biang tahu yang harus ditambahkan perlu dilakukan untuk menghasilkan tahu dengan mutu yang baik. .

4.1.5 Penentuan Suhu dan Waktu Koagulasi serta Jumlah Pengadukan

Suhu koagulasi protein kedelai ditentukan melalui evaluasi proses koagulasi pada suhu 60 o C, 70 o C, dan 80 o C, dengan penambahan whey biang tahu sebanyak 20 vv dari susu kedelai. Pada perlakuan suhu koagulasi terendah, yaitu 60 o C, proses koagulasi dapat berlangsung walaupun lambat, sebaliknya pada perlakuan suhu koagulasi tertinggi, yaitu 80 o C, proses koagulasi berlangsung sangat cepat. Pada suhu 70 o C, koagulasi juga berlangsung cepat dan dihasilkan koagulat yang secara visual sama dengan koagulat yang dihasilkan proses koagulasi pada suhu 80 o C. Dengan pertimbangan agar terlihat pengaruh yang nyata dari suhu terhadap proses koagulasi serta tekstur curd yang dihasilkan maka dipilih suhu koagulasi 60 o C dan 80 o C. Namun, agar hasil lebih seragam dan pertimbangan alat yang digunakan kompor, maka ditentukan suhu awal proses koagulasi 63 o C dan 83 o C. Waktu koagulasi ditentukan melalui pengamatan terhadap waktu yang dibutuhkan untuk mengkoagulasi seluruh protein menggunakan koagulan whey biang tahu sebanyak 20 vv dari susu kedelai. Indikator selesainya waktu koagulasi dilihat dari terpisahnya bagian curd dengan bagian whey pres dan warna whey pres menjadi transparan. Waktu koagulasi 10 menit dipilih karena waktu tersebut mampu mengkoagulasi protein susu kedelai sampai indikator selesainya koagulasi tercapai. Jumlah pengadukan mempengaruhi kualitas curd yang terbentuk. Oleh karena itu, perlu ditetapkan jumlah pengadukan yang dilakukan setelah penambahan koagulan. Pada penelitian ini, sodet kayu digunakan dalam proses pengadukan. Pengadukan ditentukan sebanyak 5 kali dengan kecepatan ± 1 putarandetik.

4.1.6 Penentuan Tekanan Pres

Pengepresan dilakukan dalam alat pencetak dari kayu yang didesain mirip alat pencetak yang ada di pabrik ‘Diazara Tresna’ dan beban penekan berupa botol berisi air. Alat ini berukuran 10x10 30 a b cm 2 dan berlubang-lubang kecil sebagai tempat keluarnya whey pres. Tekanan penekan curd ditentukan sebesar 4.71gcm 2 selama 30 menit. Nilai ini ditentukan berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Fahmi 2010 pada tahun 2009 di pabrik tahu ‘Diazara Tresna’. Penekanan sebesar 4.71 gcm 2 selama 30 menit dipilih karena pertimbangan kesamaan desain alat penekan curd dengan penekan curd dimiliki oleh pabrik tahu ‘Diazara Tresna’ Fahmi, 2010. Alat pencetak tahu yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 13. Gambar 13 . Alat pencetak tahu skala laboratorium a yang dibuat mirip alat pencetak tahu di pabrik ‘Diazara Tresna’ b

4.2 TAHAP PENELITIAN UTAMA